Ternyata Ada Cinta
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Hai BESTie-BESTie-ku 🫰
Apa kabar? Smg sehat ya...
Makasih yang udah follow dan favorite-in karyaku🙏
Aku coba nulis Novel kedua, lanjutan dari Novel pertama : "Istri Pilihan Mama"
Novel kedua ini sengaja kutulis untuk memenuhi request an reader's, minta dilanjutin cerita anak-anak Laras Arga.
Gak tau, bisa bagus apa gak ya...
Soalnya aku gak kefikiran bikin novel yang masih berhubungan dengan Laras Arga, tp readers yang nyaranin bikin sequel keluarga Laras Arga.
Tulisan ini dadakan jadi inspirasi nya juga dadakan, sampe sekarang ide juga masih abu-abu, biar mengalir aja ya inspirasi nya... Klo gak suka boleh skip 🤗
*****
Zafira Mutia Wibawa
Fariz Erlangga
*****
Tiga tahun tak terasa berlalu dengan cepat, mama Laras, papa Arga serta oma Mayang masih disibukkan mengurus anak kembar yang semakin hari semakin pintar, lucu, gemuk dan putih.
Oma Mayang juga tetap rutin menginap di rumah anak dan menantu kesayangannya, wanita paruh baya itu ikut memantau tumbuh kembang kedua cucunya.
Tidak salah, jika kedua anak kembar tersebut menjadi lengket dengan sang nenek, naluri anak kembar itu telah terikat dengan oma Mayang, keduanya merasa nyaman dan tidak pernah menangis jika oma Mayang menggendong, memberi makan, mengajak main bahkan memandikan mereka.
Ikatan nenek dan cucu sangatlah kuat, sesuatu yang wajar, jika kedua anak kembar itu merasa nyaman bersama sang nenek dikarenakan hampir setiap hari oma Mayang berada di rumah mereka, berada di tengah-tengah kedua anak kembar itu, mengurus dan menyayangi keduanya dengan penuh cinta dan kasih sayang.
Hubungan mama Laras dan papa Arga pun semakin mesra dan harmonis, selama pernikahan tidak ada percekcokan apalagi pertengkaran besar dalam rumah tangga mereka.
Sang suami tidak pernah membuat ulah, apalagi sang istri, dari lahir memang bukan tipe wanita yang banyak ulah apalagi mau membuat ulah, sehingga sempurnalah kebahagiaan di rumah itu, dikelilingi dengan orang-orang baik dan saling menyayanginya.
Hari Sabtu, pukul 08:30.
"Sayang, apa hari ini kau ingin keluar? Kau pasti jenuh di rumah terus mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus anak-anak. Bagaimana kalau hari ini kita jalan-jalan ke Ancol bersama mama, Zafran dan Zafira?." tanya papa Arga di sela-sela sarapan.
Mama Laras menghentikan kunyahannya sejenak, menatap ke arah papa Arga.
"Mau sayang.., Mama juga ikut ya ma?," pinta wanita cantik itu mengalihkan pandangan ke arah oma Mayang, mengajak mama mertua supaya ikut bersuka ria di luar bersama keluarga kecilnya.
"Mama hari ini pulang ke rumah dulu sayang, kan Sabtu dan Minggu memang jadwal mama pulang ke rumah, karena hari ini dan besok sudah ada Arga yang membantumu menjaga cucu-cucu mama. Hari Senin, seperti biasa mama akan ke sini lagi," jawab oma Mayang menyeruput susu hangat khusus lansia.
"Oh iya, mama benar juga. Iya sudah tidak apa-apa kalau mama belum bisa ikut. Nanti sekalian saja kita antar mama ke rumah dulu, baru setelah itu kita ke Ancol," ujar mama Laras sambil kembali melanjutkan mengunyah sarapannya.
"Sudah, tidak perlu mengantar mama, mama kan ada sopir pribadi. Nanti pak Wito yang akan menjemput mama seperti biasa," tolak wanita paruh baya itu tersenyum menatap menantunya dengan tatapan lekat.
Oma Mayang bangga kepada mama Laras, ternyata memang tidak salah dia memilihkan mama Laras untuk menjadi istri papa Arga. Wanita paruh baya yang kini telah berusia 60 tahunan itu merasa tidak ada perubahan sikap sedikit pun dari sang menantu. Meski pun saat ini mama Laras telah menjadi istri dan menantu dari orang kaya, namun sikapnya tetap sederhana, apa adanya dan lembut terhadap suami, mertua, anak-anak bahkan ke semua pekerja di rumahnya.
Setelah selesai sarapan, mandi, oma Mayang pun langsung berjalan ke teras, dimana sang sopir telah dari tiga puluh menit yang lalu menunggunya.
Oma Mayang mencium pipi gembul Zafran yang tengah di gendong mama Laras. Menyusul mencium pipi kemerahan Zafira yang ada dalam gendongan papa Arga.
Kedua anak itu hanya tertawa memperlihatkan gigi yang sebagian masih belum tumbuh saat oma Mayang mencium pipi mereka. Kemudian sang oma yang berhati sangat baik itu segera masuk mobil.
"Oma, pulang dulu ya, jangan nakal," pesan wanita berambut putih itu melambaikan tangan dari dalam mobil.
"Hati-hati di jalan oma," pesan mama Laras memegang telapak tangan mungil Zafran kemudian melambaikannya ke arah oma Mayang yang ada di dalam mobil dan berlalu dari depan mereka.
"Sayang, kau sudah menghubungi Tina? Apa hari ini dia bisa ikut kita ke Ancol sekalian mengajak Fariz?," tanya papa Arga sembari berjalan masuk ke rumah yang diiringi mama Laras.
Keduanya duduk di sofa ruang tengah dengan memangku masing-masing satu anak di atas paha mereka.
"Sudah, tadi pas selesai sarapan, aku langsung menelpon Tina. Nanti Rico yang akan mengantarkan Tina dan Fariz ke sana," sahut mama Laras seraya memasangkan baju Zafran yang beberapa bagian kancingnya tidak terkancing.
"Rico dan Tina mau menjodohkan Zafira dengan Fariz, apa kau setuju sayang?," tanya papa Arga meminta pendapat istri cantiknya.
"Sejujurnya aku setuju sayang. Aku tahu persis Tina orang yang sangat baik dan Fariz juga pasti akan tumbuh menjadi anak yang baik seperti ibunya. Dan mas juga pasti sudah tahu, sebaik apa Tina padaku waktu hidupku masih susah dulu. Dia orang pertama yang menyelamatkan hidupku, menampungku di kontrakan tanpa pamrih. Meminjamkanku uang untuk membeli ponsel dan masih banyak lagi kebaikan-kebaikan Tina yang tidak bisa disebutkan satu persatu," tutur mama Laras mencoba mengingat kembali masa-masa dirinya hidup susah dulu, hanya mama Tina lah tempatnya mengadu dan menumpang hidup di kontrakan mama Tina untuk tinggal dan berteduh.
"Iya aku tahu, Tina sudah seperti kakakmu sendiri. Dan sebenarnya aku juga menyetujui perjodohan anak mereka dengan Zafira. Mudah-mudahan saja Fariz kelak bisa menjadi suami yang baik untuk anak kita," ucap papa Arga mengusap kepala Zafira yang sedang asyik memainkan boneka pink-nya.
"Aamiin, seperti papanya, sangat baik dan penyayang," ucap mama Laras melirik suami yang duduk di hadapannya.
"Aamiin," ucap papa Arga pula sambil tersenyum menatap lembut mama Laras.
"Tapi sayang.., bagaimana kalau Zafira tidak menyetujui perjodohan ini? Apa kita harus memaksanya?," sambung papa Arga kembali. Dia bertanya seperti itu karena belajar dari pengalamannya terdahulu, saat sang mama memaksanya menikahi mama Laras tanpa rasa cinta.
"Kita tidak perlu memaksanya. Cukup memberitahu Zafira jika kita telah menjodohkannya dengan Fariz. Dan kita harus terus menasehati dan mengarahkannya kalau kita memilihkan pasangan hidup yang baik dan tepat untuknya," sahut mama Laras membelai pipi Zafira yang ada di pangkuan papa Arga.
"Iya sayang, itu akan menjadi urusanmu untuk menasehati Zafira, karena kau Ibunya. Aku yakin kau bisa meluluhkan hati anakmu seperti dulu kau meluluhkan hatiku yang jahat, kejam dan seperti monster," ujar papa Arga tersenyum simpul menatap mama Laras dengan penuh cinta.
Mama Laras tersenyum membalas tatapan papa Arga.
"Kau dulu itu memang seperti monster sayang, monster bermata merah," ledek mama Laras lalu tertawa lebar.
Mendengar perkataan mama Laras, papa Arga pun tidak bisa menahan tawa, pria itu mengucek rambut mama Laras seraya menatap penuh cinta pada sang istri.
*****
Tiga belas tahun kemudian.
Kini, umur Zafran, Zafira dan Fariz telah menginjak 16 tahun.
Ketiganya kini telah duduk di bangku Sekolah Menengah Atas dan mereka menimba ilmu di sekolahan yang sama, hanya saja Fariz berbeda kelas dengan Zafran dan Zafira.
Ketiganya memiliki kecerdasan yang sama, Zafira selalu mendapat juara Pertama dan Zafran mendapat juara Kedua di kelas mereka, Fariz pun tidak kalah cerdasnya dengan kedua sahabatnya, dia selalu meraih juara Pertama di kelasnya.
Sejak kelas 1 Sekolah Menengah Pertama, sebenarnya Fariz sudah mulai mengagumi Zafira, semakin hari semakin besar rasa kagumnya kepada gadis anak orang kaya itu.
Zafira yang sama persis seperti mama Laras memiliki hati yang lembut, baik, cantik dan bertubuh tinggi semampai, membuat Fariz begitu mengagumi gadis cantik dan putih itu.
Banyak anak laki-laki satu sekolah atau dari sekolah lain yang menyukai bahkan tak segan-segan mengejar gadis rupawan itu namun sang gadis tidak pernah mengindahkan mereka.
Zafira hanya menyukai satu pria, Ronald, kakak kelas mereka. Pemain basket yang digilai banyak anak perempuan di sekolah mereka, seumuran Anak Menengah Atas, Ronald memiliki postur tubuh di atas rata-rata, dengan tinggi badan 180 cm.
Ronald sangat mengagumi Zafira yang terkenal dengan kecantikan serta kecerdasannya begitu pun sebaliknya. Zafira sangat bangga bisa berdekatan dengan pembasket tampan dan populer seperti Ronald, bahkan sudah satu bulan ini, mereka menjalin hubungan cinta monyet, hubungan yang hanya sekedar makan bersama, nonton bioskop dan keliling ke tempat-tempat wisata di kota Jakarta, namun itu sudah cukup membuat Zafira dan Ronald merasa senang melalui hari-hari mereka.
Sementara Fariz, hingga kini, setelah mereka duduk di kelas 2 Sekolah Menengah Atas, anak baru gede itu hanya berani diam membisu, menyimpan perasaan kagumnya kepada sang sahabat sekaligus anak dari sahabat mamanya itu.
Sebenarnya Fariz sudah tahu sejak lama, jika dirinya dan Zafira telah dijodohkan oleh kedua orang tua masing-masing, hanya saja perjodohan itu tidak terlalu dipaksakan, semua berjalan seperti air mengalir, dan semua keputusan diserahkan kepada Zafira dan Fariz, apakah akan menerima perjodohan ini atau tidak.
Baik mama Laras dan papa Arga, atau pun mama Tina dan papa Rico, sama sekali tidak memaksakan kehendak mereka agar anak-anak mereka menyetujui perjodohan ini. Ke empat orang tua tersebut menyerahkan segala keputusan kepada Zafira dan Fariz.
"Riz, ayo kita pulang!," Zafran merangkul sahabatnya dan berjalan ke parkir mobil saat mata pelajaran telah usai.
Fariz tidak terlalu mengacuhkan ajakan Zafran. Matanya sibuk berputar mencari sesuatu yang tidak terlihat di matanya.
"Kau mencari siapa?," Zafran menarik sebelah bibir, tersenyum menatap Fariz penuh selidik.
Fariz tidak menjawab, matanya masih berkeliling hingga kepalanya ikut berputar melihat ke belakang. Mengedarkan pandangan mencari sesuatu yang sejak tadi tidak ditemukan.
"Zafira mana Fran?," Fariz akhirnya bertanya setelah matanya lelah mencari sosok Zafira tetapi tidak menemukannya.
"Sudah kuduga, kau pasti mencari Zafira!," Zafran terkekeh menepuk bahu sahabatnya dengan keras.
"Riz, kau jangan berharap terlalu dalam pada adikku. Dia sudah punya kekasih. Kau ini tampan Riz, banyak yang menyukaimu. Kau cari saja gadis lain, seperti si Adel, Tria, Cella, dan masih banyak lagi. Kau pilih salah satu dari mereka, daripada kau terus memendam rasa pada Zafira. Pasti sakit rasanya!," Zafran mencoba menasehati dan membuka fikiran sang sahabat, Zafran tidak tega melihat Fariz yang setiap hari hanya berharap Zafira melihatnya.
Zafran tahu persis parasaan dan seluruh isi hati Fariz terhadap Zafira, karena mereka telah bersahabat sejak kecil, dan Zafran telah berpuluh kali menasehati Fariz agar melupakan adiknya namun pria tampan beralis tebal itu tidak pernah menggubris nasehat Zafran. Fariz tetap tidak menyerah. Terus berharap Zafira akan memalingkan mata untuk melihatnya.
...*******...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Nita
novel pertama kak rara udah tamat aku baca lanjut novel kedua💕
2024-06-10
1
Inooy
klo d novel2 yg pernah aq baca, biasa nya klo ad sekuel nya cerita nya tau2 udh pda dewasa anak2 nya..d novel karya Ka Rara berbeda, d kasih dlu sediki cerita anak2 nya yg masih bayi..baru lanjut k usia remaja, jd qta berasa masih dlm cerita sebelum nya..
Ka Rara emg top deeeh 👍👍
2024-06-07
2
Inooy
ga nyesel y Ma ngejodohin Mas Arga ma Laras, walaupun Laras bkn dr kluarga kaya...
aq jg g nyesel ikut2an ngehalu kaya Ka Rara gara2 Mas Arga 🤭
2024-06-07
1