Oleh-oleh Dari Suamiku
Keluarga Agapius, keluarga dari mana Darwys Agapius dilahirkanbadalah keluarga yang mempunyai kekayaan berlimpah. Ayah Darwys menginginkannya menikah dengan anak sahabatnya yaitu Grace Ola Amor. Merekapun menikah karena perjodohan bisnis keluarga. Darwys mengenal Grace sedari mereka kecil dan hubungan mereka sangat baik. Para kerabat keluarga pun menyukai kedekatan antara Darwys dan Grace. Mereka bilang bagai perangko dan amplop, tak terpisahkan. Membangun rumahtangga yang penuh kasih sayang meskipun hasil dari perjodohan, Darwys sangat mencintai Grace. Hingga sampai beberapa bulan lalu.Darwys membawa perempuan saat dia pulang dari pekerjaan proyek untuk membeli sebidang tanah di desa pinggir kota.
"Sarah ayo masuk, anggap rumah sendiri ya," Darwis mempersilahkan perempuan itu masuk kedalam istananya, kedalam perahu rumah tangganya.
"Tia tolong bantu Sarah membersihkan badan yah dan siapkan kamar serta kebutuhannya sebaik mungkin," Darwys menyuruh Tia asisten pribadi Grace.
"Maaf tuan saya asisten nyonya grace, saya akan lakukan jika nyonya yang menyuruh saya tuan," Tia membungkukkan punggungnya. Darwys mendengus nafas kesal,"Tia yang mempekerjakanmu adalah saya kenapa perlu persetujuan Grace! "Tia yang hanya asisten menunduk menurut tidak bisa menolak lagi akhirnya ia membawa Sarah ke kamar paling ujung di rumah dan dia melakukan apa yang diperintah tuannya.
Aisshh..kotor dan bau sekali badan perempuan ini, kenapa tuan mau membawa wanita seperti ini kerumah,tidak mungkin dia anggota keluarga Agapius ucap Tia dalam hati.
"Kamu siapa, dan kenapa kamu ikut pulang bersama tuan Darwys? " tanya Tia sembari menyisir rambut sarah setelah mandi. Memang dia tidak suka perempuan ini tapi karena perintah tuan dia harus lakukan.
"A-aku Sarah, gadis desa biasa mba. Waktu itu Tuan melihat Sarah sedang menjemur baju di rumah, terus mata kita saling bertemu. Sampai akhirnya Tuan menggunakan gubuk saya sebagai tempat persinggahan selama sebulan sepertinya tuan jatuh hati sama Sarah mba," ucap Sarah lembut.Sarah tak mengira dia akan dibawa ke istana sebesar ini, rumah ini benar-benar 100xlipat besar rumahnya di desa. Bahkan kamar yang di berikan Darwys untuk tidur setara dengan besar rumahnya.
Andai aku jadi nyonya disini
ucap lirih Sarah.Grace sampai dirumah pukul 16.30 , Dia tahu kalo suaminya sudah pulang tetapi belum tahu kalau suaminya membawa ole-oleh seorang gadis desa.
"Nyonya..nyonya sudah tahu belum soal tuan," Tia meraih tas branded dan jaket mantel majikannya itu."Tuan udah pulang? Saya sudah tau Tia."
"Iya sih nyah, tapi tuan pulang tidak sendiri nyah, Tuan BAWA GADIS," ucap Tia berbisik antusias dengan penekanan di akhir kalimat.Seketika langkah kaki Grace terhenti.
"Tia Kita lanjut cerita di kamar ya, ceritakan semunya. " Ucap Grace dengan nada tenang meski hatinya sakit.Selesai membersihkan diri, Grace duduk didepan meja rias nya.
"Jadi ceritakan apa yang terjadi hari ini Tia? " Tanya Grace." Itu loh nyah, Tuan tadi pulang bawa gadis desa, namanya Sarah. Saya dari awal tidak suka nyah. Masa masuk kerumah sambil nempel nempel lengan tuan so manja gitu. "
"Terus apa lagi Tia? " Tanya Grace masih tenang."Tuan menyuruh saya membantu membersihkan badan si gadis itu nyah, tapi tenang nyah saya sudah cuci tangan 1000x sebelum menyentuh Nyonya Grace. "Grace tertawa mendengar ucapan asistennya itu. "Memangnya Tuan kenal Sarah itu dimana Tia? " Tanya Sarah lagi."Saya tidak tahu nyah, sepertinya tuan asal ambil dari pinggir jalan. Memang sih cantik tapi tetap Nyonya yang tercantik di rumah ini" Ucap Tia membanggakan majikannya.
Darwys mengetuk pintu kamar Sarah untuk memastikan keadaannya. Sarah mempersilahlan masuk tanpa membukakan pintu. Terlihat Sarah terduduk lemah di tempat tidurnya. Sarah mabuk perjalanan karena belum terbiasa naik kuda besi roda empat."Sarah boleh aku duduk di sampingmu? " Darwys mendekat. Sarah mengangguk.
"Gimana keadaanmu, sudah enakan? Masih ada yang sakit? " Tanya darwis khawatir.
Belum sempat Sarah menjawab terdengar ketukan pintu, Siti asisten pelayan pribadi Grace datang mebawa kereta makanan.
"Tuan ini makanan yang Anda pesan. Saya langsung pamit ya tuan, nyonya sudah pulang." Siti asisten pelayan sudah tau siapa Sarah dari Tia, Siti pun tak menyukai Sarah.
"Tunggu Siti, kamu disini saja. Untuk sementara waktu sekarang kamu jadi asisten pribadi Sarah dulu ya. Cukupi kebutuhannya, kasian Sarah masih lemah. " Darwys sambil menyuapi Sarah dengan telaten.
"Tapi tuan, nyonya sudah pulang. Dan saya harus... " Belum sempat selesai Darwys menengok ke arah Siti dengan tatapan tajam." Iya tau siti, Nyonyamu sudah ada Tia. Saya hanya menyuruhmu untuk sementara sebelum saya menemukan asisten baru untuk Sarah! "
Siti yang hanya asisten dirumah itu akhirnya ikut mengalah sekarang ia hanya berdiri sembari mendengarkan percakapan antara tuannya dan Si gadis desa itu. Darwys menemani Sarah hingga tertidur.
Setelah Sarah tertidur Siti memohon diri meninggalkan majikan dan perempuan itu di kamar, Siti kembali ke tugas awalnya menjadi asisten pelayan Grace. Sesampai di kamar Grace Siti ikut nimbrung gosip bersama Tia.
"Maaf nyonya, saya baru datang. Tadi disuruh tuan jagain si Sarah. " Nada bicara Siti kesal.
" Ti gimana apa yang mereka lakukan dikamar? " Tanya Tia."Si Sarah itu so lemah, ih jijik sekali aku melihat aktingnya itu. Nyonya untung gak liat dia, so mesra sekali gadis itu ke tuan nyah," Badan Siti bergidik mengingat kemanjaan yang Sarah lakukan kepada tuannya.
"Sudah..sudah jangan asal bicara mungkin Sarah itu mamang lagi sakit Siti Tia. " Grace tersenyum oleh tingkah asistennya itu.
Dikamar Sarah sudah hampir sejam Darwys menemani Sarah tidur.
"Tuan.. " Sarah terbangun.
"Sarah kamu sudah bangun? "
"Sudah mendingan tuan. "
"Sarah kamu jangan manggil saya tuan, panggil saja Darwys atau panggil Mas seperti biasa yah kalau kamu merasa sungkan, tapi jangan tuan, itu hanya khusus para pekerja saja. " Darwys mengusap kepala Sarah.
"Baik mas. Mas, Sarah boleh tanya sesuatu? "
"Apa Sarah, tanyakan saja. "
" Tia dan Siti selalu berbicara nyonya nyonya. Dia itu siapa ya mas? Apakah ibunya mas Darwys? " Sarah penasaran berharap benar itu Ibunda Darwys yang mungkin saja akan jadi mertuanya esok.
" Oh itu, Dia Grace istriku. " Jawab Darwys jujur.
" Istri? Mas sudah punya istri? Kenapa tidak bilang dari awal mas? " Sarah melepas rangkulan tangannya.
" Tak apa Sarah kamu tenang saja. Grace tidak akan marah dia baik. Nanti makan malam ku kenalkan kamu kesemua orang yang ada di rumah ini ya."
Sesampai dirumah, Darwys sama sekali belum menemui istrinya. Grace sedang membaca buku di kamar pribadinya. Meski sudah berumah tangga mereka memiliki kamar masing masing. Tetapi ketika tidur mereka akan tidur di 1 kamar yang sama yaitu kamar utama.
Terdengar ketukan pintu
"sayang boleh aku masuk? "
"masuk pah"
"Kamu lagi ngapain? Kok dari tadi ga nyamperin aku, aku kangen perjalanan jauh tanpa kamu rasanya sepi? " Darwys memeluk Grace dari belakang.
"Aku dari tadi dikamar, aku denger dari Tia dan Siti kamu bawa perempuan jadi kehadiranku tidak dibutuhkan. Sengaja aku menunggumu dikamar pah. "
"Oh iya, dia Sarah aku bertemu dengannya waktu ngerjain proyek lapang. Nanti aku kenalin ke kamu yah pas kita makan malam. "
" Pah kenapa kamu bawa dia kesini apa alasan kamu bawa dia kesini? "
"Mmm nanti itu kita bicarakan setelah makan malam ya sayang. "
Meski Sarah perempuan desa dia mempunyai kulit yang putih dan mulus, tidak seperti wanita desa lainnya. Dengan badan mungil rambut panjang bergelombang, bibir pink merona, dan bola mata yang seperti boneka siapa yang tidak akan terpesona ketika melihat Sarah. Darwys jatuh cinta padanya saat pertama bertemu pandang. Sarah hidup sendiri di gubuknya maka dari itu Darwys berniat untuk membahagiakan gadis kesepian itu.
'Grace tidak akan marah kan jika aku membawa Sarah, ah lagian itu kan Rumahku kenapa aku harus bertanya Grace? ' pikirnya waktu itu saat memutuskan membawa Sarah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments