Episode3

Di kantor

Kaila mengerjakan berkas-berkas tersebut sambil di bantuin Via, tak lama kemudian proposalnya selesai, Kaila memberikan proposal itu sendiri ke tangan Asisten CEO tersebut.

waktunya pulang kerja.

Kaila pulang bersama Via dan mampir ke barr karena Via bekerja di bar sebagai pengantar minuman. Jadi Kaila ingin melihat pekerjaan paruh waktu yang Via kerjakan.

“ Kaila, di sini 'lah aku bekerja untuk mendapatkan uang tambahan” ujar Via sambil menunjuk ke arah barr itu.

“ Oo, jadi ini pekerjaan kamu ya?.” mengangguk.

Kaila berpikir kalau dirinya ingin bekerja di barr itu, karena menurutnya upah karyawan magang itu sangat kecil, hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari saja.

Tidak lama kemudian, Kaila pulang ke rumah orang tuanya. Maria Li sudah menunggu Kaila di depan pintu rumah, tapi Kaila mengabaikan Maria karena Kaila tidak mau mencari masalah dengan Maria, Kaila tahu jika dirinya membuat masalah dengan Maria, yang ada Hanna akan memarahi Kaila demi Maria Li.

“ Hei! dari mana saja kamu malam-malam begini baru pulang?! pasti kamu mencari pria hidung belang untuk mendapatkan uang tambahan. Kamu sengaja menggoda pria hidung belang untuk mencukupi kebutuhanmu. Benar tidak ucapanku?.” teriak Maria dengan sinis.

Kaila tidak merespon pertanyaan Maria li karena masih kesal dengan perlakuan Maria terhadapnya.

“ Kurang ajar! dasar anak tidak tahu diri, kamu tidak punya mata ya? maen nyelonong aja, masuk tanpa menjawab pertanyaanku terlebih dulu.” bentak Maria Li dengan nada kesal.

Merasa terganggu, Kaila menghentikan langkahnya dan menoleh.

“ Maria, bisa tidak kamu jangan terlalu sinis seperti itu padaku, karena bagaimana pun juga aku ini kakak kamu. Aku lebih tua darimu, jadi hargai aku dan bicaralah dengan sopan.” Kaila terlihat emosi tapi masih bisa menahannya.

“ Cihh! siapa yang menganggapmu kakak? aku tidak pernah sudi punya kakak sepertimu.”

Kaila terdiam, melihat perlakuan adiknya Kaila tidak bisa marah atau melaporkannya pada orang tuanya. Bagi kedua orang tuanya Maria adalah anak yang paling berharga, selalu menuruti permintaan Maria dan memanjakannya.

“ Dengar, aku cuma mau bilang, persiapkan dirimu dengan baik. Karena kamu akan menjadi pion berharga bagi keluargaku.” ucap Maria Li sambil menepuk punggung Kaila.

Lantas Maria pergi dengan bangga.

“ Apa yang di maksud dengan pion keluarga Li? apa yang akan di lakukan keluarga Li padaku?.” batin Kaila mulai cemas.

Kaila penasaran dengan ucapan Maria padanya, ia pergi menemui Maria untuk bertanya lebih jelas lagi.

“ Kaila, kamu sudah pulang?.” sapa Aji Li turun dari tangga.

“ Ayah, kau belum tidur? maaf jika aku pulang terlambat.” jawab Kaila sambil duduk di sofa.

“ Iya, tidak apa-apa, ayah mau bicara hal penting denganmu. Apa kamu tidak keberatan?.” tanya Aji Li mendekat.

“ Apa ini yang di maksud Maria, tidak biasanya ayah menginginkan aku berbicara dengannya.” batin Kaila curiga.

“ Iya, apa ada masalah ayah? kenapa ayah terlihat begitu cemas?.” tanya Kaila khawatir.

“ Tidak apa-apa nak, sebenarnya ayah hanya ingin menjodohkanmu dengan Adira Kusuma. Ayah tidak tahu apa kamu bersedia atau tidak. Tapi ayah hanya bisa berharap padamu dalam hal ini, agar perusahaan ayah berjalan dengan lancar ayah terpaksa menjodohkanmu dengan nya. Maafin ayah Kaila.” ucap Aji Li merasa bersalah.

“ Apa? ayah akan menjodohkanku dengan pria tua dan brengsek itu!.” batin Kaila terkejut.

“ Sudahlah, kenapa harus meminta persetujuan darinya, kita juga yang sudah membesarkannya. Sudah seharusnya dia membalas budi pada kita. Benar tidak Kaila?.” Hanna berjalan mendekat dan langsung bicara seperti itu agar Kaila mau jadi pion keluarga Li.

“ Istriku, kenapa kamu bicara seperti itu? Kaila dan Maria adalah anakku, jangan bandingkan mereka berdua ke depannya. Karena di mataku mereka sama-sama putriku.” bentak Aji Li.

Kaila sangat bingung harus berbuat apa agar dirinya bisa menolak permintaan ayahnya itu, tapi Kaila tidak bisa berbuat apa-apa karena Kaila sangat berhutang budi pada ayahnya yang sangat menyayanginya dengan tulus tanpa henti. Setelah di berpikir sejenak, Kaila menyetujui perjodohan tersebut. Kaila tidak ingin membuat ayahnya kecewa walau pun harus nengorbankan masa depannya yang sangat berharga itu.

“ Baiklah ayah, aku akan menikah dengan pria tua itu, ini semua aku lakukan demi dirimu, ayah yang selalu menyayangiku tanpa henti.” ucap Kaila tersenyum.

“ Hmm, terima kasih Kaila, kau memang anak yang berbakti, ayah berjanji padamu tidak akan pernah melupakan pengorbananmu ini.” terharu dan memeluk Kaila.

“ Tidak ayah, selama ini aku yang selalu menyusahkan keluarga Li, jadi ini saatnya aku untuk membalas budi pada keluarga Li.” ucap Kaila sambil tersenyum dan menahan kesedihannya itu.

Kaila pergi ke kamarnya, menangis tersedu-sedu di dalam toilet. Kaila mengambil kalung miliknya, memakainya dan melihat dirinya dari pantulan cermin.

“ Ibu, ayah. Apa kalian masih hidup? jika iya kenapa kalian meninggalkanku di panti. Bahkan sampai sekarang aku berumur 20 tahun tapi kalian tidak datang mencariku.” gumam Kaila bersedih.

Waktunya bekerja.

Kaila berangkat kerja pagi-pagi sekali karena banyak yang harus ia kerjakan di kantor.

“ Kaila, ini berkas-berkas yang harus kamu kerjakan sekarang, ingat, nanti jam satu siang semua berkas harus selesai dan berikan ke ruanganku.” ucap Asisten Divya dengan muka dingin.

“ Baik Asisten Divya, aku akan berusaha secepatnya menyelesaikan semua pekerjaan ini.” sahut Kaila.

“ Hng!.” bergumam.

Kaila segera mengerjakan berkas-berkas tersebut, dan semua nya selesai tepat waktu.

“ Akhirnya selesai juga.” dengan senang dan menguap karena kelelahan.

“ Haduh, di mana karyawan yang lain nya? kenapa sepi sekali?.” ucap Kaila sambil menengok ke sekeliling.

“ Astaga, aku lupa kalau ini sudah waktunya makan siang.” ucap Kaila sambil melihat jam dan menepuk keningnya.

“ Asisten Divya, ini semua berkas yang anda minta aku kerjakan, semuanya sudah selesai.” ucap Kaila sambil menyerahkan berkas tersebut.

“ Simpan saja di sana.” sahut Asisten Divya karna sibuk bekerja.

Kaila menyimpan berkasnya di atas meja dan meninggalkannya, Kaila pergi ke kantin untuk makan siang.

“ Kaila, sini. Ayo makan bareng.” ucap Via sambil melambaikan tangan.

“ Iya baiklah, terima kasih.” sahut Kaila sambil duduk dan tersenyum.

Kaila dan karyawan yang lainnya makan di kantin khusus karyawan.

waktunya pulang kerja.

Kaila pulang ke rumah karena ayahnya menyuruh Kaila untuk menghadiri pesta ulang tahun pak Adira Kusuma, dengan terpaksa Kaila menyetujui perkataan ayahnya dan pergi ke pesta tersebut.

Hanna dan Aji berjalan di ikuti Maria dan Kaila dari belakang, banyak paparazi memotret keluarga Li yang terlihat seperti keluarga yang harmonis dan bahagia itu.

BERSAMBUNG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!