Bukti

Terdengar suara Adzan subuh tanda seruan pada orang beragama Muslim untuk sholat. Rumah mereka yang tak terlalu jauh dari Masjid membuat suara Adzan itu terdengar jelas. Bela bangun dari tempat tidur putranya. Ia kemudian bersiap menuju mushola pribadi dalam rumahnya. Ia lalu menunaikan ibadah sholat subuh sendirian tanpa membangunkan suaminya.

Selesai Sholat, ia memanjatkan doa dengan berlinang air mata. Dulu mereka sering menunaikan sholat wajib bersama di mushola kecil rumahnya. Mereka sengaja membuat ruang kosong di rumahnya untuk di jadikan Mushola. Begitu indah bayangan di masalalu yang melintas sejenak di pelupuk matanya. Mengingat keromantisan dan keharmonisan hubungan mereka. Di sepanjang doa, air matanya terus bergulir entah sudah berapa banyak yang tertumpah.

Hatinya terasa lebih ringan setelah mengadu pada yang Kuasa. Ia kembali menuju kamar putranya. Ternyata Dio sudah bangun dan berguling-guling di kasurnya. Beruntung Bela mempunyai anak yang tidak cerewet walau sudah mulai aktif. Di gendongnya anak itu menyusuri anak tangga rumah besarnya menuju arah dapur. Diletakkannya Dio dalam high chair miliknya dengan beberapa snack khusus bayi untuk Dio agar ia tidak bosan menunggu sang mama menyiapkan sarapan untuk papanya.

Tepat jam 6 pagi Bani turun dari lantai duanya menuju suara kicauan sang putra. Bani menciumi putranya, terlihat sangat menyayangi buah hatinya. Bela melirik suaminya yang sedang asik bermain dengan sang putra. Ia terlihat rapi dengan pakaian kerjanya yang sudah disiapkan Bela. Ia masih sangat terlihat tampan, bahkan seperti lelaki lajang. Siapa yang tak tertarik dengan lelaki seperti Bani, mempunyai pekerjaan dengan jabatan tinggi pada sebuah perusahaan bahkan suaminya ini menjadi tangan kanan dari pimpinan terbesar di perusahaan tempat bani bekerja. Pastinya dengan gaji yang menggiurkan. Wanita mana yang tak mau dengannya batin Bela.

"Mas, sarapan dulu sebelum berangkat" Bela mendekati suaminya dan mencoba merapikan dasi di leher sang suami.

Bani hanya diam sambil sibuk memainkan ponselnya. Bela berusaha untuk tidak merusak mood masing-masing. Ia menampikkan semua perlakuan acuh Bani padanya. Ia berharap akan ada keajaiban. Lalu Bani meletakkan ponsel itu di atas meja dan mulai sarapan roti selai coklat dan susu hangat kesukaannya.

"Aku berangkat" Ucap Bani kemudian Bela mencium punggung tangan suaminya yang akan berangkat bekerja.

Tak lupa Bani selalu mencium putra kesayangannya. Lalu setelah itu ia pergi ke arah mobil.

"Mas.." panggil Bela menghentikan langkah Bani.

Lalu lelaki itu menoleh ke arah suara Bela yang memanggilnya.

"hmm.. Kenapa" tanyanya cuek.

Sangat terlihat jika suaminya terpaksa menatapnya.

"Tidak apa mas, hati-hati dijalan ya" Bela mengurungkan niatnya ingin mengingatkan bahwa kebiasaan mereka sejak dulu sebelum bepergian sudah terlupakan sang suami.

Kemudian Bani melanjutkan langkahnya dan masuk ke mobil yang sebenarnya milik Bela. Karena di beli atas nama Bela, dan setengah pembayaran memakai uang Papa Bela.

kemudian Bela masuk kembali kerumahnya dan ingin membersihkan meja makan namun ia terhenti ketika melihat sebuah ponsel diatas meja. Ternyata ponsel milik Bani tertinggal. Ia berniat untuk mengantarkan ke perusahaannya. Setelah beres-beres dan selelsai memberi makan pada putranya, Bela bersiap untuk memesan ojek online untuk mereka berangkat. Namun saat ingin memesan ojek online tiba-tiba ponsel milik suaminya bergetar. Terlihat notifikasi pesan masuk. Terlihat jelas nama pengirim di ponsel lelaki itu. Mata Bela melotot membaca nama pengirim pesan di ponsel suaminya.

"Seksi ku?" Tangannya mulai bergetar memegang ponsel itu.

Dio yang sedari tadi duduk di high chair memperhatikan mamanya yang mematung. Bela berusaha tenang walau isi kepalanya sudah kemana-mana.

Ia buka ponsel itu, Bela tahu kode pin ponsel suaminya itu lalu ia melihat isi ponsel Bani. Selama ini ia percaya dengan suaminya, sebab itu ia tak pernah membuka ponsel atau mencari tahu apapun tentang suaminya. Tapi ternyata ia salah, kepercayaannya digunakan suaminya untuk membodohi Bela.

Bela menangis ketika membaca isi semua pesan di ponsel suaminya. Bahkan ia juga melihat beberapa foto dan video tidak senonoh suaminya bersama wanita lain. Sungguh hancur hatinya.

Lalu dengan cepat ia mengirim beberapa foto dan video itu ke ponsel miliknya, entah mengapa ia merasa semua itu akan menajdi penting pada saatnya. Kemudian ia mengurungkan niatnya untuk mengantarkan ponsel milik suaminya. Tak berselang lama terdengar suara Bel rumah berbunyi. Ia buru-buru menghapus air matanya kemudian membuka pintu. Betapa terkejutnya ia melihat lelaki yang sedang berdiri di depan pintu rumahnya.

Terpopuler

Comments

Lisandria Zanetti

Lisandria Zanetti

sabar Bell...buang ke laut aja laki model Bani

2023-07-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!