Bab 4

Yoonjae sedang menunggu Airin sadar, sejak tadi dia tidak beranjak dari kursi di samping ranjang rawat Airin. Suasana UGD yang hiruk pikuk menambah pusing kepala Yoonjae, yang sudah pusing sejak tadi melihat Airin pingsan.

Yoonjae lalu mengurut pelan keningnya, berharap bisa mengusir rasa pusing itu walaupun sesaat. Yoonjae memejamkan matanya, dan terus memijat kening sendiri. Hingga suara Airin yang melenguh pelan, Yoonjae lalu reflek membuka matanya dan mendekat pada Airin.

"Kamu sudah sadar?" tanya Yoonjae yang jelas sekali sedang khawatir dari nada bicaranya.

Airin meringis merasakan perutnya yang masih terasa kaku, Airin menatap Yoonjae yang wajahnya pucat pasi sekarang. Airin mengangguk pelan, lalu kemudian mencoba untuk duduk. Yoonjae dengan cepat menahan Airin untuk bangun.

"Berbaring saja! Dokter bilang, kondisimu sedang tidak baik. Kau, demam dan dehidrasi. Apa, kau tidak menyadarinya?" tanya Yoonjae yang merasa heran kenapa dalam kondisi sakit Airin masih pergi bekerja.

Airin tersenyum tipis, entah kenapa mendengar pertanyaan Yoonjae justru membuat Airin ingin tertawa. Yoonjae mengerutkan keningnya bingung.

"Kenapa jadi tersenyum begitu? Ada yang salah dengan pertanyaanku?" tanya Yoonjae.

Airin melihat ke arah Yoonjae lagi, lalu menggelengkan kepalanya pelan.

"Ternyata anda cukup lucu juga, Yoonjae_ssi. Wajahmu yang dingin ini, tidak mencerminkan kalau ternyata kau cukup hangat dan perhatian," ucap Airin yang bisa merasakan kehangatan perhatian Yoonjae walaupun hanya hal sepele yang Yoonjae tanyakan padanya.

Yoonjae terdiam mendengar ucapan Airin, laki-laki itu hanya menatap Airin dengan wajah tidak bisa di artikan sekarang. Sejurus kemudian Airin memegang tangan Yoonjae pelan, hingga membuat Yoonjae terjingkat dan merasakan tangan Airin yang begitu dingin.

"Terima kasih sudah menjagaku disini, kau pasti sibuk. Kembalilah ke kantor! Aku, bisa sendirian di sini," ucap Airin yang merasa tidak enak pada Yoonjae.

Yoonjae diam saja, dia tidak menanggapi ucapan Airin. Saat ini dia hanya bisa menatap Airin, dan sedang menimbang-nimbang akan pergi atau tidak. Isi kepala dan hatinya sangat bertentangan sekarang ini.

Suara tirai bilik Airin yang dibuka secara tiba-tiba, membuyarkan lamunan Yoonjae dan sekaligus membuat Airin melihat ke arah orang yang baru saja masuk ke biliknya itu.

"Oh,,,anda sudah sadar," ucap suster yang datang.

Airin tersenyum dan menganggukkan kepalanya pelan. Yoonjae sendiri lalu berdiri dan melepas tangan Airin.

"Ada apa, Sus? Apakah hasil pemeriksaannya sudah keluar?" tanya Yoonjae kemudian.

"Iya, ini hasil pemeriksaannya. HB istri anda begitu rendah, lalu dia sepertinya kekurangan gizi. Apakah dia sedang mengidam?" tanya suster itu kemudian.

"Istri? Ngidam?" tanya Yoonjae bingung dan melihat ke arah Airin dengan wajah kikuk sekarang.

Airin sendiri yang awalnya juga terkejut, tersenyum malu-malu sekarang.

"Kami bukan suami istri, Sus. Kebetulan beliau ini yang membawa saya ke rumah sakit. Saya belum menikah," tukas Airin menyangkal pertanyaan Suster itu.

Suster itu terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Yoonjae sendiri masih menatap Airin yang begitu tenang menjelaskan hubungannya dengan Yoonjae.

"Maaf, saya salah menilai. Anda bisa pulang setelah infus ini habis, ini resep yang harus ditebus untuk vitamin anda."

Suster itu minta maaf dan menyodorkan secarik kertas pada Yoonjae. Dengan ragu-ragu Yoonjae menerima kertas itu, setelah menerangkan beberapa hal yang tidak boleh Airin lakukan dulu. Suster itu lalu pergi meninggalkan bilik rawat Airin.

"Kalau bukan suami istri, tapi kenapa laki-laki itu terlihat begitu khawatir tadi? Aneh."

Gumaman suster itu masih bisa Airin dan Yoonjae dengar, keduanya lalu saling menatap satu sama lain dan sama-sama tertawa kecil sekarang.

***

Yoonjae membuka pintu apartemennya dan kemudian terlihat terkejut.

"Hyung, tumben sekali ke sini?" tanya Yoonjae yang melihat Seo Jin ada di depan apartemennya.

Seo Jin sendiri tersenyum lalu kemudian melihat ke dalam apartemen Yoonjae.

"Apa kedatanganku mengganggumu? Kau, sedang ada tamu?" tanya Seo Jin yang mengira Yoonjae sedang ada tamu.

Yoonjae ikut melihat ke dalam apartemennya juga, kening Yoonjae mengkerut bingung.

"Kenapa jadi berpikir seperti itu, Hyung? Aku, sendirian di sini," ujar Yoonjae menanggapi.

Seo Jin kembali tersenyum lalu mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Boleh aku masuk?" tanya Seo Jin lagi.

"Ah,,,tentu saja, Hyung. Masuklah!" ujar Yoonjae yang kemudian mempersilahkan kakak laki-lakinya itu masuk.

Seo Jin sedang duduk di sofa, dan reflek menghidupkan televisi. Sedangkan Yoonjae datang menghampiri Seo Jin dengan membawa dua kaleng minuman ringan. Yoonjae meletakkan dua kaleng minuman itu di meja.

"Minumlah, Hyung! Maaf, tidak ada makanan di sini," ujar Yoonjae sedikit menyesal.

Seo Jin mengalihkan pandangannya ke arah Yoongki, lalu menghela napas dalam.

"Kau, ini seorang CEO. Apa tidak bisa menyewa pembantu untuk mengurusmu dan rumah ini?" tanya Seo Jin yang sedikit heran dengan sifat adiknya yang terlalu tertutup hingga selalu memilih hidup sendiri seperti ini.

Yoonjae melihat ke arah Seo Jin, bibirnya lalu menyunggingkan senyum tipis. Yoonjae lalu membuka satu kaleng minuman ringan, dan meneguknya pelan. Yoonjae menghela napas dalam, lalu menghapus sisa air yang menempel di ujung bibirnya.

"Kau, masih tetap saja cerewet ya, Hyung," ucap Yoonjae yang kemudian tertawa kecil.

"Ya! Aku, ini sedang bertanya bukan mencerewetimu. Lihatlah! Sudah waktunya makan malam, kau bilang tidak ada makanan di sini," ujar Seo Jin lagi sedikit kesal.

Yoonjae yang masih tertawa lalu berhenti, dia lalu tersenyum tipis dan meraih ponselnya yang ada di meja.

"Kalau, kau mengomel hanya karena tidak ada makanan. Aku, bisa memesankan makanan untukmu, Hyung. Jaman sekarang sudah tidak sesulit dulu. Kau, ingin makan apa?" tanya Yoonjae yang mulai menekan-nekan ponselnya mencari menu makan malamnya.

"Ck!" bukannya menjawab Seo Jin justru berdecak kesal.

Mendengar itu Yoonjae melirik kakaknya lagi, lalu kembali tertawa.

Di lain tempat, dengan mengendap-endap Airin masuk ke rumah Paman dan Bibinya. Lagi-lagi dia terlambat pulang, pekerjaannya di kantor cukup banyak hingga harus membuatnya lembur malam ini. Melihat semua ruangan sudah gelap, Airin mengurut dadanya pelan.

"Sepertinya Paman dan Bibi sudah tidur, syukurlah," gumam Airin bermonolog lalu kemudian berjalan menuju kamarnya.

Airin membuka pintu kamarnya pelan, lalu kemudian menghidupkan saklar lampu pelan. Wajah Airin berubah menegang saat melihat kedua orang yang sangat Airin takuti sedang ada di dalam kamarnya dan menatapnya dengan wajah marah sekarang.

"Dari mana saja, kau?" tanya Paman Airin setengah membentak.

"Ke,,,kerja, Paman," sahut Airin terbata-bata.

"Kerja? Jam segini baru pulang? Kerja apa, kau? Jual diri?" tanya Bibi Airin dengan suara mengejek.

"Bibi, kenapa bicara seperti itu? Aku, baru saja pulang dari kantor. Tidak jual diri," jawab Airin dengan suara bergetar.

Walaupun sudah sering mendapat perlakuan buruk dari Paman dan Bibinya, tetap saja kata-kata Bibinya sekarang sudah keterlaluan.

"Lalu, mana uang sewamu bulan ini? Kenapa belum memberikannya padaku? Kau, tidak lupa bukan?" timpal Paman Airin kembali mengeluarkan suaranya.

"Besok, Paman aku belum menerima gaji. Aku, tidak akan lupa," ujar Airin lagi.

"Baguslah kalau, kau tidak lupa kewajibanmu itu. Ayo, Yeobo kita keluar dari sini!" ajak Bibi Airin yang kemudian menggandeng tangan Paman Airin.

Airin menggeser dirinya dari depan pintu, setelah Paman dan Bibinya keluar dari kamarnya. Airin menutup pintu kamar pelan, Airin lalu menghela napas lega dan mengurut dadanya. Sejurus kemudian Airin mengusap wajahnya pelan, dan menatap lurus ke depan. Pikirannya sedang di penuhi bagaimana caranya memberikan uang sewa bulan ini, dia bukannya belum menerima gaji. Hanya saja gajinya itu sudah digunakan untuk biaya rumah sakit yang tidak murah kemarin saat terjadi kesalahan.

***

Airin sedang menunggu di ruang praktek Dokter Sujin sekarang, hari ini adalah hari tes apakah inseminasi berhasil atau tidak. Airin sangat gugup hingga berkali-kali meneguk air mineralnya, tidak lama Dokter Sujin datang dengan membawa beberapa barang untuk alat tes urin Airin.

"Kau, menunggu lama, Airin_ssi? Miane," ucap Dokter Sujin tidak enak lalu duduk di depan Airin sekarang.

Airin tersenyum lalu menggelengkan kepalanya pelan.

"Tidak apa-apa, Dok," sahutnya kemudian.

Dokter Sujin lalu tersenyum dan meletakkan alat-alat yang dia bawa di atas meja. Mata Airin reflek menuju ke barang yang Dokter Sujin bawa. Sejurus kemudian Airin melihat ke arah Dokter Sujin lagi. Dokter muda dan cantik itu lalu tersenyum tipis.

"Sudah siap? Mari kita lakukan sekarang," ajak Dokter Sujin.

Walaupun terlihat ragu-ragu, Airin menganggukkan kepalanya mengiyakan ajakan Dokter Sujin.

"Kau, yakin tidak akan menceritakan kondisimu ini pada Airin? Sedikit banyak gadis itu berhak tahu, Yoonjae_ya," ucap Dokter Chan yang sekarang sedang duduk bersama Yoonjae di ruangannya dan menunggu kabar dari Dokter Sujin.

Yoonjae yang sedang menyeruput kopinya melihat ke arah Dokter Chan, lalu kemudian menggeleng pelan.

"Dia, tidak perlu tahu tentang kondisiku. Ini semua tidak ada hubungannya dengan Airin," ujar Yoonjae menanggapi.

"Tapi, bagaimana kalau inseminasinya berhasil dan dia hamil? Bukankah itu berarti dia mengandung anakmu, Yoon?" tanya Dokter Chan lagi.

Yoonjae terdiam mendengar pertanyaan Chanbin sekarang, ucapan sahabatnya itu tidak salah sama sekali. Memang benar kalau sampai inseminasinya berhasil. Maka Airin hamil anaknya, dan itu akan menjadi masalah baru untuknya dan Airin tentunya.

***

Terpopuler

Comments

❂Tsukuyomi✧[Hiatus]

❂Tsukuyomi✧[Hiatus]

iya , perhatian apalagi dengan anda

2023-10-13

0

Ichakim

Ichakim

Astagaa, Airin mending kamu serumah aja deh sama yoonjae

2023-10-12

0

Ichakim

Ichakim

Tapi memang enakan sendiri, aku risih ada orang asing dirumah. Meski rumahku keknya gak butuh pembantu 🤧

2023-10-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!