True Love

True Love

Bab 1

"Makan yang banyak, Yoon! Jarang-jarang kau pulang ke rumah," ucap Tuan Oh ayah Seo Jin dan Yoonjae.

"Benar kata Ayahmu, sudah lama kau tidak pulang. Makanlah! Ini kerang hijau yang baru saja datang saat Ibu membelinya tadi," ujar Nyonya Oh yang kemudian mendekatkan kerang hijau yang dia masak pada Yoonjae.

Yoonjae jarang berkunjung ke tempat orang tuanya. Bukan tanpa sebab Yoonjae seperti itu. Kedua orang tua Yoonjae bukan tidak menyayangi Yoonjae. Hanya saja Yoonjae selalu saja tersisih dibanding kakak laki-lakinya Seo Jin. Malam ini Yoonjae datang ke rumah kedua orang tuanya untuk menenangkan diri. Dia baru saja melakukan hal besar tanpa diketahui keluarganya. Bahkan penyakit yang Yoonjae derita saja keluarganya juga tidak tahu.

Sayangnya kedatangan Yoonjae ke rumah kedua orang tuanya nampaknya suatu kesalahan. Lagi-lagi kedua orang tua Yoonjae tidak tahu apapun tentang Yoonjae, sekecil apapun itu. Yoonjae sekarang sudah duduk di kursi meja makan. Sang ibu memang sudah memasak banyak jenis makanan, Yoonjae terlihat tersenyum memandangi semua makanan yang ada di meja makan.

***

Di rumah sakit seorang Dokter muda sedang panik dan berusaha memberikan pertolongan pertama pada Yoonjae.

"Kenapa, kau makan sesuatu yang tidak boleh kau makan, Yoon? Kalau seperti ini terus, kau bisa mati konyol!" omel Taeoh salah satu Dokter alergi yang selalu menangani Yoonjae ketika alerginya kambuh.

Yoonjae tersenyum tipis, walaupun sesudah tersenyum dia masih meringis sesekali karena, merasa perutnya masih sakit dan juga dadanya yang juga masih sesak.

"Ibuku memasak kerang hijau, Tae. Bagaimana mungkin aku tidak memakan makanan itu," tukas Yoonjae menanggapi.

"Apa? Kerang hijau? Kau, gila atau bagaimana? Kenapa di makan?" tanya Taeoh lagi yang kemudian memukul lengan Yoonjae cukup keras.

"Ya! Sakit," tukas Yoonjae bersungut-sungut.

"Apa keluargamu tidak tahu, kau alergi seafood? Tapi, bagaimana bisa? Bukankah kau itu anaknya juga?" tanya Taeoh lagi semakin bingung saja pada keluarga Yoonjae.

Yoonjae tersenyum miring, lalu kemudian menarik napas dalam.

"Mungkin, mereka lupa," tandas Yoonjae santai.

Taeoh tidak percaya mendengar jawaban dari Yoonjae, walaupun dengan santai. Tetap saja terdengar nada kecewa dari bibir Yoonjae kali ini. Taeoh terdiam dan menatap Yoonjae dengan iba, Yoonjae sendiri lalu melihat ke arah Taeoh lalu berdecak kesal.

"Kau, mau termenung diam seperti itu, atau mau mengobatiku?" tanya Yoonjae lagi.

Taeoh menggeleng-gelengkan kepalanya, mengembalikan dirinya untuk supaya fokus. Taeoh lalu mengambil suntikan yang sudah dia siapkan untuk Yoonjae.

"Aku, menyuntikmu sekarang, Yoon," ucap Taeoh setelah bisa menyadarkan dirinya sendiri untuk segera mengobati Yoonjae.

Di ruangan lain, dan di rumah sakit yang sama. Dokter Chan sedang memeriksa hasil tes cek up kesehatan Yoonjae yang terakhir kali. Dokter Chan lalu menghela napas dalam dan meletakkan rekam medis milik Yoonjae itu.

"Semoga yang jalan yang kau ambil ini memang benar, Yoon. Setidaknya mungkin ini salah satu hal yang bisa membuatmu bahagia," ujar Chan bermonolog dan memegangi keningnya yang tiba-tiba saja sakit karena memikirkan nasib pasien dan juga sahabatnya itu.

***

Yoonjae sedang mengunjungi sang kekasih, setelah beberapa hari menghilang dari Sena. Yoonjae merasa rindu pada kekasihnya itu. Keduanya sudah bersama sejak Sena kembali dari Amerika, kurang lebih 3 tahun mereka menjalin hubungan serius. Malam ini Yoonjae memiliki niat untuk mengajak Sena menikah, Yoonjae bahkan sudah menyiapkan cincin untuk melamar Sena. Yoonjae membuka sebentar kotak cincin berwarna gold yang dia pegang, Yoonjae tersenyum senang lalu kembali menutup kotak cincin itu. Yoonjae kembali memasukkan kotak cincin itu ke dalam saku celananya.

Tidak lama Sena kembali dengan membawa makanan yang sudah dia masak, dia meletakkan semua makanan itu di atas meja makan.

"Ayo, kita makan!" ajak Sena yang kemudian duduk di salah satu kursi meja makan, tepat di hadapan Yoonjae.

"Eo." Yoonjae mengiyakan lalu mulai mengambil sumpit dan menikmati makan malamnya dengan Sena.

Setelah setengah dari makanan sudah mereka habiskan, Sena mengeluarkan suaranya dan menatap ke arah Yoonjae.

"Ah, kebetulan sekali kau ke sini, Yoon. Ada yang ingin aku bicarakan," ucap Sena membuka pembicaraan.

"Benarkah? Apa itu, Sena?" tanya Yoonjae yang kemudian memasukkan sesuap nasi lengkap dengan lauknya ke mulut.

"Aku, mendapat beasiswa ke Rusia 2 tahun, Yoon. Aku, sudah setuju dan minggu depan aku berangkat," ujar Sena memberikan kabar baik sekaligus kabar buruk bagi Yoonjae.

Seperti petir di siang bolong, Yoonjae merasakan seluruh tubuhnya merasa tidak nyaman sekarang. Nasi yang sudah masuk ke dalam mulutnya bahkan sangat sulit Yoonjae telan sekarang. Bagaimana bisa Sena tega membuat kebahagian Yoonjae menghilang begitu saja sekarang.

"Beasiswa ke Rusia? 2 tahun?" tanya Yoonjae meyakinkan pendengarannya sendiri mencoba untuk memastikan kalau dirinya tidak salah dengar.

"Eo, Rusia. Kau, tentu ingat aku sangat ingin kuliah S2 di sana bukan? Ini kesempatanku, Yoon. Kau, tidak keberatan, 'kan? Hanya 2 tahun, itu waktu yang sebentar," ujar Sena membujuk Yoonjae untuk menyetujui kepergiannya ke Rusia.

"Hanya 2 tahun?" lirih Yoonjae lagi bertanya, seakan-akan dia sedang bertanya pada dirinya sendiri.

Semangat, dan kebahagian Yoonjae tiba-tiba saja lenyap begitu saja. Yoonjae meletakkan sendoknya, dan menatap Sena sekarang. Yoonjae bingung, jawaban apa yang harus dia berikan pada Sena.

"2 tahun memang tidak lama, Sena. Tapi..."

***

Lim Airin gadis mungil dan juga cantik itu baru saja masuk ke dalam laboratorium untuk melakukan tes yang direkomendasikan oleh Dokter Obgyn kemarin. Karena beberapa kali dia mengalami sakit perut yang luar biasa saat datang bulan, Airin memutuskan untuk melakukan cek kesehatan.

Setelah ada di dalam laboratorium, Airin sedikit bingung. Dia hanya akan melakukan tes, kenapa Dokter di dalam lab justru terlihat seperti akan melakukan hal besar.

"Berbaringlah yang rileks, Airin_ssi! Kami, akan melakukan prosedurnya dengan cepat dan tepat," ujar suster yang memanggil Airin tadi.

"Prosedur? Apa?" tanya Airin bingung.

Suster itu tersenyum lalu membaringkan Airin pelan.

"Ini prosedur yang sudah anda setujui, dan memang harus anda lakukan. Tidak lama, dan tidak sakit saya berjanji," ucap suster itu dengan lembut.

Dengan patuh Airin lalu menganggukkan kepalanya mengiyakan ucapan suster itu. Airin berbaring, sedangkan suster itu lalu memasangkan selimut ke badan Airin. Karena tiba-tiba saja merasa tegang, Airin lalu menutup matanya karena dia juga sedikit merasa takut sekarang.

Di ruangan lain, Yoonjae sedang menunggu dengan wajah sedikit cemas. Dokter Chan lalu datang dan duduk di depan Yoonjae, lalu menyodorkan segelas kopi yang masih mengepulkan panas pada Yoonjae. Dokter Chan tersenyum tipis, lalu kemudian menyodorkan kertas hasil cek up mingguan milik Yoonjae.

"Beruntung, kau segera ikut kemoterapi. Kita bisa menekan pertumbuhan sel kanker itu, sekaligus mengecilkan ukuran tumornya. Tapi..." Dokter Chan menghentikan kata-katanya.

Yoonjae yang tadi sedang membaca hasil cek upnya, berhenti dan melihat ke arah Chanbin sekarang. Yoonjae meletakkan kertas yang dia pegang di atas meja, dia lalu tersenyum tipis.

"Semua kemungkinan buruk yang kau katakan padaku, terjadi semua?" tanya Yoonjae kemudian.

"Eo," singkat Chanbin terlihat sangat menyesal.

Yoonjae sendiri justru tersenyum lagi, wajahnya terlihat biasa saja. Karena mungkin dia sudah mempersiapkan dirinya untuk hal ini.

"Beruntung, aku sudah menyimpan benihku yang berharga itu," gumam Yoonjae seperti sedang bicara pada diri sendiri.

"Em, kau benar kali ini. Jadi, setelah kau menikah dengan Sena. Kita, bisa melakukan inseminasi pada Sena," tukas Dokter Chan menanggapi ucapan Yoonjae.

Yoonjae terdiam, dan tidak menanggapi ucapan Chanbin. Dia menatap sahabatnya itu lalu kemudian menghela napas dalam.

"Aku, dan Sena sudah putus," cicit Yoonjae pelan.

"Ha?" pekik Chanbin terkejut bukan main.

***

Terpopuler

Comments

❂Tsukuyomi✧[Hiatus]

❂Tsukuyomi✧[Hiatus]

kalau mau dapat bnyk makanan dan perhatian, ini adalah tutorial nya

2023-10-13

0

Ichakim

Ichakim

tapi umurnya pun juga tidak lama

2023-10-12

0

Ichakim

Ichakim

Haduuuhhh penderitaanmu ternyata gak sampe disini aja yoon

2023-10-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!