Bab 5

“Alexiooooooooooooo!!!!!

Suara cempreng itu menghampiri gendang telinga Alexio yang sudah berjalan menyusuri koridor sekolah. Pakaian olahraga yang masih dipakainya, dengan celana digulung satu mencapai lutut dan jaket yang tersampir di lengan kanannya menambah pesona pemuda tampan itu.

Tanpa menoleh pun, Alexio tahu siapa pemilik suara yang mampu merusak gendang telinga siapapun yang masih punya pendengaran baik.

Dira Kairan Ladh, gadis paling tengil dan memiliki kapasitas daya otak yang hanya sampai 2 GB menurutnya, lemot tapi untuk mencari alasan mendekatinya mengalahkan kecepatan otaknya tadi.

Konyol

Tidak masuk akal

Ya begitulah Dira

Seolah semesta hanya menghadirkan Alexio di sekitarnya.

Alexio tetap berjalan gontai, mengabaikan suara pekikan jin pohon asem itu.

Sorak sorai kekaguman mengiringi langkahnya, tak lupa tatapan penuh harap juga diarahkan padanya dari para gadis yang dilewatinya.

“Ihh Alexio!!!!” pekik Dira masih bertahan mengejar pria idamannya.

Siapa yang menolak pesona seorang Alexio.

Hanya orang buta

Gila

Tidak waras

Kelainan seksuall

Selera rendah

Dan diragukan jika manusia

Pemuda itu tampan, malah sangat tampan, rupawan, gagah, pintar, mempesona, kaya raya.

Ah kalau kaya itu Dira tak ambil pusing, keluarganya juga sama berasal dari kalangan berada, anggap saja bonus dari kelebihan seorang Alexio.

Lihat!! Betapa mahirnya gadis tengil itu mendeskripsikan wujud Alexio yang menarik perhatiannya dari awal pertama jumpa.

Ia masih berlari, kaki kecilnya berusaha menggapai Alexio yang memiliki langkah besar.

“Eishhhh dah keburu kabur lagi doi gue.” Gerutunya masih berlari.

“Minggir woy, gue mau nyusul gebetan gue.” Ujarnya saat banyak para siswa sekolah yang menghalangi jalannya.

Padahal bukan menghalangi, pikiran suuzonnya saja yang beralasan seperti itu. Padahal sudah memang begitu ketentuan alamnya, jika jam pulang sekolah sudah tentu semua area tempat itu akan penuh dengan siswa-siswi yang berhamburan untuk pulang dengan tempat yang sama-sama di tuju. Pintu keluar.

“Yaaaahhh ilang lagi kesayangan gue.” Keluhnya saat Alexio sudah lenyap saat ia sudah berhasil mencapai halaman sekolah, tempat parkiran yang berisi beragam kendaraan.

Matanya menatap pasrah saat mobil keluaran Inggris itu sudah melesat melewati gerbang, menyisakan serimbunan siswa yang juga bersilewaran di sana.

“Awas aja, besok-besok gue tambah lagi kekuatan frekuensi gue biar nyampe ke hati cem-ceman gue itu.” Seru Dira penuh semangat, berjalan riang kearah mobil hitam yang sudah menunggunya di luar gerbang sekolah.

Sementara Alexio, yang sudah berhasil menghindari gadis tengil tadi kini fokus mengendalikan mobil Bentley Continental 24 miliknya yang berwarna kuning hitam. Mobil keluaran Inggris ini adalah hadiah dari ayahnya yang susah payah membawanya mencapai Indonesia, mengingat kendaraan itu bukan karena perkara mahal namun produksinya yang hanya berjumlah 24 unit dan semuanya hanya dijual di Eropa cukup membuat ayah Alexio bangga ketika mendapatkan unit kendaraan yang ia hadiahkan saat Alexio berucap asal ketika ia berulang tahun.

Alexio memang asal saja berucap, karena ia yakin ayahnya tak mampu mendapatkannya, namun seorang Bisma Junior, pengusaha properti dengan kerajaan bisnisnya, tentu mudah mengabulkan hal itu, meski sempat berdebat dan melakukan banyak hal keras untuk mendapatkan benda berharga 4,2 miliar itu.

Di sela mengemudinya, Alexio diam, namun tangannya sudah menggenggam benda yang menjadi awal mula kesialannya sampai diuber-uber oleh Dira sampai saat ini.

Ya, ia seolah menjadi buronan gadis tengil itu.

“Gue akan membalas siapapun yang membuatmu seperti ini.” Ucapnya pelan, nyaris berbisik, dengan netra yang melekat pada diary merah muda yang masih ada dalam genggamannya.

.

.

.

“Bang” panggil Dira pada abangnya, Paul Ladh yang kali ini dengan sukarela menjemputnya pulang sekolah.

Pemuda tampan 22 tahun itu adalah satu-satunya kakak laki-laki Dira. Menjadi mahasiswa di sebuah universitas swasta bergengsi di Jakarta. Membawa cap playboy dan most wanted membuat Paul layak di jadikan tempat Dira untuk mengadukan keluh kesahnya saat ini.

“Hmm, paan.” Sahut Paul, membetulkan seatbelt Dira yang kerap kali terpasang asal. Uluhh uluhhh, abang Paul so sweet banget memang, mau lah dibagiin satu copian yang kek gini.

“Dira mau tanya bang.” Ujar Dira menatap sang abang yang juga menoleh padanya.

“Iya apaan.” Jawabnya lagi.

“Gimana cara nembak orang?” tanya Dira

Paul mengerutkan dahinya, “Heh?? Kamu mau....” ia membentuk pistol menggunakan jari telunjuk dan jempolnya lalu mengarahkan ke kepala Dira.

“Bummmpp,, begono?” tanya Paul lagi

“Bukann!!!, ih abang nih, maksudnya itu nembak cowok, nembak,, emhhh..” Dira berpikir sebentar.

“Nyatain perasaan bang maksudnya, nembak cowok yang pasti keterima.” Tambah Dira mengartikan.

Paul sebenarnya sudah paham kemana arah kalimat adik kecilnya itu, hanya saja pikiran jahilnya tak mau melewatkan satu hari pun tanpa membuat bibir adiknya mengerucut sebal padanya.

“Kenapa? Kamu di tolak?” tanya Paul langsung ke intinya.

Bergeming, ya, Dira membenarkan dalam diamnya.,

Hingga...

“Bwahahahahahahah.” Tawa setan itu menguar di dalam mobil yang tentu pelakunya adalah Paul, abang Dira.

“Kok bisa ditolak sih adek abang yang cantiknya melebihi abangmu ini.” Mencubit pipi mulus Dira dengan jemarinya.

“Ihhh sakit, Dira serius bang.” Dira menepis cubitan menyebalkan itu,

“Memangnya yang kamu sukain itu kek gimana, abang mau tau dulu.” Tanya Paul penasaran, pusat perhatiannya kini tertuju pada Dira seorang, mengabaikan mobil yang sedari tadi masih diam di tempat.

Apa yang akan diceritakan adik tersayangnya tentu jauh lebih menarik dari pada apapun saat ini.

“Pintar?” tanya Paul memulai interograsinya.

Dira mengangguk membenarkan.

“Tampan?”

Dira mengangguk lagi.

“Kaya?”

“Hemm.” Sahut Dira

“Bagosss.” Paul menepuk kepala Dira pelan penuh rasa gemas.

“Bagus apanya sih.” Dira mencebik sebal.

“Adekku ini normal berarti. Suka yang pintar, tampan dan pastinya kaya.” Kekeh Paul.

“Dira gak matre bang!!!! Kebetulan aja dia paket lengkap.” Celoteh Dira gemas.

“Lah, kongsi dengan sesama kaya itu bagus dek.” Seloroh Paul.

“Kongsi, kongsi, cinta bang bukan bangun toko kami.” Balas Dira bertambah sebal.

“Iya, tapi baguslah, kalo sama yang gak kaya namanya kamu beramal, sayang kohhh.” Lagi, Paul terkekeh.

Hingga, jemari lentik Dira mendarat sempurna pada lengan kekar Paul.

“Awwwwww, sakeeettt!” jerit Paul mendapat serangan sang adik.

“Dira bukan abang, yang incerannya cewek kaya semua.” Cetus Dira menatap tajam Paul

“Makanya abang mu ini dapet julukan Playboy VIP dek, gak bakalan dikatain oranglah, lah kan sama-sama kaya.” Ucap Paul merasa bangga.

“Dihh.” Cibir Dira

“Coba bayangin, kalo kamu sama doi, kamu bakalan sama-sama tajir melintir, terus anak kalian bakalan jadi sultan atau crazy rich gitu.” Asumsi Paul dengan konyolnya. Namun, ucapan barusan tak menahan rona merah di pipi Dira.

“A-anak?” ulang Dira

“Hei, kenapa kamu?” tanya Paul melihat adiknya diam.

“Dira nih mau nembak dia dulu abang, belum mikirin anak!!!!” teriak Dira gemas.

“Yeee orang di kasih gambaran masa depan.” Sahut Paul

“Tapi tetap aja....” Ucapan Dira tertahan kala melihat siluet dihadapannya.

Menubruk mobil kuning hitam yang tadi setahunya sudah pergi dari tadi.

“Bang, bang.” Panggil Dira semangat

“Itu orangnya.” Tunjuk Dira pada cowok yang keluar dari mobil mewahnya yang diparkir tepat di depan mobil yang ditumpangi Dira.

“Itu? Bukannya.... wahhhhh itu tajir banget namanya. Pinter banget pilihan adek abang ini.” Paul menepuk kepala Dira bangga.

“Tapi bang.......” Dira memelankan suaranya, seolah dramatis.

“Paan.” Toleh Paul lagi.

“Dia udah nolak Dira beberapa kali bang.” Ucap Dira.

“Apa? Wah itu cowok gila namanya, tapi... tapi wajar sih.” Jawab Paul menatap iba, namun ada smirk di sudut bibirnya.

“Kok wajar sih. Dira pokoknya tetap mau sama Alexio. Karena kalau dekat di itu, jantung Dira itu salto bolak balik bang.” Ungkap Dira tanpa malu sama sekali.

“Kamu itu tengil banget jadi cewek, kali aja dia geli liat ulet nangka modelan kamu dek.” Kekeh Paul yang ditembak tatapan penuh amunisi mematikan dari Dira.

“Kan abang sendiri yang bilang, itu namanya frekuensi pasangan kita kan? Dan Dira ngerasain kenceng banget bang macem jaringan 10G bang.” Lagi, Dira mengungkapkan perasaannya.

“Ya udah, lanjutkan Dira. Cowok itu, sungguh menggugah selera siapapun. Abang aja nyaris naksir tadi.” Random, Paul bergumam konyol lalu tertawa setelahnya.

Meninggalkan Dira yang termangu menatap Alexio yang masih berdiri di sisi pintu mobilnya, dengan penampilan yang kini hanya mengenakan kaos dalaman saja, tentunya gradasi warna biru dan kuning. Berharap jika pemuda itu, menoleh kearahnya, melambaikan tangan, bahkan bila perlu melempar senyumnya yang sulit sekali Dira dapatkan. Bahkan bayangannya pun enggan Dira capai.

Sedeh banget sih Dira. Wkwkwkkkwkwkwkw. Upsss!

Gue memang Playboy VIP. Perempuan mana yang menolak pesona pria tampan seperti gue.... Tapi, perempuan yang akan selalu gue lindungi dan tak akan gue sakiti,,, hanya ibu gue... Dan juga adek gue... Dira Kairan Ladh... Baca ini tulisan dari abangmu tercinta dan tertampan,,, Paul Ladh

Terpopuler

Comments

famousST31

famousST31

Xia pacarnya kah????🤔🤔🤔🤔🤔
kok gak rela ya. bucin bnget kykny si alexio.
kshn sm dira jdiny😮‍💨😮‍💨😮‍💨😮‍💨😮‍💨😮‍💨😮‍💨😮‍💨😮‍💨😮‍💨😐

2023-06-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 (Revisi)
2 Bab 2 (Revisi)
3 Bab 3 (Revisi)
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Promo Karya Baru
139 Bab 138
140 Bab 139
141 Bab 140
142 Bab 141
143 Bab 142
144 Bab 143
145 Bab 144
146 Bab 145
147 Bab 146
148 Bab 147
149 Bonchap (1)
150 Bonchap (2)
151 Bonchap (3)
Episodes

Updated 151 Episodes

1
Bab 1 (Revisi)
2
Bab 2 (Revisi)
3
Bab 3 (Revisi)
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Promo Karya Baru
139
Bab 138
140
Bab 139
141
Bab 140
142
Bab 141
143
Bab 142
144
Bab 143
145
Bab 144
146
Bab 145
147
Bab 146
148
Bab 147
149
Bonchap (1)
150
Bonchap (2)
151
Bonchap (3)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!