Bab 3 (Revisi)

“Tidak mau.” Tolak Alexio melihat kedatangan Bisma yang menggarang saat pintu baru terbuka.

“Kalau kau tidak mau...” Alexio tentu paham betapa kerasnya paksaan ayahnya. Ia menoleh pada beberapa pria kekar yang berdiri di belakang tubuh Bisma. Menghela nafas kasar, ia merampas paperbag dari seorang kurir pengantar pesananya dan meninggalkan pintu terbuka begitu saja.

Alexio tanpa peduli, masuk kembali ke dalam kamar. Memakai pakaian yang baru dibelinya tadi, dan duduk sejenak, “Sial. Kenapa aku tidak pernah bisa lari dengan tenang.” Desisnya yang menatap nyalang ke arah pintu kamar.

Ia tentu bisa memastikan jika Bisma masuk bersama pengawalnya untuk menyeretnya pulang ke rumah keluarga besar Bisma.

“Aku pulang ke sana dulu, Alexia, jangan khawatir, aku tidak akan meninggalkanmu.” Ucapnya mencium diary merah muda milik Alexia, dan memasukkannya ke dalam tasnya kembali.

Ceklek

“Ayo, kita pulang.” Bisma menarik pantatnya dari atas sofa ruang tamu, menatap pengawalnya agar mendekati puteranya, memastikan bocah itu tidak melarikan diri lagi.

“Aku tidak akan kabur.” Ucap Alexio menatap dingin para pengawal yang mendekatinya.

“Papa tidak yakin, Alexio. Ayo.” Bisma dengan langkah tegasnya meninggalkan Alexio dalam pengawalan anak buahnya.

Apartemen ini, sungguh membuat Bisma terkekeh konyol. Bagaimana bisa puteranya memikirkan membeli hunian ini begitu saja. Meski tabungan puteranya lebih dari cukup untuk membeli penthouse sekalipun. Tapi ia cukup terkesan dengan pikiran mendadak Alexio.

Ia yakin apartemen dengan furniture lengkap ini tidak dikenali Alexio sebagai salah satu properti milik ayahnya. Ya, apartemen A-part ini milik seorang Bisma. Dan puteranya baru saja membelinya.

Ingin rasanya ia tertawa sekarang jika saja tidak menjaga perasaan puteranya.

.

.

.

Di sinilah Alexio saat ini, Golden School. Sekolah yang dimiliki keluarganya, dan ia dengan pasrah masuk begitu saja saat Bisma mengultimatum-nya melanjutkan sekolah yang harusnya sudah ia jejaki satu tahun yang lalu. Tapi karena kejadian memilukan itu, Alexio sempat menunda sekolahnya dan menjalani perawatan intensif hingga dilarikan ke Australia dan melanjutkan sekolah di sana.

“Hai, bro.” Seorang pemuda seusia dirinya menepuk bahunya begitu saja, membuat Alexio langsung menembakkan tatapan tajam sekaligus risih begitu tepukkan itu beralih menjadi rangkulan.

“Eihh santai woyy, santai.” Balas pemuda itu yang sadar maksud tatapan Alexio.

“Gue, Andi, Andi Lau, lo siapa?” Pemuda tinggi 170 cm dengan perawakan mata sipit, berkulit kuning langsat dan rupawan itu mengulurkan telapak tangannya sebagai bentuk jabatan perkenalan.

“Ya Tuhan, di cuekin gue.” Merasa hampa, ia berniat menarik kembali tangannya.

“Gue Barry, Barry Austin.” Yang ditanya siapa, yang menjawab malah siapa. Barry Austin, pemuda tinggi 175 cm, bertubuh padat, kulit hitam manis dan juga sama tampannya dengan Andi menyela perkenalan itu.

“Salam kenal, Andi.” Ucap Barry namun matanya menyorot pada Alexio. seolah tengah menyindir langsung.

“Alexio Bisma.” Sahut Alexio tanpa mengulurkan tangan seperti mereka tadi. Setelah mengucapkan namanya, ia bertolak meninggalkan dua dedemit itu.

“Eh, mau kemana anak baru!!!” pekik Andi menyusul Alexio cepat yang diikuti Barry di sebelahnya.

“Lo juga anak baru kali.” Cetus Barry menggelengkan kepala.

“Iya memang.” Balas Andi mempercepat langkahnya.

Mereka bertiga melangkah dengan tujuan yang sama. Lapangan tempat para siswa-siswi tahun ajaran baru akan melaksanakan OSPEK di sana, para senior sudah berjejeran mengitari para anak baru. Dengan pimpinannya berdiri di atas podium, memperhatikan anak baru yang siap mereka kenalkan sekolah kebanggaannya.

Beberapa siswi centil sudah mencuri pandang pada sosok Alexio yang baru saja datang. Dengan angkuhnya pemuda itu duduk di pojokan paling ujung. Seolah enggan terlihat atau menjadi bahan perhatian orang.

“Hei yang di ujung, kemari.!” Teriakan senior yang menggunakan pengeras suara mengganggu ketenangan Alexio tapi tidak digubris sama sekali.

“Woy!!! Lo kemari.” Tekan senior tadi menatap Alexio tegas.

“Eh Alexio, sono dipanggil ketua ospek.” Bisik Barry harap-harap cemas, tapi tak juga di tanggapi Alexio yang malah menyibukkan diri dengan balik menatap senior itu dengan arogannya.

“Ohh lo melawan ya, okeh, ini pendisiplinan bagi siswa yang tidak patuh pada peraturan ospek sini.” Senior tadi terpicu egonya untuk menghampiri murid baru itu. Sorakan dari rekannya sebagai bentuk semangat pun menjadi pacuannya mendatangi Alexio.

“Alexio Bisma?” ucap senior itu membaca name-tag Alexio.

“Siswa baru, belagu, lo?” sindir senior itu, beberapa pasang mata ikut menyaksikan hal itu.

“Maju.” Titahnya pada Alexio, tapi lagi-lagi seorang Alexio menulikan telinganya, ayahnya saja ia bantah, modelan senior seperti itu mau dituruti oleh Alexio? tidak akan!

“Bangun woy!!” merasa tersulut akan sikap arogan Alexio, senior itu menendang paha Alexio dengan cukup kuat, meski tidak menciderai.

Berhasil, Alexio menarik tatapannya langsung membelah keberanian senior itu. Berdiri dengan pasti. Kini ia sudah sejajar dengan senior yang menantangnya tadi. Ya, bukan sekedar berniat mendisiplinkan, tapi sudah membawa ego pria di sana, menantang siswa baru dengan cara pria.

Bugh!!!!

Tanpa diduga, Alexio melayangkan pukulan keras ke wajah seniornya yang tentu tidak menyadari akan tindakan tiba-tiba dari seorang junior.

Pekikan terkejut menyertai semua mata yang menyaksikan hal itu, kaget? Tentu, siapapun yang mengikuti dari awal, tentu kaget dengan aksi barusan.

Waw!!!! Salute sama Alexio

“Cih.” Membuang ludah kasar, senior yang dibalas dengan pukulan itu menatap Alexio nyalang.

“Lo!!! Berani sama gue?? Gak akan bisa lo lanjutin sekolah di sini!! Paham!!!” teriaknya lalu berdiri untuk membalas Alexio,

“Oh ya? lakukan jika bisa!!” Alexio menantang langsung ucapan yang syarat akan ancaman.

Baru saja pukulan akan diberikan senior tadi, suara menyela mereka, “Woy, woy, woy, stop, stop!!!” seorang siswa merangsek di antara keduanya. Bersamaan beberapa anggota ospek lain pun ikut menimbrung.

“Sorry, kita gak tahu, sorry ya.” ucap siswa yang baru datang tadi. Ia menyikut senior mereka, “Buruan kelarin dan damai.” Bisiknya segera.

“Kalian apaaan sih!!!” senior tadi menolak damai, namun ia segera tercengang ketika sesuatu dibisikan ke telinganya.... dan setelah itu, mereka meninggalkan Alexio dan melakukan aktifitas seolah kejadian tadi tidak pernah ada.

.

.

Brak!!!

“Aduh!!!!” ringis sebuah suara yang baru saja ditabrak pundaknya oleh Alexio.

“Woy!!!! Maen tinggal aja.” Alexio tidak berbalik untuk minta maaf sama sekali, pemuda itu bergegas menarik handel pintu mobil lamborgininya dan pergi dari area parkiran.

Membuat si korban meradang seketika.

“Arrrghgggg, awas kalo ketemu lagi, aku bal------ eh ini paan?” ucapnya ketika menatap sebuah benda yang berkilauan tak jauh dari tempatnya berdiri.

“Diary? Punya cowok tadi?” ucapnya sendiri.

“Untung aku terpesona, coba kalo gak, udah aku beberin isi buku ini, hihihi.” Ucapnya lagi, terkikik mengingat sosok yang membuatnya terpesona saat ospek tadi, dan kini benda milik pemuda itu, sudah ada di tangannya. Diary merah muda, dengan Dira Kairan Ladh yang sudah gatal mau membuka isinya.

Terpopuler

Comments

bininya rudi

bininya rudi

ya ya ya, aku paham kok Dira, paham banget malah, karena apa coba????? karena akuu pun sama🤣🤣🤣🤣 gk juara, tp lulus loh smpe kuliah lurus2 amat kok🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2023-06-22

1

mak shila

mak shila

thor visualny artis indo smua ya🤭🤭🤭🤭🤭🤭 jd ktauan deh aku pengikut seneteron sejati😁😁😁😄😆😆😆😆

2023-06-21

3

Dina Marimba

Dina Marimba

lanjut thor

2023-06-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 (Revisi)
2 Bab 2 (Revisi)
3 Bab 3 (Revisi)
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Promo Karya Baru
139 Bab 138
140 Bab 139
141 Bab 140
142 Bab 141
143 Bab 142
144 Bab 143
145 Bab 144
146 Bab 145
147 Bab 146
148 Bab 147
149 Bonchap (1)
150 Bonchap (2)
151 Bonchap (3)
Episodes

Updated 151 Episodes

1
Bab 1 (Revisi)
2
Bab 2 (Revisi)
3
Bab 3 (Revisi)
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Promo Karya Baru
139
Bab 138
140
Bab 139
141
Bab 140
142
Bab 141
143
Bab 142
144
Bab 143
145
Bab 144
146
Bab 145
147
Bab 146
148
Bab 147
149
Bonchap (1)
150
Bonchap (2)
151
Bonchap (3)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!