Bab 2 (Revisi)

Alexio menghirup dalam-dalam udara tanah airnya yang sudah 4 tahun ia tinggalkan. Langkahnya tetap tidak mau menyamai kedua orang tuanya. Ia memilih di belakang, pura-pura menyibukkan diri dengan gadgetnya sendiri.

“Bawa semua koper ke dalam mobil, dan jangan biarkan Alexio menumpang. Penuhi mobil dengan apapun agar ia tidak bisa masuk.” Titah Bisma pada pimpinan pengawal pribadinya diam-diam.

“Siap tuan.” Jawab pengawal dan bergegas memberi tahu semua bawahannya agar melakukan perintah Bisma tadi.

Benar saja, begitu sampai di mobil, tidak ada sela bagi Alexio menumpang di mobil selain yang ditumpangi orang tuanya.

Ia menatap penuh selidik. “Pindah sana, aku mau di sini.” Ucapnya dingin, sorot matanya tajam menatap anak buah ayahnya yang membatu di kursi masing-masing.

“Ku bilang p-i-n-d-a-h.” Ulangnya menekan kata yang terakhir, namun hening jawabannya.

Memejamkan mata, lalu menatap mobil ke dua yang berisi orang tuanya.

“Cepat pindah, kalau tidak mau aku hajar kalian semua.” Dinginnya mengancam.

“Ma-maaf tuan, ka-kami tidak berani pindah ke mobil tuan Bisma.” Sahut pengawal di dalam yang merupakan bawahan saja. Karena pimpinannya berada di mobil kedua sebagai sopir ayahnya sekaligus.

“Cepat, aku tidak mau tahu.” Ketus Alexio, tapi sedetik ucapannya keluar, pintu mobil langsung otomatis di tutup. Menyisakan kejutan dalam diri Alexio.

“Berani-beraninya mereka.” Ujarnya, mendebrak pintu mobil keras dengan kakinya lalu mengayun menuju mobil tempat kedua orang tuanya berada.

“Alexio.” Linda menoleh saat Alexio sudah berada di sisi pintu penumpang

“Mas---.” Belum selesai Linda berucap, Alexio malah menolak langkahnya masuk ke dalam taksi. Ia memilih menaiki kendaraan lain ketimbang bersama orang tuanya.

“ALEXIO!!!!” panggil Bisma berteriak melihat puteranya pergi begitu saja.

“Susul cepat!!” Titah Bisma segera agar mobil mengikuti kepergian putera semata wayangnya.

“Siap tuan.” Jawab pengawalnya. Mobil bergegas menarik gas dan mengikuti taksi berwarna biru.

Sementara di dalam taksi...

“Cepetan pak. Saya akan bayar mahal jika mobil di belakang tidak menjangkau taksi ini.” janji Alexio pada sopir yang bingung dengan permintaan penumpangnya.

Brak!!!

Gepokan uang ia letakkan di atas dashboard. Bukan rupiah, namun pecahan dollar yang dengan yakin Alexio taruh di sana.

“Hah!!” melongo sudah si sopir mendapati uang asing mendarat di depan penglihatannya.

“Uang itu, ambil. Asal taksi ini menjauh dari mobil di belakang.” Ulang Alexio memberi janji pada pengemudi di sebelahnya.

“Si-siap.” Sahut sopir menyanggupi dan segera menekan pedal gas untuk melaju lebih kencang. Bahkan liukan taksi di antara kendaraan lain membuktikan jika sopir patut diandalkan Alexio agar jauh dari jangkauan orang tuanya.

“Jangan harap kalian bisa mengaturku. Jangan harap.” Kecam Alexio lirih bahkan nyaris tidak terdengar.

“Tuan, kita kehilangan jejak tuan Alexio.” Pengawal yang mengendalikan mobil bersama Bisma memberi tahu jika anak buahnya yang berada di depan kehilangan taksi yang membawa Alexio.

“Sial!! Kemana anak itu pergi lagi.” Geram Bisma, dan membuat Linda di sampingnya mendadak khawatir.

“Alexio.” Lirihnya dan diiringi isak bersamaan.

“Tenang. Kita akan mencari sampai dapat.” Ucap Bisma menenangkan isterinya.

“Lacak GPS-nya.” Perintah Bisma yang diangguki pengawalnya,

Sang pengawal segera membuka layar keberadaan Alexio. tapi seketika layar yang menampilkan posisi Alexio hilang.

“Hilang tuan. Sepertinya tuan Alexio mematikan ponselnya.” Lapor pengawal tersebut yang ditanggapi Bisma dengan desah nafas kuat.

“Lacak yang lainnya, bukankah....” belum selesai ia mengatakannya ia teringat sesuatu... “Sial!!! Tas yang berisi GPS itu tidak di bawanya.” Bisma mengepalkan genggaman tangannya membayangkan jika Alexio memberontak kembali.

.

.

.

Di sinilah Alexio saat ini....

Danau yang menjadi tempat tujuannya. Ia lupa bagaimana bisa mengingat keberadaan tempat ini.

“Damai. Ini yang aku inginkan.” Ucapnya, melangkah menuju dermaga kecil yang ada di tengah danau.

Nafasnya terdengar lega. “Tenang.” Ujarnya menilai sekeliling. Dan selanjutnya ia merebahkan tubuhnya di atas papan kayu tempat duduk. Menatap langit sore yang begitu cantik dengan bias cahaya jingga di antara birunya warna langit.

Tangannya merogoh sesuatu di balik tas selempang miliknya. Benda yang selalu dibawa kemanapun ia pergi. Diary Alexia.

31 Agustus 2008

Hai Al.

Kata kamu mau balik besok ya?

Wuihhh aku gak sabar deh.

Ayo buruan pulang. Kangen banget Al.

Love you kakak-ku.

Alexio membaca kembali lembaran yang membuat hatinya menghangat seketika.

7 September 2008

Alexio jahil banget tadi.

Tapi aku suka, karena Al sudah bisa diajak main lagi

Yeeeee semoga Al sembuh dan bisa maen lagi.

Tanpa sadar, air matanya mengalir dengan kurang ajarnya. Luapan kerinduan Alexio pada mendiang kembarannya. Terlahir dari rahim yang sama, berada berdua selama 9 bulan dalam kandungan, dan 11 tahun berteman, tidak bisa menghilangkan kenangan itu begitu saja. Apalagi kematian Alexia dipicu oleh loyalitasnya untuk melindungi dirinya.

Meraba bagian tubuhnya yang terdapat hati milik Alexia di sana, “Hati ini, apakah kau menyisakannya tetap dingin seperti ini, Alexia? Kenapa aku tidak merasakan kehangatan sedikitpun dari hatimu ini.” Lirihnya mengadu.

“Al, nanti kalo kamu sembuh. Bawa aku jalan-jalan ya. kamu kan udah banyak keliling dunia, aku mendem aja di rumah.” Ucapan Alexia yang kala itu memohon padanya agar suatu saat ini juga diajak berjalan-jalan keluar dari tempat dingin itu. Rumah yang mengurung Alexia bersama para pelayan dan pengawal. Menyisakan bocah perempuan usia 8 tahun tanpa orang tuanya dan kembarannya.

“Aku akan membawamu kemanapun, Alexia. Aku janji. Tapi... setelah aku membalas dendam pada mereka.” Janji Alexio

3 jam ia mengurung dirinya di danau sunyi itu. Hingga kini ia sudah berada tepat di salah satu gedung tinggi, kediamannya yang ia beli beberapa jam yang lalu.

Apartemen pribadinya. Tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya.

Lihat, begitu recehnya apartemen mewah itu bagi anak Bisma Suprapto, bukan?

Ia menggerakan kepalanya ke kiri dan ke kanan, pertanda letih sekali tubuhnya hari ini. Lalu kakinya bergerak meraih handel pintu yang merupakan kamarnya agar segera bisa berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

1 jam kemudian, ia keluar dari kamar mandi dengan lilitan handuk di pinggangnya. “Aku lupa pakaianku.” Desisnya kesal sendiri. Ia tadi memang melarikan diri dari orang tuanya hanya membawa tas selempang saja, berisi dompet dan ponsel saja.

Dan sekarang, ia harus menahan diri sampai baju yang sedang ia pesan akan diantar entah berapa menit lagi tiba.

Memilih menunggu, ia meraih ponselnya. Menyalakan dan segera sibuk dengan dunia gamenya.

30 menit kemudian.... suara bel pintu apartemen miliknya berbunyi nyaring, membuat si pemilik bergegas menuju pintu, masih dengan handuk di tubuhnya.

Ceklek!

“Rumahmu bukan di sini. Alexio, pulang!”

Terpopuler

Comments

emak othor

emak othor

belagu bmget ini si Pa'ul, untung ganteng jd mMak gak masalah😝😝😝😝😝😝 salam ya buat babang saloka, amanda manopo, verel, jeffry nichole, mandra, si doel dan arti laennya

2023-06-22

0

kingJOKSP

kingJOKSP

bau2ny ini si Pa-ul narsis lepel tinggi ini🤔🤔🤔😎😎😎😎😎😎😎 mnta di tabok itu kepedean level cabe saitoni

2023-06-22

0

bininya rudi

bininya rudi

gk bnrr si pa ul ini😆. org adekny nnya serius mlah nyuruh kongsi, gabung harta bang biar jd sultan kli ya

2023-06-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 (Revisi)
2 Bab 2 (Revisi)
3 Bab 3 (Revisi)
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Promo Karya Baru
139 Bab 138
140 Bab 139
141 Bab 140
142 Bab 141
143 Bab 142
144 Bab 143
145 Bab 144
146 Bab 145
147 Bab 146
148 Bab 147
149 Bonchap (1)
150 Bonchap (2)
151 Bonchap (3)
Episodes

Updated 151 Episodes

1
Bab 1 (Revisi)
2
Bab 2 (Revisi)
3
Bab 3 (Revisi)
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Promo Karya Baru
139
Bab 138
140
Bab 139
141
Bab 140
142
Bab 141
143
Bab 142
144
Bab 143
145
Bab 144
146
Bab 145
147
Bab 146
148
Bab 147
149
Bonchap (1)
150
Bonchap (2)
151
Bonchap (3)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!