Handsome Ruler Queen

Handsome Ruler Queen

chapter 1

Tap

tap

tap

"nona" ucap pria paruh baya membungkuk kan badan nya memberi hormat pada wanita yang sedang duduk angkuh di kursi kebesaran nya.

"hmm? jadi bagaimana perkembangan nya paman robert?" ucap wanita yang bernama ZAHRA ALEXZANDER putrip dari Arthur Alexander dan Lia Alexander satu-satunya putri di keluarga alexander dan bekerja sebagai ceo serta mafia di dunia gelap. zahra menatap datar pria paruh baya yang bernama robert yang merupakan bawahan kepercayaan keluarga alexander.

"perkembangan senjata sudah mulai berkembang nona. besok nona bisa mengambilnya di markas bluesh" jawab robert sambil menatap tab yang berada di tangannya.

"hmm bagus..besok nona ini akan mencoba nya siapa tahu akan menjadi sejata kesukaan ku kan? emm aku jadi tidak sabar untuk memburu banyak darah manis" ucap zahra sambil menjilat bibir nya dengan senyuman manis yang memikat namun sangat mengerikan.

"benar nona..senjata ini di padukan dengan dengan pisau dan katana yang memudah kan anda untuk membawa nya jadi anda hanya perlu membawa satu senjata itu saja audah serba guna. dengan senjata yang lengkap namun ringan memudahkan anda untuk mencari benerapa kantong darah nona" ucap robert panjang lebar menjelaskan keunggulan senjata yang di desain olehnya sendiri dibuat khusus untuk putri keluarga alexander.

"hmmm jadi tidak sabar" zahra berdiri dari kursi kebesaran nya dan berjalan ke balkon melihat pemandangan para bodyguard yang sedang berlatih "jadi apa jadwal ku sekarang paman?" lanjut zahra tanpa menatap robert.

"sekarang nona waktunya untuk kembali ke mansion alexander karena akan ada pertemuan penting dan semua anggota keluarga alexander akan datang" ucap robert menatap raut wajah nona nya yang terlihat semakin datar.

"termasuk si ppb itu?" ucap zahra datar dan mengerinyit tidak suka.

robert yang mengerti apa maksud nona nya mengngagguk membenarkan. ia paham tuannya sangat tidak menyukai sepupu angkat nya yang terlihat lugu dan polos sehingga membuat keluarga alexander sedikit terpecah karena ada yang tidak setuju mengangkat anak angkat yang didapat dari jalanan itu. apalagi wajah nya yang terlihat lugu dan polos namun itu sebenarnya hanya topeng. Robert menyadari nya sedari awal begitupun dengan zahra dan orang tuanya.

zahra hanya bisa menghela nafas kasar.

"siapkan mobil kita akan kembali ke mansion alexander" ucap zahra datar lalu berlalu pergi di ikuti robert di belakang nya.

🐣🐣

Mansion Alexander

Terlihat keluarga berkumpul dengan suasana yang suram dan menegangkan. saling melemparkan tatapan tajam satu sama lain.

"Kau membawa anak dari tong sampah itu papa SD?" ucap seorang pemuda menatap pamannya dengan senyum remehnya. LION ALEXANDER adik dari zahra putra kedua Arthur Alexander dan Lia Alexander.

pria paruh baya menatap tajam lion yang merupakan keponakan nya dengan tangan terkepal erat " jaga ucapan mu lion dia juga adikmu" ucap Nathan Alexander adik bungsu arthur.

lion yang mendengar itu mengerinyit tidak suka

"adik? adik ku hanya Naka yang jelas darah daging alexander bukan seperti dia yang jelas darah daging dari orang ga jelas" ucap lion sambil mengelus kepala Naka Alexander putra bungsu dari Arthur Alexander dan Lia Alexander.

"lepas" tekan naka tidak suka kepala nya di elus di saat ia main game.

lion yang mendengar ucapan adik nya mendengus kesal. adiknya sangat menyebalkan namun lebih baik adiknya dari pada anak pungut itu yang ketebelan topeng.

"ihh naka~~ tidak baik tahu main game disaat lagi ngumpul dan ada orang tua. dan naka tidak boleh gitu ke kak lion" ucap Sila maharani putri angkat dari Nathan Alexander dan Ana maharani. mengapa tidak memakai marga alexander? karena tidak di setujui oleh seluruh keluarga besar kecuali nathan dan ana yang selalu membela sila.

Naka yang mendengar itu hanya menatap datar gadis eh wanita kecil yang menatapnya dengan wajah yang di polos poloskan dan di imut imut kan membuatnya selalu merasa jijik 'wanita sampah ini selalu saja mencari masalah dengaku' batin naka tidak senang, ingin rasanya mencingcangnya tapi melihat bagaimana perlakuan papa dan mama nya yang selalu menyayangi dan perhatian terhadap wanita sampah itu jadi ia tidak bisa gegabah dan hanya bisa menunggu waktu saja.

"itu terserah naka karena tindakan nya tidak mengganggu dan alami tidak seoerti mu yang banyak topeng palsu pula" ucap lion pedas membuat sila hanya bisa menunduk menahan emosi dan malu.

nathan yang melihat sila bergetar seperti menahan tangis segera mengambilnya dan menduduk kannya di pangkuannya menatap tajam lion.

"Kam-

" sudah lah kalian terlalu kekanakan..hei kau jangan banyak drama cukup diam dan nikmati waktu nyaman mu sebelum aku memb*n*hmu" ucap kepala keluarga Samuel Alexander menatap datar putra bungsunya dan gadis kecil di pangkuan nathan.

"zahra belum datang boy?" tanya samuel menatap arthur yang sedari tadi diam.

arthur menggelengkan kepala "belum pi..kata zahra masih di perjalanan" ucap arthur menghela nafas karena putrinya selalu terlambat dan dia tahu pasti penyebab nya.

tap

tap

tap

"oh sudah berkumpul" ucap zahra baru datang dan duduk dengan angkuh disamping nathan.

"kakak zahra gak sopan" celutuk sila tiba-tiba yang dibalas tatapan dingin oleh zahra.

"Jadi kapan dimulai? Saya tidak punya waktu meladani drama tidak elog itu" Ucap zahra datar namun menusuk untuk sila.

"Ke lantai 5" Ucap samuel lalu pergi di ikuti semua anggota keluarga kecuali sila dan ana karena mereka tidak bisa bela diri atau bahkan memb*n*h orang.

Skip🐤

Keesokan harinya zahra dan robert sedang berada di markas bluesh untuk menguji senjata rancangan nya.

"Salam Queen" Ucap serentak anggota mafia bluesh sambil membungkukkan badan mereka sebagai hormat.

"Hmmm" Deheman zahra membalas sapaan mereka lalu berjalan menuju tempat penelitian dan pembuatan senjata di ikuti robert di belakangnya.

"Jadi bagaimana san?" Ucap zahra menatap pemuda yang menggunakan pakaian serba hitam dengan kacamata berteger di hidungnya.

"Sudah siap queen, hanya perlu menguji nya saja" Ucap san mengambil senjata yang baru saja di buatnya lalu memberikannya pada zahra.

"Biarkan saya yang mengujinya queen" Ucap robert mengajukan diri untuk berjaga-jaga.

"Tidak perlu biarkan saya yang mencobanya, kalau saya mati bilang saja itu kecerobohan saya sendiri" Ucap zahra menolak tawaran robert sedikit candaan, menatap senjata yang mengagumkan di tangannya dengan mata berbinar.

"Baik queen" Robert hanya bisa patuh.

"Kau yang didepan pintu, taruh apel di kepala mu biarkan saya yang menembaknys" Ucap zahra menujuk salah satu anggota bluesh yang hanya bisa pasrah.

Zahra tersenyum puas lalu menepatkan sasaran pada apel diatas kepala itu menarik pelatuk dan...

Dor

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!