Bab 4: Pekerjaan (2)

“Lucius?” Memanggil Lucius Tn. Hartpart menatap dari Anak tangga di atas melihat Lucius yang mengambil sebuah Buku yang cukup kotor dengan beberapa Kalimat di sampul buku yang tidak terlihat dengan baik.

“Ah, buku itu….” Sebeleum melanjutkan lagi Tn. Hartpart turun menatap dan mengambil Buku dari Tangan Lucius itu.

“Apa kau bisa baca Lucius?” Tanya Tn. Hartpart ke Lucius ini.

Untuk sebagian orang , hanya beberapa orang saja yang bisa membaca dan menulis, itu adalah hal wajar karna kurangnya pendidikan dan Keuangan yang di Miliki oleh keluarga untuk membesarkan dan mendidik anak mereka Untuk membaca dan Menulis.

Dan Tn. Hartpart sebagai salah satu Musisi Juga cukup beruntung bisa membaca dan menulis dengan hadil usaha dan kerja keras nya untuk belajar.

Lucius menggelengkan kepalanya itu menjawab pertanyaan Tn. Hartpart dan meminta maaf karna mengambil barangnya tanpa izin.

“Tidak masalah Lucius.” Tegas Tn. Hartpart yang tersenyum dan menyuruh Lucius naik ke lantai 2.

Luciu mengangguk, mengikuti Tn. Hartpart ke Lantai dua di mana ruang Piano terletak dengan beberapa alat lainnya.

“Apa ada yang bisa ku bantu lagi Tuan?” Tanya Lucius.

“Duduklah Lucius.” Tegas Tn. Hartpart yang duduk di bangku untuk bermain piano dan menatap ke arah Lucius.

Lucius hanya duduk di lantai Yang cukup dingin itu dan menatap sedikit ke atas ke arah Tn. Hartpart.

“Buku ini adalah buku Awal ku belajar dunia Musik dan terjun ke dunia musik.”

“…..” lucius terdiam menatap Tn. Hartpart yang terlihat sedikit sedih itu.

“Pada masa itu , lebih tepatnya 15 tahun sebelumnya keluarga ku begitu menyukai sebuah Musuk yang di mainkan di Aula Flizo yang hanya bisa di datangi Oleh banyak Orang-orang kaya, musik yang di mainkan di sana selalu di siarkan dan di beritakan di mana-mana dan dari situlah awal mula aku mengenal dunia musik.”

“Musik yang pertama kali ku dengar dan Alunan melodi dari sebuah Simfoni yang indah itu, itulah pertama kalinya aku mengenal dan mendengarkan sebuah musik.”

“Aku jatuh cinta dan mulai dengan usaha ku mendidikasikan seluruh Hidup ku untuk musik, ayah ku dan Ibuku juga mendukung ku meski sekarang meraka telah mati, aku tidak pernah melupakan jasa mereka dan kehangatan mereka, hari-hari dimana aku belajar membaca dan menulis dan secara pelan belajar Sebuah Musik dan menjadi musisi.” Dengan sedihnya itu Tatapan mata Tn. Hartpart sedikit memerah mengenang beberapa ingatan dan bagian terdalam yang ada di ingatannya.

“Ini adalah buku Musik untuk seseorang belajar musik, karna keterbatasan dan Kemiskinan Keluarga saya, Untuk membeli sebuah Paino saja saya tidak dapat melakukannya dan hanya dengan belajar lah saya berusaha keras untuk bisa dapat menjadi Musisi terbaik dengan segala usaha saya.”

“Meski saya tidak pernah menjadi musisi terbaik saya cukup senang bahwa Saya dapat belajar dan mengabulkan harapan saya untuk Menjadi musisi.” Dengan Senyuman nya yang cerah dengan beberapa raut wajah sedih nya itu dia tersenyum dan membuka Buku itu yang sudah kusut dan hancur berantakan.

Dia menutup lagi Buku itu dan menaruhnya di atas piano besar Yang terletak di belakang Tn. Hartpart.

“Anda Bisa menjadi Musisi yang Hebat Pak, saya yakin bahwa Anda bisa melakukannya” tegas Lucius yang menatap dengan tajam dan penuh kepercayaan diri di dalam dirinya.

“Terimakasih Lucius, apakah kau Ingin belajar Musik?” Tanya Tn. Hartpart.

“Saya sangat senang dan menyukai Musik, meski begitu ketidakmampuan saya untuk belajar Musik karna saya terlalu Miskin.” Tegas Lucius itu yang sedikit membuat wajah sedih nya.

Ini kebohongan kecil dari Kata-kata Lucius meski begitu ini adalah Hal yang harus dia lakukan.

“Aku akan Mengajari mu Lucius” jawab tegas Tn. Hartpart itu yang membuat Lucius kaget dan tersentak.

“Mengajar? Maaf apakah Anda Bercanda Tuan? Saya sebagai Orang Miskin tidak Mampu membayar Biaya Untuk belajar musik tuan.” Tegas Dan jawab Lucius itu yang Menyipitkan matanya dengan Bingung.

“Tidak Lucius, ini gratis, dan aku akan mengajarimu, aku memang tidak memiliki Murid dan juga bukanlah Musisi yang Hebat, tapi aku ingin kau bisa mempelajari Musik dan membantu ku Lucius.” Jawab dan Ungkap Tn. Hartpart itu yang tersenyum dan berdiri.

Lucius terdiam menatap papan piano yang cukup besar itu dan menatap Tn. Hartpart.

“Apakah ini memang Niat Anda dari awal untuk mengajari Orang yang akan menjadi Asisten Anda Tuan?” Lucius bertanya dengan Bingung itu dan Berdiri.

“Ya, aku ingin mengajari Asisten ku Musik Untuk membantuku juga menyelesaikan Musikku dan Karya Karya ku” dengan senyuman yang hangat pesona dari Tn. Hartpart itu begitu terlihat dengan beberapa hembusan angin yang masuk dari jendela yang terbuka di lantai 2 itu.

“……” lucius terdiam shock tidak bisa memikirkan apapun lagi dengan bingungnya itu dan mulai memproses pikirannya yang Kacau itu dan langsung menunduk dengan segera.

Baginya sekarang harga diri atau apapun tidak peduli dan penting, dengan begini dia bisa Mempunyai setidaknya Bidang Untuk berkembang.

Karna dia Dulu belajar Piano dengan baik dan bahkan mempunyai Lagu-lagunya sendiri yang dulu dia ciptakan, dia yang dulu belum pernah mencoba merilis lagunya sekarang memiliki kesemapatan.

Simfoni simofoni yang dia buat susah payah dengan usaha dan kerja kerasnya itu.

Kali ini dia bisa merilisnya, di dunia yang berbeda di Mana zaman Musik masih tidak memiliki banyak perkembangan dan banyak hal seperti dunianya dulu, dia memiliki setidaknya pengetahuan dari dunianya yang tersimpan baik di otaknya.

Ya, ini benar-benar kesempatannya.

“Saya dengan senang hati Memohon Bimbingan Anda Tuan !” Dengan perasaan menggebu-gebunga itu Lucius tersenyum dan terharus sekaligus.

Tn. Hartpart dengan senyuman lebarnya itu tersenyum dan Mulai menatap Lucis di depannya.

“Itu adalah semangat yang bagus , Besok kita akan Mulai belajar, kau bisa mendengarkan dan Melihat ku dulu memainkan sebuah Piano” Sembari membuka Penutup Keyboard Tn. Hartpart menata Piano nya itu dan mulai memegang tuts Not Keyboard-Keyboard nya secara pelan.

Lucius mendengarkan dan memperhatikan gerakan tangan yang pelan itu dengan memainkan sebuah Etude Yang Mudah untuk melatih jari-jari dan memperhatikan pergerakan jari-jari Yang terus bergerak di atas Keyboard itu.

Setelah 1 setengah menit berlalu Permainan itu berakhir dengan Indah meski Permainan Terlihat sangat lambat ,nada demi nada itu tersampaikan dengan indah dan Lucius yang memahami itu merasakan juga keindahan di balik Nada itu.

“I-itu sangat Bagus tuan” dengan keterkejutannya Lucius tersenyum dan kaget.

Itu bukanlah sebuah kebohongan karna dia juga memahami bahwa Musik yang di mainkan itu sangat indah.

Sungguh indah dan juga lambat yang memberikan kesan santai dan cukup tenang.

Tn. Hartpart yang selesai memainkan itu tersenyum dan mulai menatap Lucius.

“Aku akan menjelaskan Keyboard demi Keyboard di sini, dan untuk kedepannya kau juga akan menjadi asisten sekaligus Murid ku Lucius, jadi aku harap kau bisa dengan baik melakukannya” tegas Tn. Hartpart itu yang menatap Lucius dengan senyuman dan harapannya kepada Lucius.

Karna kekhawatirannya pada awalnya mendapatkan Seseorang yang tidak menyukai musik itu benar benar membuat nya khawatir dan menunggu hari demi hari untuk mendapatkan asisten.

Bagi dia yang bukan Musisi terkenal juga cukup Sulit untuk bisa mengajarkan seseorang atau bahkan membuat sebuah Karya yang indah dan membuat banyak orang terpukau.

Dia ingin mengajarkan Lucius dengan baik entah kenapa dia merasakan bahwa Pemuda di depannya memiliki ketertarikan terhadap Musik.

Pada awalnya mungkin itu sedikit terlihat Konyol, tetapi keyakinannya cukup teguh dan melihat Lucius yang bersemangat juga membuat dia ingin semakin mengajarkannya Sebuah Piano untuk membangunkan pemuda di depannya Untuk dapat membuat karya-karya musik yang hebat lagi.

Lucius dengan senyumannya itu mengangguk dan dengan taat seperti anak kecil yang menuruti ibunya itu terus mengangguk dan memperhatikan dengan penuh minat.

Tn. Hartpart hanya bisa tersenyum dan mulai menjelaskan dan menghabiskan Sisa Waktu mereka Hingga Malam Berlalu.

……..

Ini pukul 7 Malam Hari, Lucius keluar dari Rumah Tn. Hartpart memberikan Hormat nya dan menuduk lalu pergi meninggalkan Rumah Tn. Hartpart.

Kota ini gelap dengan beberapa lampu di Jalan yang menyinari jalan Kota malam ini.

Beberaoa kereta kuda masih terlihat berkeliaran di kota dan beberapa orang juga masih cukup banyak terlihat.

Ini bukan pemandangab Kota malam yang dia lihat sebelumnya, bulan Biru juga berada di langit cerah menghiasi langit yang yang gelap itu menjadi sedikit kebiran dengan beberapa kabut asap yang berada di kota ini.

Beberapa pemandangan Kota juga di Tutup dengan kabut yang cukup Tebal meski tidak setebal di mana Lucius melihat itu sebelumnya.

Pemandangan di mana dia melihat kabut itu masih teringat jelas oleh Lucius dan pemandangan kota malam hari yang sangat sunyi.

Ini masih jam 7 Malam dan itu bukan saat yang sama ketika Lucius bangun dan hadir di dunia ini .

Tidak tahu kapan tepatnya itu dan pukul berapa itu, tapi dia merasakan nuansa yang beda dengan Kota di pagi Hari dan malam hari.

Itu menjadi sesuatu yang rasanya sangat berbeda di mana ada sebuah dunia yang berada di balik bayangan yang Muncul.

Di kota yang dingin ini Dengan Pakaiannya yang cukup tipis itu Lucius terus berjalan menginjakan kakinya dan langkah demi langkahnya di jalan yang banyak tercium aroma aroma sengit dan beberapa bau selokan dan amis amis yang aneh

Dia berjalan terus hingga daerah sekitar Apartemennya dimana Daerah Tempat banyaknya Para gelandangan dan Warga Miskin tinggal.

Mengambil langkah ke sebuah Anak tangga itu, lucius naik dan Mulai menaiki terus anak tangga demi anak tangga di malam yang dingin itu.

Kabut terus semakin tebal dan hawa Kota juga semakin terasa dingin.

Suara langkah kakinya itu di anak tangga cukup pelan dan dia terus melangkah hingga akhirnya dia mencapai lantai dua.

Dia membuka Pintu yang ada di depannya itu di mana sangat pas dengan Anak tangga terakhir

Episodes
1 Prolog
2 Bab 1: Transmigrasi
3 Bab 2: Tekad
4 Bab 3:Pekerjaan
5 Bab 4: Pekerjaan (2)
6 Bab 5: Belajar Musik
7 Bab 6: Belajar Musik (2)
8 Bab 7: Kesialan
9 Bab 8: Menjiwai Musik
10 Bab 9: Ny. Grace
11 Bab 10: Mimpi Aneh
12 Bab 11: Berusaha Fokus
13 Bab 12: Penyucian
14 Bab 13: Hopeless
15 Bab 14: Hopeless (2)
16 Bab 15: Keterkejutan
17 Bab 16: Keterkejutan (2)
18 Bab 17: Persiapan
19 Bab 18: Pertanyaan
20 Bab 19: Latihan Terakhir
21 Bab 20: Berkat
22 Bab 21: Konser
23 Bab 22: Konser (2)
24 Bab 23: Dua Sisi
25 Bab 24: Dua Sisi
26 Bab 25: Kejadian Tersembunyi
27 Bab 26: Bertahan
28 Bab 27: Bertahan (2)
29 Bab 28: Serangan
30 Bab 29: Demi Serraphel
31 Bab 30: Tidak Terduga
32 Bab 31: Memberanikan Diri
33 Bab 32: Memberanikan Diri
34 Bab 33: Pemandangan Mengerikan
35 Bab 34: Salah Paham
36 Bab 35: Salah Paham (2)
37 Bab 36: Intograsi
38 Bab 37: Rapat Darurat
39 Bab 38: Hal Yang Membingungkan
40 Bab 39:Pekerjaan Yang Menumpuk
41 Bab 40: Rumah Baru
42 Bab 41: Pemikiran
43 Bab 42: Murid-Murid
44 Bab 43: Moonlight Sonata
45 Bab 44: Adanya Sedikit Kejanggalan
46 Bab 45: Siapa dia?…
47 Bab 46: Ritual Jiwa
48 Bab 47: Persetujuan
49 Bab 48: Manor
50 Bab 49: Putri Riestine
51 Bab 50: Hal Aneh
52 Bab 51: Moonlight Sonata
53 Bab 52: Perasaan
54 Bab 53: Waktu Yang Kabur
55 Bab 54: Hati Yang Hancur
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1: Transmigrasi
3
Bab 2: Tekad
4
Bab 3:Pekerjaan
5
Bab 4: Pekerjaan (2)
6
Bab 5: Belajar Musik
7
Bab 6: Belajar Musik (2)
8
Bab 7: Kesialan
9
Bab 8: Menjiwai Musik
10
Bab 9: Ny. Grace
11
Bab 10: Mimpi Aneh
12
Bab 11: Berusaha Fokus
13
Bab 12: Penyucian
14
Bab 13: Hopeless
15
Bab 14: Hopeless (2)
16
Bab 15: Keterkejutan
17
Bab 16: Keterkejutan (2)
18
Bab 17: Persiapan
19
Bab 18: Pertanyaan
20
Bab 19: Latihan Terakhir
21
Bab 20: Berkat
22
Bab 21: Konser
23
Bab 22: Konser (2)
24
Bab 23: Dua Sisi
25
Bab 24: Dua Sisi
26
Bab 25: Kejadian Tersembunyi
27
Bab 26: Bertahan
28
Bab 27: Bertahan (2)
29
Bab 28: Serangan
30
Bab 29: Demi Serraphel
31
Bab 30: Tidak Terduga
32
Bab 31: Memberanikan Diri
33
Bab 32: Memberanikan Diri
34
Bab 33: Pemandangan Mengerikan
35
Bab 34: Salah Paham
36
Bab 35: Salah Paham (2)
37
Bab 36: Intograsi
38
Bab 37: Rapat Darurat
39
Bab 38: Hal Yang Membingungkan
40
Bab 39:Pekerjaan Yang Menumpuk
41
Bab 40: Rumah Baru
42
Bab 41: Pemikiran
43
Bab 42: Murid-Murid
44
Bab 43: Moonlight Sonata
45
Bab 44: Adanya Sedikit Kejanggalan
46
Bab 45: Siapa dia?…
47
Bab 46: Ritual Jiwa
48
Bab 47: Persetujuan
49
Bab 48: Manor
50
Bab 49: Putri Riestine
51
Bab 50: Hal Aneh
52
Bab 51: Moonlight Sonata
53
Bab 52: Perasaan
54
Bab 53: Waktu Yang Kabur
55
Bab 54: Hati Yang Hancur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!