Bab 3:Pekerjaan

Karna hari masih pagi Lucius memutuskan duduk diam di sebuah taman besar yang ada di Kota tidak jauh ini, dia duduk menatap Banyaknya Orang yang berjealan, beberapa Kereta kuda juga bergerak dengan Bising dan beberapa asap yang cukup kotor banyak keluar dari atap Rumah.

Lucius masih ingat bagaimana dia melihat kota ini, kota yang Awalnya dia lihat ketika dia bangun melihat itu.

Dia berpindah kedunia ini pada malam hari tepatnya malam yang sangat sunyi di mana Semua kota menjadi Begitu sepi dan sunyi.

Dia memahami dan merasakan apa yang dia lihat hari itu hingga Kelubuk terdalam Pikiran dan hatinya.

Malam yang mengerikan di Mana dia melihat keadaan kota yang terlihat indah ini di pagi hari tetapi sangat menakutkan di malan hari.

“Ya, ini menyimpan rahasia yang dalam tentang apa yang ada di sini” bahkan entah kenapa Lucius sendiri tidak berani lagi keluar ataupun membuka Jendela nya untuk melihat pemandangan Kota di malam hari.

Itu sangat menakutkan melihatnya di mana Kabut yang terlihat menutupi kota dan perasaan Yang sangat aneh menekan dirinya itu.

Itu tidak bisa di gambarkan dengan jelas tapi mulai dari langit malam yang membawa kesan misterius yang dalam….. Kota itu juga sangat sunyi seakan-akan tidak memiliki satupun kehidupan.

“Tolong rotinya satu Potong” berjalan ke sebuah penjual roti dia mengambil Roti satu potong yang masih hangat di tangannya.

Duitnya sekarang hanya menyisahkan 15 Perak dan 1 Perunggu, 1 Perunggu di sini sama dengan 100 Perak itulah yang Lucius tahu dan pahami dari Tedy.

Jujur saja dia hanya memahami sedikit bagian dari beberapa kehidupan kecil dari penjelasan tedy.

Dia masih harus belajar lebih banyak lagi, tentu saja dia juga harus mencari tahu semua hal tentang dunia ini.

“Aku harus belajar, tapi bagaimana caranya?” Hanya itu masalah lucius saat ini.

Perpustakaan Terbuka dengan Sangat lebar Untuk seluruh orang, Lucius juga telah mengetahui di mana Letak Perpustakaan itu.

Hanya saja masalahnya dia tidak bisa membaca dan menulis untuk memahami apa yang Ingin dia ketahui.

“Dan juga Di sini Masih banyak hal yang harus lebih dan lebih banyak lagi dia pelajari.”

Selain bagaimana keadaan dunia dan apa saja kerajaan-kerajaan yang ada , dia juga harus mencari tahu semua itu.

Tapi waktunya masih cukup banyak.

Dia harus bekerja besok, untuk itu dia harus memikirkan dengan matang Apa langkah terbaik Untuk Dirinya.

“Aku tidak bisa terus terpaku dan menyusahkan Tedy.” Dengan penuh tekad nya Lucius berdiri membuang Bungkus roti ke tempat sampah yang tidak jauh darinya.

Beberapa burung terbang di atas langit pagi yang cerah ini dan beberapa kebisingan masih terus terasa dan sangat hidup di kota ini.

Lucius berjalan kembali ke Arah Apartemen nya yang tidak jauh Dari tempat dia sekarang berada.

……..

Malam angin (Januari) Tanggal 2

“Apa kau baik-baik saja Lucius? Kau yakin?” Tegas Tedy yang berdiri dengan tangan Menyilang itu menatap Lucius.

“Aku baik baik saja, berapa kali aku bilang kepada mu Tedy.” Jawab Lucius itu.

Dia terkadang cukup kesal untuk menjawab pertanyaan yang datang berulang-ulang itu , meski begitu ini adalah sedikit dari banyaknya masalah yang tidak bisa dia selesaikan, mau bagaimanapun dia juga pasti akan melakukan hal yang sama ketika seseorang yang penting tiba tiba menjadi aneh dan Hilang ingatan.

Itu pasti mencolok dan sangat membuat Dia sendiri khawatir.

Meski begitu dengan senyumannya dan kepercayaan dirinya itu Lucius tersenyum dengan Ramah dan Anggun itu ke Tedy dan berdiri dengan pakaian rapihnya lalu membalikan badannya.

“Kau percaya pada ku tedy?” Tanya Lucius.

Tedy sedikit gugup dan Khawatir lalu menghelas nafasnya dan menepuk pundak Lucius.

“Aku percaya padamu Lucius, kau adalah satu-satunya orang yang paling ku percaya” dengan suara yang dalam dan hangat itu Lucius tersenyum dan meninggalkan Apartemen kecil ya itu dan segera menuju Pub.

……

Jirgo Duduk diam dengan Pakaian rapihnya tidak berada di Tempat biasanya dua berada.

Dia duduk menunggu dengan perasaan Tidak tenangnya bersama seseorang yang berada di depannya itu.

Seorang itu cukup Rapih dan mengenakan pakaian formal dengan topi Hitam .

Pria yang duduk itu memiliki jenggot tipis dan hidung pesek , matanya Terang dan dalam, pembawaannya juga begitu lembut dan tenang.

Dia duduk santai menunggu detik demi detik berlalu Hingga suara Bunyi Pintu terdengar tidak Lama.

Kedua Pria yang duduk itu berdiri menyambut dan menatap pemuda yang datang , yang tidak lain dan tidak bukan adalah Lucius.

“Pagi Tn.Jirgo” sapa Lucius. Jirgo menyapa Lucius juga dengan ramah di ikuti orang di samping Tn.Jirgo yang menatap dan menyapa Lucius juga.

Lucius juga menunduk memberi Hormat kepada Pria itu dan menyapa juga.

“Lucius ini adalah Orang yang akan Mempekerjakan Mu” Tegas Jirgo itu yang memperkenalan Pria yang cukup Tua itu.

Dia tidak terlalu tua untuk wajahnya penuh dengan keriput, mungkin itu berkisar 35 Tahun jika mempertimbangan penampilan dan Tubuhnya yang masih terlihat bagus dan rapih itu.

“Ini adalah Tuan Mirsley Hartpart, Musisi yang akan Anda bantu Lucius”

Tuan Mirsley Hartpert dengan ramah membuka topinya dan memperkenalkan dirinya.

“Salam Kenal Lucius, Kau bisa Memanggil ku Tn. Hartpart” ucap Tn.Hartpart itu.

“Salam Kenal Tn. Hartpart, senang bisa bekerja dengan Anda, saya Lucius Cromwell , mohon Bimbingannya kedepannya” Jawab Lucius dengan ramah itu yang menghancurkan Sedikit Moralitas Jirgo yang memahami dengan Betul bagaimana sikap Lucius setiap masa pengenalan.

“Kau cukup ramah Lucius, baiklah kau bisa mulai bekerja, mari ikuti aku” Tegas Tn. Hartpart itu yang Mulai memimpin jalan dan berterimakasih dulu sebelum pergi meninggalkan Pub.

……

Ini adalah Sebuah rumah bertingkat Tiga yang cukup luas dengan Inferior yang terlihat indah.

Jarak rumah Tn. Hartpart ke rumahnya cukup dekat dan dia Berada di Distrik yang sama dengan Lucius.

Meski rumah dan Gayanya sangat berbeda tetapi rumah ini tidaklah terlihat cukup besar dan rapih.

Beberapa potong kertas dan bahkan beberapa perabotan cukup kacau di sini yang memperlihatkan tidak teraturannya kehidupan dari sang Musisi ini.

Lucius memahami bahwa Menjadi Musisi adalah hal yang berat terutama Untuk Tn. Hartpart yang hidup sendiri tanpa siapapun.

“Maaf cukup Kacau Lucius” ucap Sopan Tn. Hartpart itu yang berjalan menaiki anak tangga dan Mulai naik ke lantai 2.

Lantai dua di sini juga memiliki banyak kamar dan yang paling mencolok adalah satu kamar nya yang luas dengan sebuah piano yang ada di sini.

Piano…. Itu adalah alat yang sama yang mirip dengan Yang ada di dunianya.

Melihat itu Lucius terdiam sesaat dan menatap Tn. Hartpart yang berjalan melintasi Ruangan yang terdapat piano ini.

Di lantai dua memiliki 3 Ruangan , ruangan pertama adalah Kantor, Ruangan Kedua adalah Tempat alat Musik ada, dan Ruangan Ketiga adalah Sebuah Kamar yang ada di sini.

“Apa kau tahu Piano Lucius?” Tanya Tn. Hartpart.

“Ya, aku mengetahui sedikit tentang nya “ jawab Lucius itu yang menatap Piano.

“Aku bekerja di Bidang Musik sebagai Musisi untuk menghasilkan Karya karya baru, kau tahu, kehidupan musisi sangat sulit dan jika kau tidak bisa Mencapai sesuatu yang baru, Karyamu akan tersingkirkan dengan Banyaknya Musisi Lain yang sangat banyak di dunia ini.”Tegas Dengan nada sedih nya Itu ke Lucius.

“ Tugas mu tidak sulit, Aku ingin Kau membantuku Dan menjadi Asisten ku.” Ucap Tn. Hartpart. itu dan Mulai menatap Lucius .

“Bisakah aku mengetahui lebih detail seperti apa yang harus ku lakukan Tuan?” Tanga Lucius itu yang Sedikit Bingung.

“Kau hanya perlu menjadi asistenku dan membantu ku memberi saran, kau juga hanya perlu membantu ku seperti membereskan Rumah, membantu Ku untuk Mencari Inspirasi untuk Karya ku, tugas mu tidak sulit bukan?….” Tanya dengan senyumannya itu Ke Lucius.

Untuk Lucius ini tidak sulit sama sekali, karna dia telah Memahami bagaimana pekerjaanya Lucius mengangguk dan Mulai meminta Izin Untuk segera Memulai Pekerjaanya.

Pertama dia Membereskan banyaknya Tumpukan Kertas yang Berisikan Simfoni-simfoni itu, meski dia tidak bisa membaca dan menulis, melihat simfoni itu dia dengan cepat memahami seperti apa Simfoni itu dan perkiraanya seperti apa lagu itu, dia juga masih sedikit bingung dengan beberapa tulisan karna perpaduan Dari campuran tulisan yang Mirip dengan dunianya dan campuran dari Tulisan Di dunia ini.

Setelah membereskan tumpukan kertas Lucius mengikuti Arahan Dari Tn. Hartpart. dengan segera dan mulai membereskan beberapa perabotan dan alat alat di kantor, kamar dan beberapa alat yang menggangu lainnya.

Itu berlangsung cukup lama Untuk membereskan Kekacauan di Rumah ini.

Lantai 2 sudah terbereskan dan Ini saatnya Lucius berpindah ke lantai 1

Lucius tidak mengeluh dan dia bekerja dengan giat karna pekerjaanya termasuk Cukup mudah.

Dia tidak merasa kesal tetapi dia terkadang cukup senang karna dia akhirnya memiliki kesibukan untuk Dirinya sekarang.

Setelah membersihkan dan Membereskan Lantai 1 ,Lucius dengan cepat Ingin segera naik lagi ke lantai Dua itu , sebelum perhatiannya tiba-tiba teralihkan Oleh sebuah Buku yang ada di depan Matanya.

Episodes
1 Prolog
2 Bab 1: Transmigrasi
3 Bab 2: Tekad
4 Bab 3:Pekerjaan
5 Bab 4: Pekerjaan (2)
6 Bab 5: Belajar Musik
7 Bab 6: Belajar Musik (2)
8 Bab 7: Kesialan
9 Bab 8: Menjiwai Musik
10 Bab 9: Ny. Grace
11 Bab 10: Mimpi Aneh
12 Bab 11: Berusaha Fokus
13 Bab 12: Penyucian
14 Bab 13: Hopeless
15 Bab 14: Hopeless (2)
16 Bab 15: Keterkejutan
17 Bab 16: Keterkejutan (2)
18 Bab 17: Persiapan
19 Bab 18: Pertanyaan
20 Bab 19: Latihan Terakhir
21 Bab 20: Berkat
22 Bab 21: Konser
23 Bab 22: Konser (2)
24 Bab 23: Dua Sisi
25 Bab 24: Dua Sisi
26 Bab 25: Kejadian Tersembunyi
27 Bab 26: Bertahan
28 Bab 27: Bertahan (2)
29 Bab 28: Serangan
30 Bab 29: Demi Serraphel
31 Bab 30: Tidak Terduga
32 Bab 31: Memberanikan Diri
33 Bab 32: Memberanikan Diri
34 Bab 33: Pemandangan Mengerikan
35 Bab 34: Salah Paham
36 Bab 35: Salah Paham (2)
37 Bab 36: Intograsi
38 Bab 37: Rapat Darurat
39 Bab 38: Hal Yang Membingungkan
40 Bab 39:Pekerjaan Yang Menumpuk
41 Bab 40: Rumah Baru
42 Bab 41: Pemikiran
43 Bab 42: Murid-Murid
44 Bab 43: Moonlight Sonata
45 Bab 44: Adanya Sedikit Kejanggalan
46 Bab 45: Siapa dia?…
47 Bab 46: Ritual Jiwa
48 Bab 47: Persetujuan
49 Bab 48: Manor
50 Bab 49: Putri Riestine
51 Bab 50: Hal Aneh
52 Bab 51: Moonlight Sonata
53 Bab 52: Perasaan
54 Bab 53: Waktu Yang Kabur
55 Bab 54: Hati Yang Hancur
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1: Transmigrasi
3
Bab 2: Tekad
4
Bab 3:Pekerjaan
5
Bab 4: Pekerjaan (2)
6
Bab 5: Belajar Musik
7
Bab 6: Belajar Musik (2)
8
Bab 7: Kesialan
9
Bab 8: Menjiwai Musik
10
Bab 9: Ny. Grace
11
Bab 10: Mimpi Aneh
12
Bab 11: Berusaha Fokus
13
Bab 12: Penyucian
14
Bab 13: Hopeless
15
Bab 14: Hopeless (2)
16
Bab 15: Keterkejutan
17
Bab 16: Keterkejutan (2)
18
Bab 17: Persiapan
19
Bab 18: Pertanyaan
20
Bab 19: Latihan Terakhir
21
Bab 20: Berkat
22
Bab 21: Konser
23
Bab 22: Konser (2)
24
Bab 23: Dua Sisi
25
Bab 24: Dua Sisi
26
Bab 25: Kejadian Tersembunyi
27
Bab 26: Bertahan
28
Bab 27: Bertahan (2)
29
Bab 28: Serangan
30
Bab 29: Demi Serraphel
31
Bab 30: Tidak Terduga
32
Bab 31: Memberanikan Diri
33
Bab 32: Memberanikan Diri
34
Bab 33: Pemandangan Mengerikan
35
Bab 34: Salah Paham
36
Bab 35: Salah Paham (2)
37
Bab 36: Intograsi
38
Bab 37: Rapat Darurat
39
Bab 38: Hal Yang Membingungkan
40
Bab 39:Pekerjaan Yang Menumpuk
41
Bab 40: Rumah Baru
42
Bab 41: Pemikiran
43
Bab 42: Murid-Murid
44
Bab 43: Moonlight Sonata
45
Bab 44: Adanya Sedikit Kejanggalan
46
Bab 45: Siapa dia?…
47
Bab 46: Ritual Jiwa
48
Bab 47: Persetujuan
49
Bab 48: Manor
50
Bab 49: Putri Riestine
51
Bab 50: Hal Aneh
52
Bab 51: Moonlight Sonata
53
Bab 52: Perasaan
54
Bab 53: Waktu Yang Kabur
55
Bab 54: Hati Yang Hancur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!