“Tunggu Lucius, aku tahu ini berat untukmu, tapi aku baik-baik saja” Tedy adalah satu-satunya yang telah bekerja untuk menghidupi mereka, jika menjawab kenapa ,alasannya mudah, karna Lucius sebelumnya Telah di pecat dari pekerjaan lamanya karna berprilaku tidak baik.
Lucius tahu ini tidak baik, bahkan untuknya bermalas-malasan di ruang suram itu akan membuat mentalnya jauh lebih buruk lagi.
Jika seandainya dia tidak bisa tenang, dia harap dia bisa cukup sibuk Untuk setidaknya melupakan Pikirannya yang Kusut itu.
Ini dunia yang masih baru untuknya, meski umur nya 17 tahun Ingatan apapun tentang Lucius bahkan dia tidak mengingatnya.
Hanya beberapa hal yang dia ketahui, dan itu adalah hari-hari dimana dia menjawab dan bertanya dengan Tedy apa saja yang pernah dia lakukan dan seperti apa dunia ini.
Tedy sendiri tidak mengetahui banyak hal dan cukup bingung untuk menjawab Pertanyaan Lucius, dia tahu bahkan Tedy tidak memiliki pendidikan yang baik tetapi dia berusaha menjelaskan kepada Lucius dengan baik bahkan di beberapa hal yang mungkin sangat sulit Tedy jelaskan.
Ini bukan saatnya malas.
“Aku ingin bekerja Tedy, aku baik-baik saja” tegas Lucius yang memegang teguh pendiriannya.
“Apa kau sudah Memikirkan Akan bekerja di Mana?” Tanya Tedy yang menatap Lucius itu.
Lucius terdiam mendengar Tedy yang berbicara itu.
Sekarang Lucius berada di Bawah apartemennya dan melihat banyak Orang berjalan dengan Kesibukan mereka masing-masing.
Lucius memandang seluruh Kota ini dan Terdiam untuk sesaat.
“Apakah kau memiliki Saran?” Tanya lucius yang terdiam.
Terkadang Kebodohan Membawa Otak bodohnya semakin sempit lagi.
Ini benar-benar kekesalannya kenapa dia harus ada di sini dengan otak lemot nya itu.
Tedy yang berada di depan Lucius itu menatap diam dan mulai bergerak pelan memegang Lucius.
“Kau tak harus memaksakan diri Lucius, aku akan bekerja dan selama kau belum siap untuk melanjutkan maka aku akan terus bekerja.” Tegas Tedy itu dengan suara lembut nya.
“Tidak, aku akan bekerja Tedy, apa kau tidak melihat keseriusan ku?” Ucap tegas Lucius itu yang menatap dengan tajam ke Tedy.
“….hah… baiklah, kau Bisa datang Ke Pub Dan menemui Tn. Jirgo”
“Terimakasih Tedy, kau sebaiknya bekerja, atau kau akan telat di marahi tedy” Ucap Lucius yang tersenyum ramah itu dan berjalan.
“T-tunggu Lucius! “ teriak tedy tegas memberhentikan Lucius itu.
“Arah selatan kota dengan Plat pink” Senyum tedy yang menghela nafas nya itu.
Lucius yang baru tersadar itu berterimakasih lagi dan berjalan dengan wajah Penuh tekad nya.
Meski itu terlihat Konyol tetapi Tedy hanya bisa tersenyum ramah meninggalkan Kota pagi hari yang indah itu Untuk berjalan menuju tempat kerja nya.
……
Tidak banyak orang ada di sini, ini adalah sebuah Pub yang cukup sepi dan hanya ada beberapa pengunjung saja yang datang menikmati beberapa alkohol di pagi hari.
Seorang wajah yang Terlihat Cukup tua berdiri memegang Sebuah Gelas dan mengelap nya.
Kreng!
Sebuah bel Pintu terdengar.
Itu adalah wajah yang terlihat cukup akrab yang masuk untuk Penjaga bar yang memegang gelas itu.
“Lucius?” Sapa Penjaga bar itu.
“Hm… ya, apa kau Tn. Jirgo?” Tanya Lucius yang Bingung itu.
“Ada apa bung? Kau datang di pagi hari sekali? Dan kau bahkan melupakan teman mu di sini, tentu saja aku Jirgo.” Tawa Jirgo itu yang tidak bisa di tahan lagi mendengar kekonyolan Lucius.
“Ada apa?” Tanya Jirgo itu yang menaruh Gelas di tangannya.
“Ya, itu aku sebenarnya mengalami sedikit Hilang ingatan….”
“Apa?!”
Dengan kaget Jirgo menatap lucius itu dan mendengarkan lebih lanjut lagi cerita lucius.
“Aku di sini untuk mencari pekerjaan Dan Kata Tedy aku bisa mendapatkannya di sini” Ucap Lucius yang tampak Terlihat Cukup malu itu.
Jirgo hanya terdiam dan menghela nafasnya.
“Kau memiliki keberuntungan Lucius, sejujurnya Cukup Banyak pekerjaan yang ada di sini, dan kau memiliki kesempatan Jika Kau bisa sedikit mengurangi rasa emosinal mu terhadap Para Bangsawan” tegas Tn. Jirgo itu yang kembali melakukan tugas Nya sebagai Bartender dan mengelap beberapa gelas.
“Bisakah aku mengetahui apa saja itu?” Tanya Lucius.
“Apa kau yakin? Kau harus bisa menahan sikapmu bung jika begitu terus kau akan sulit mendapatkan kerja.” Tegas Jirgo itu yang memelototi Lucius.
“Ya itu….. kau tahu, aku kehilangan cukup banyak ingatan ku, jadi aku tak begitu mengingat apa yang ku lakukan sebelumnya, tapi aku sangat membutuhkan pekerjaan.” Jawab Lucius itu yang dengan tegas menyakinkan Jirgo itu.
Jirgo terdiam dan masih dengan Raut bingung menatap Lucius.
Bahkan belum cukup lama dia melihat Lucius dengan Gila memaki atasannya itu ketika mabuk, sekarang yang dia lihat adalah Lucius dengan mode yang bahkan tidak bisa dia pahami.
Caranya berbicara dan bergerak tampak aneh dan sikapnya tidak seperti biasanya yang sembrono dan Cukup usil.
“Apakah otaknya rusak? Apakah dia baik baik saja?” Pertanyaan itu muncul di kepala Jirgo yang sedikit bingung itu dengan sikap Lucius, di satu sisi lucius tampak tidak aneh, tetapi karna ingatannya yang Hilang itu membuat Jirgo menjadi Cukup khawatir lagi apakah dia bisa melakukan pekerjaannya dengan baik.
“Apa kau yakin? Kau tidak ada masalah dengan otak mu kan?” Tanga jirgo itu, Lucius yang mendengarkan itu menggelengkan kepalanya dengan baik dan menjawab” Aku baik-baik saja, hanya sedikit Hilang ingatan”
“Huft….. baiklah, ada 3 pekerjaan yang bisa kau ambil” Mengambil Sebuah kertas, Jirgo menyerahkan 3 tumpuk kertas itu ke Lucius
“Apa ini?” Dengan bingung Lucius bertanya dan mengambil 3 kertas itu.
“Ini adalah detail pekerjaannya, yang kiri adalah Sebagai Pekerja Pabrik , Upah Nya akan di bayarkan Perbulan dengan total 7 Bronz dan 5 Silver.”
“Yang tengah adalah Pekerja Sebagai Asisten Musisi , Upah nya Akan di bayar perbulan dengan Total 10 Bronz Dan 5 Silver.”
“Yang kanan adalah Pekerja Sebagai Pembantu Keluarga Countess Sterling ,Upahnya adalah 11 Bronz .”
“Perlu kau ketahui Lucius, semua pekerjaan ini membutuhkan tenaga yang ekstra dan kesabaran penuh, Jika kau tidak bisa melepas Sikap Lamamu, aku khawatir bahwa kau akan menjadi pengangguran Untuk selama-lamanya.” Tegas Jirgo itu dengan nada sedih.
Lucius yang terdiam tanpa berbicara itu hening untuk sejenak.
Jika melihat detail pekerjaannya Bekerja di Keluarga bangsawan adalah yang terbaik, tapi Lucius terdiam karna adanya pilihan yang menarik baginya.
“Apakah ketiga pekerjaan ini tidak memiliki Syarat tertentu Tn. Jirgo?” Tanya Lucius itu yang menatap diam.
“Tidak, hanya bisa berbicara dengan lancar dan mematuhi Perintah” Jawab Jirgo itu.
“Aku ingin mendaftar ke pekerjaan ini Tn. Jirgo.” Menatap Pilihan Lucius jirgo terdiam dan menatapnya dengan penuh pertanyaan.
“Kau yakin?” Pertanyaan itu keluar dengan segera dari mulut Tn. Jirgo dan Lucius hanya mengangguk mengerti dan menyelesaikan pendaftarannya.
Pendaftaran itu berisi Nama , Umur , Dan Alamat nya.
Itu tidak sulit Dia mengetahui semuanya dan dia meminta tolong Untuk Tn. Jirgo membantunya.
Mau bagaimanapun dia tidak bisa membaca dan menulis.
Mungkin jika ada pilihan dia ingin belajar menulis dan memahami caranya membaca di dunia ini.
“Pengetahuan adalah Ilmu dan aku yakin ketidakmampu-an ku adalah sesuatu yang harus segera ku selesaikan .”
Benar ini benar-benar harus di selesaikan Untuk Lucius , dia sendiri tidak tahu seperti apa dan apa yang akan dia hadapi di dunia ini, setidaknya dia ingin bisa menjadi cukup baik untuk mengetahui bagaimana dan apa saja yang ada di dunia ini.
“Baiklah lucius, kau bisa datang ke sini Esok hari Pukul 8 Tepat, kau sebaiknya menggunakan pakaian yang lebih rapih Lucius” Tegas Jirgo itu ke Lucius, lucius mengangguk dan berterimakasih sembari menunduk dan meninggalkan Pub itu.
…….
Kota ini indah dengan banyak Cerobong asap di atap rumah nya dan pemandanvan Kota yang ramai.
Ini seperti hidung di Sebuah Film-film yang selama ini Lucius tonton di dunianya.
Jujur saja selama 7 hari ini, ini hari yang berat karna dia begitu merindukan Dunianya.
Di dunia ini bahkan ponsel dan Televisi saja tidak ada dan itu benar-benar hal berat untuknya.
Ketergantungannya dan kerinduannya akan dunianya begitu dalam ketika dia menyadari bahwa dirinya ada di dunia yang entah seperti apa ini.
“Aku seharusnya bersikap lebih baik lagi dan belajar dengan giat.”
Itu satu-satunya penyesalan untuk Lucius di sini, dia meninggalkan banyak waktunya untuk bermalas-malasan dan itu membuat dirinya terlalu bodoh untuk dapat membantu Dirinya bertahan di dunia yang aneh ini.
“Bagaimana aku bisa bertahan? Apa yang harus ku lakukan?” Pikiran Lucius terus memutar otaknya dan berpikir dengan keras, lagi pula dia juga belum cukup tahu banyak tentang dunia ini, jika satu-satunya cara adalah hidup di dunia ini setidaknya dia Ingin mengetahui semuanya tentang dunia ini, dan Jika ada sebuah cara Untuk dia Pulang ke dunianya dia setidaknya Ingin bisa mendapatkan Cara itu.
Dalam perjalanan di kota yang ramai itu dia berjalan dengan Pikiran rumitnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments