Bab 2: Tekad

“Tunggu Lucius, aku tahu ini berat untukmu, tapi aku baik-baik saja” Tedy adalah satu-satunya yang telah bekerja untuk menghidupi mereka, jika menjawab kenapa ,alasannya mudah, karna Lucius sebelumnya Telah di pecat dari pekerjaan lamanya karna berprilaku tidak baik.

Lucius tahu ini tidak baik, bahkan untuknya bermalas-malasan di ruang suram itu akan membuat mentalnya jauh lebih buruk lagi.

Jika seandainya dia tidak bisa tenang, dia harap dia bisa cukup sibuk Untuk setidaknya melupakan Pikirannya yang Kusut itu.

Ini dunia yang masih baru untuknya, meski umur nya 17 tahun Ingatan apapun tentang Lucius bahkan dia tidak mengingatnya.

Hanya beberapa hal yang dia ketahui, dan itu adalah hari-hari dimana dia menjawab dan bertanya dengan Tedy apa saja yang pernah dia lakukan dan seperti apa dunia ini.

Tedy sendiri tidak mengetahui banyak hal dan cukup bingung untuk menjawab Pertanyaan Lucius, dia tahu bahkan Tedy tidak memiliki pendidikan yang baik tetapi dia berusaha menjelaskan kepada Lucius dengan baik bahkan di beberapa hal yang mungkin sangat sulit Tedy jelaskan.

Ini bukan saatnya malas.

“Aku ingin bekerja Tedy, aku baik-baik saja” tegas Lucius yang memegang teguh pendiriannya.

“Apa kau sudah Memikirkan Akan bekerja di Mana?” Tanya Tedy yang menatap Lucius itu.

Lucius terdiam mendengar Tedy yang berbicara itu.

Sekarang Lucius berada di Bawah apartemennya dan melihat banyak Orang berjalan dengan Kesibukan mereka masing-masing.

Lucius memandang seluruh Kota ini dan Terdiam untuk sesaat.

“Apakah kau memiliki Saran?” Tanya lucius yang terdiam.

Terkadang Kebodohan Membawa Otak bodohnya semakin sempit lagi.

Ini benar-benar kekesalannya kenapa dia harus ada di sini dengan otak lemot nya itu.

Tedy yang berada di depan Lucius itu menatap diam dan mulai bergerak pelan memegang Lucius.

“Kau tak harus memaksakan diri Lucius, aku akan bekerja dan selama kau belum siap untuk melanjutkan maka aku akan terus bekerja.” Tegas Tedy itu dengan suara lembut nya.

“Tidak, aku akan bekerja Tedy, apa kau tidak melihat keseriusan ku?” Ucap tegas Lucius itu yang menatap dengan tajam ke Tedy.

“….hah… baiklah, kau Bisa datang Ke Pub Dan menemui Tn. Jirgo”

“Terimakasih Tedy, kau sebaiknya bekerja, atau kau akan telat di marahi tedy” Ucap Lucius yang tersenyum ramah itu dan berjalan.

“T-tunggu Lucius! “ teriak tedy tegas memberhentikan Lucius itu.

“Arah selatan kota dengan Plat pink” Senyum tedy yang menghela nafas nya itu.

Lucius yang baru tersadar itu berterimakasih lagi dan berjalan dengan wajah Penuh tekad nya.

Meski itu terlihat Konyol tetapi Tedy hanya bisa tersenyum ramah meninggalkan Kota pagi hari yang indah itu Untuk berjalan menuju tempat kerja nya.

……

Tidak banyak orang ada di sini, ini adalah sebuah Pub yang cukup sepi dan hanya ada beberapa pengunjung saja yang datang menikmati beberapa alkohol di pagi hari.

Seorang wajah yang Terlihat Cukup tua berdiri memegang Sebuah Gelas dan mengelap nya.

Kreng!

Sebuah bel Pintu terdengar.

Itu adalah wajah yang terlihat cukup akrab yang masuk untuk Penjaga bar yang memegang gelas itu.

“Lucius?” Sapa Penjaga bar itu.

“Hm… ya, apa kau Tn. Jirgo?” Tanya Lucius yang Bingung itu.

“Ada apa bung? Kau datang di pagi hari sekali? Dan kau bahkan melupakan teman mu di sini, tentu saja aku Jirgo.” Tawa Jirgo itu yang tidak bisa di tahan lagi mendengar kekonyolan Lucius.

“Ada apa?” Tanya Jirgo itu yang menaruh Gelas di tangannya.

“Ya, itu aku sebenarnya mengalami sedikit Hilang ingatan….”

“Apa?!”

Dengan kaget Jirgo menatap lucius itu dan mendengarkan lebih lanjut lagi cerita lucius.

“Aku di sini untuk mencari pekerjaan Dan Kata Tedy aku bisa mendapatkannya di sini” Ucap Lucius yang tampak Terlihat Cukup malu itu.

Jirgo hanya terdiam dan menghela nafasnya.

“Kau memiliki keberuntungan Lucius, sejujurnya Cukup Banyak pekerjaan yang ada di sini, dan kau memiliki kesempatan Jika Kau bisa sedikit mengurangi rasa emosinal mu terhadap Para Bangsawan” tegas Tn. Jirgo itu yang kembali melakukan tugas Nya sebagai Bartender dan mengelap beberapa gelas.

“Bisakah aku mengetahui apa saja itu?” Tanya Lucius.

“Apa kau yakin? Kau harus bisa menahan sikapmu bung jika begitu terus kau akan sulit mendapatkan kerja.” Tegas Jirgo itu yang memelototi Lucius.

“Ya itu….. kau tahu, aku kehilangan cukup banyak ingatan ku, jadi aku tak begitu mengingat apa yang ku lakukan sebelumnya, tapi aku sangat membutuhkan pekerjaan.” Jawab Lucius itu yang dengan tegas menyakinkan Jirgo itu.

Jirgo terdiam dan masih dengan Raut bingung menatap Lucius.

Bahkan belum cukup lama dia melihat Lucius dengan Gila memaki atasannya itu ketika mabuk, sekarang yang dia lihat adalah Lucius dengan mode yang bahkan tidak bisa dia pahami.

Caranya berbicara dan bergerak tampak aneh dan sikapnya tidak seperti biasanya yang sembrono dan Cukup usil.

“Apakah otaknya rusak? Apakah dia baik baik saja?” Pertanyaan itu muncul di kepala Jirgo yang sedikit bingung itu dengan sikap Lucius, di satu sisi lucius tampak tidak aneh, tetapi karna ingatannya yang Hilang itu membuat Jirgo menjadi Cukup khawatir lagi apakah dia bisa melakukan pekerjaannya dengan baik.

“Apa kau yakin? Kau tidak ada masalah dengan otak mu kan?” Tanga jirgo itu, Lucius yang mendengarkan itu menggelengkan kepalanya dengan baik dan menjawab” Aku baik-baik saja, hanya sedikit Hilang ingatan”

“Huft….. baiklah, ada 3 pekerjaan yang bisa kau ambil” Mengambil Sebuah kertas, Jirgo menyerahkan 3 tumpuk kertas itu ke Lucius

“Apa ini?” Dengan bingung Lucius bertanya dan mengambil 3 kertas itu.

“Ini adalah detail pekerjaannya, yang kiri adalah Sebagai Pekerja Pabrik , Upah Nya akan di bayarkan Perbulan dengan total 7 Bronz dan 5 Silver.”

“Yang tengah adalah Pekerja Sebagai Asisten Musisi , Upah nya Akan di bayar perbulan dengan Total 10 Bronz Dan 5 Silver.”

“Yang kanan adalah Pekerja Sebagai Pembantu Keluarga Countess Sterling ,Upahnya adalah 11 Bronz .”

“Perlu kau ketahui Lucius, semua pekerjaan ini membutuhkan tenaga yang ekstra dan kesabaran penuh, Jika kau tidak bisa melepas Sikap Lamamu, aku khawatir bahwa kau akan menjadi pengangguran Untuk selama-lamanya.” Tegas Jirgo itu dengan nada sedih.

Lucius yang terdiam tanpa berbicara itu hening untuk sejenak.

Jika melihat detail pekerjaannya Bekerja di Keluarga bangsawan adalah yang terbaik, tapi Lucius terdiam karna adanya pilihan yang menarik baginya.

“Apakah ketiga pekerjaan ini tidak memiliki Syarat tertentu Tn. Jirgo?” Tanya Lucius itu yang menatap diam.

“Tidak, hanya bisa berbicara dengan lancar dan mematuhi Perintah” Jawab Jirgo itu.

“Aku ingin mendaftar ke pekerjaan ini Tn. Jirgo.” Menatap Pilihan Lucius jirgo terdiam dan menatapnya dengan penuh pertanyaan.

“Kau yakin?” Pertanyaan itu keluar dengan segera dari mulut Tn. Jirgo dan Lucius hanya mengangguk mengerti dan menyelesaikan pendaftarannya.

Pendaftaran itu berisi Nama , Umur , Dan Alamat nya.

Itu tidak sulit Dia mengetahui semuanya dan dia meminta tolong Untuk Tn. Jirgo membantunya.

Mau bagaimanapun dia tidak bisa membaca dan menulis.

Mungkin jika ada pilihan dia ingin belajar menulis dan memahami caranya membaca di dunia ini.

“Pengetahuan adalah Ilmu dan aku yakin ketidakmampu-an ku adalah sesuatu yang harus segera ku selesaikan .”

Benar ini benar-benar harus di selesaikan Untuk Lucius , dia sendiri tidak tahu seperti apa dan apa yang akan dia hadapi di dunia ini, setidaknya dia ingin bisa menjadi cukup baik untuk mengetahui bagaimana dan apa saja yang ada di dunia ini.

“Baiklah lucius, kau bisa datang ke sini Esok hari Pukul 8 Tepat, kau sebaiknya menggunakan pakaian yang lebih rapih Lucius” Tegas Jirgo itu ke Lucius, lucius mengangguk dan berterimakasih sembari menunduk dan meninggalkan Pub itu.

…….

Kota ini indah dengan banyak Cerobong asap di atap rumah nya dan pemandanvan Kota yang ramai.

Ini seperti hidung di Sebuah Film-film yang selama ini Lucius tonton di dunianya.

Jujur saja selama 7 hari ini, ini hari yang berat karna dia begitu merindukan Dunianya.

Di dunia ini bahkan ponsel dan Televisi saja tidak ada dan itu benar-benar hal berat untuknya.

Ketergantungannya dan kerinduannya akan dunianya begitu dalam ketika dia menyadari bahwa dirinya ada di dunia yang entah seperti apa ini.

“Aku seharusnya bersikap lebih baik lagi dan belajar dengan giat.”

Itu satu-satunya penyesalan untuk Lucius di sini, dia meninggalkan banyak waktunya untuk bermalas-malasan dan itu membuat dirinya terlalu bodoh untuk dapat membantu Dirinya bertahan di dunia yang aneh ini.

“Bagaimana aku bisa bertahan? Apa yang harus ku lakukan?” Pikiran Lucius terus memutar otaknya dan berpikir dengan keras, lagi pula dia juga belum cukup tahu banyak tentang dunia ini, jika satu-satunya cara adalah hidup di dunia ini setidaknya dia Ingin mengetahui semuanya tentang dunia ini, dan Jika ada sebuah cara Untuk dia Pulang ke dunianya dia setidaknya Ingin bisa mendapatkan Cara itu.

Dalam perjalanan di kota yang ramai itu dia berjalan dengan Pikiran rumitnya itu.

Episodes
1 Prolog
2 Bab 1: Transmigrasi
3 Bab 2: Tekad
4 Bab 3:Pekerjaan
5 Bab 4: Pekerjaan (2)
6 Bab 5: Belajar Musik
7 Bab 6: Belajar Musik (2)
8 Bab 7: Kesialan
9 Bab 8: Menjiwai Musik
10 Bab 9: Ny. Grace
11 Bab 10: Mimpi Aneh
12 Bab 11: Berusaha Fokus
13 Bab 12: Penyucian
14 Bab 13: Hopeless
15 Bab 14: Hopeless (2)
16 Bab 15: Keterkejutan
17 Bab 16: Keterkejutan (2)
18 Bab 17: Persiapan
19 Bab 18: Pertanyaan
20 Bab 19: Latihan Terakhir
21 Bab 20: Berkat
22 Bab 21: Konser
23 Bab 22: Konser (2)
24 Bab 23: Dua Sisi
25 Bab 24: Dua Sisi
26 Bab 25: Kejadian Tersembunyi
27 Bab 26: Bertahan
28 Bab 27: Bertahan (2)
29 Bab 28: Serangan
30 Bab 29: Demi Serraphel
31 Bab 30: Tidak Terduga
32 Bab 31: Memberanikan Diri
33 Bab 32: Memberanikan Diri
34 Bab 33: Pemandangan Mengerikan
35 Bab 34: Salah Paham
36 Bab 35: Salah Paham (2)
37 Bab 36: Intograsi
38 Bab 37: Rapat Darurat
39 Bab 38: Hal Yang Membingungkan
40 Bab 39:Pekerjaan Yang Menumpuk
41 Bab 40: Rumah Baru
42 Bab 41: Pemikiran
43 Bab 42: Murid-Murid
44 Bab 43: Moonlight Sonata
45 Bab 44: Adanya Sedikit Kejanggalan
46 Bab 45: Siapa dia?…
47 Bab 46: Ritual Jiwa
48 Bab 47: Persetujuan
49 Bab 48: Manor
50 Bab 49: Putri Riestine
51 Bab 50: Hal Aneh
52 Bab 51: Moonlight Sonata
53 Bab 52: Perasaan
54 Bab 53: Waktu Yang Kabur
55 Bab 54: Hati Yang Hancur
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1: Transmigrasi
3
Bab 2: Tekad
4
Bab 3:Pekerjaan
5
Bab 4: Pekerjaan (2)
6
Bab 5: Belajar Musik
7
Bab 6: Belajar Musik (2)
8
Bab 7: Kesialan
9
Bab 8: Menjiwai Musik
10
Bab 9: Ny. Grace
11
Bab 10: Mimpi Aneh
12
Bab 11: Berusaha Fokus
13
Bab 12: Penyucian
14
Bab 13: Hopeless
15
Bab 14: Hopeless (2)
16
Bab 15: Keterkejutan
17
Bab 16: Keterkejutan (2)
18
Bab 17: Persiapan
19
Bab 18: Pertanyaan
20
Bab 19: Latihan Terakhir
21
Bab 20: Berkat
22
Bab 21: Konser
23
Bab 22: Konser (2)
24
Bab 23: Dua Sisi
25
Bab 24: Dua Sisi
26
Bab 25: Kejadian Tersembunyi
27
Bab 26: Bertahan
28
Bab 27: Bertahan (2)
29
Bab 28: Serangan
30
Bab 29: Demi Serraphel
31
Bab 30: Tidak Terduga
32
Bab 31: Memberanikan Diri
33
Bab 32: Memberanikan Diri
34
Bab 33: Pemandangan Mengerikan
35
Bab 34: Salah Paham
36
Bab 35: Salah Paham (2)
37
Bab 36: Intograsi
38
Bab 37: Rapat Darurat
39
Bab 38: Hal Yang Membingungkan
40
Bab 39:Pekerjaan Yang Menumpuk
41
Bab 40: Rumah Baru
42
Bab 41: Pemikiran
43
Bab 42: Murid-Murid
44
Bab 43: Moonlight Sonata
45
Bab 44: Adanya Sedikit Kejanggalan
46
Bab 45: Siapa dia?…
47
Bab 46: Ritual Jiwa
48
Bab 47: Persetujuan
49
Bab 48: Manor
50
Bab 49: Putri Riestine
51
Bab 50: Hal Aneh
52
Bab 51: Moonlight Sonata
53
Bab 52: Perasaan
54
Bab 53: Waktu Yang Kabur
55
Bab 54: Hati Yang Hancur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!