Utari bingung dengan apa yang dibicarakan oleh suaminya dengan mertuanya. Dia seperti orang bodoh yang tidak paham dengan pembicaraan mereka karena Ari, Andini dan Bu Waty memakai bahasa Batak yang dia sama sekali tidak paham dan tidak mengerti.
Utari merupakan anak satu-satunya dari pernikahan ayahnya yang pertama.
Ayahnya menikah dengan ibunya, Sarah. Perempuan kelahiran Jakarta bersuku Jawa. Karena perbedaan suku, orang tua pak Faisal tidak terlalu suka dengan menantunya. Karena merasa selalu disalahkan, ibunya Utari pergi dan meninggalkan pak Faisal. Begitu juga dengan pak Faisal, karena Sarah pergi tanpa ijin darinya untuk menjempu dan memperbaiki hubungannya dengan Sarah dia sama sekali tidak mau.
Pak Faisal tidak pernah menceraikan Sarah, tidak pernah keluar dari mulutnya kata pisah, kata cerai dan kata talak. Dan meskipun sudah memiliki istri, sampai sekarang dia masih mencintai istrinya, Sarah.
Setelah bertahun-tahun Sarah tidak ada kabar, pak Faisal dengan paksaan orangtuanya menerima gadis pilihan mereka yang sekarang jadi istrinya yaitu Evi.
Kalau masalah cinta, sampai sekarang pak Faisal masih sangat mencintai Sarah.
Dan begitu juga dengan Sarah, demi rasa cintanya kepada Faisal sampai sekarang dia masih menutup dan mengunci hatinya untuk pak Faisal seorang. Sudah banyak yang datang melamar Sarah, tapi dia selalu menolak dengan alasan dia belum siap untuk berumah tangga lagi.
Sarah tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan dan situasi kampungnya pak Faisal. Berulangkali Sarah meminta kepada Faisal untuk pindah ke Jakarta, kota kelahirannya tapi berulang kali juga pak Faisal selalu menolak dengan alasan dia tidak bisa meninggalkan orang tuanya dikampung.
Setiap kali Sarah meminta untuk pindah, setiap saat itu juga mereka ribut dengan ikut campur orang tua Faisal yang selalu membelanya dan selalu menyalahkan Sarah.
Lama kelamaan Sarah tidak tahan dengan semua sikap Faisal dan juga mertuanya, ayah dan ibunya Faisal.
Akhirnya setelah kesabarannya sudah setipis tisu, dan kesabarannya sudah benar-benar habis, dia pergi meninggalkan Faisal. Dia meninggalkan segala cita-cita mereka berdua dengan pulang ke rumah orangtuanya.
Tidak lupa dia meninggalkan sebuah surat yang sampai sekarang masih disimpan Faisal sebagai kenang-kenangan terakhir dari cinta pertamanya. Surat itu tidak pernah lepas dari dompetnya, satu pun tidak ada yang pernah membacanya.
Yang tahu isi surat itu hanya mereka bertiga, Sarah, Faisal dan juga anak mereka berdua, Utari.
Abang... Sarah sangat sayang dan juga cinta sama Abang. Tapi untuk terus menerus disini, teru menerus disalahkan aku tidak bisa. Aku masih punya keluarga yang masih menerima aku. Aku masih punya keluarga yang masih menghargai ku.
Aku titipkan surat ini dan juga surat tes kehamilan ku. Aku hamil anak kamu bang, sudah 15 Minggu.
Sebenarnya aku ingin memberitahu kamu langsung saat kamu ulang tahun. Tapi tamparan dipipiku tadi menyadarkan aku kalau aku tidak berharga buat kamu dan juga keluargamu.
Tamparan tadi mengharuskan aku harus pergi dan sedikit memberi ruang untuk kamu berpikir bagaimana kita nanti kedepannya.
Aku ingin kamu jadi laki-laki yang tegas yang bisa memilih keputusan tanpa plin-plan seperti sekarang ini.
Aku juga tidak ingin menyuruh kamu memilih antara aku dan ibumu. Tapi agar kamu tahu Abang, kalau menantu dekat rasa taik dan kalau jauh seperti bunga harum mewangi.
Aku memilih jauh bukan karena tidak sayang kepada orang tuamu, tapi kamu tanya hati kecilmu bagaimana perlakuan ibu mu terhadap ku.
Aku terlahir sebagai perempuan Jawa bukan keinginan dan juga bukan salah.
Tapi ibu dan ayah kamu selalu menyalahkan aku karena aku tidak mengerti dengan adat istiadat kalian.
Aku tetap menunggu kamu sampai waktu anak ini akan lahir, aku juga tetap akan memberi kamu kesempatan sampai saat ini akan lahir atau belum lahir.
Saat anak ini sudah lahir kamu belum juga kesini, berarti kesempatan dan waktu aku menunggu kamu sudah tidak ada atau sudah berakhir.
Kamu sehat-sehat yah Abang, doakan aku dan anakmu terus sehat.
Semoga kamu bahagia tanpa aku.
Maaf aku membongkar celengan kita, tapi aku tidak membawanya semua Abang.
Aku hanya mengambil seperlu ku saja. Hanya untuk ongkos dan pegangan makan di jalan. Sisanya aku letakkan di bawah bantal kamu.
Terimakasih sudah pernah hadir dikehidupan ku. Anak ini sebagai saksi kalau kita pernah saling cinta.
Peluk sayang dan peluk cium dari aku untuk kamu yang selalu dan tetap aku cinta i.
Aku sengaja menulis surat ini 2 lembar. 1 untuk kamu, dan 1 untuk ku. Biarlah ini jadi kenangan terakhir kita.
Cinta pertamamu
(Sarah Sechan Aulia rahma).
Faisal menangis tersedu-sedu, dia tidak menyangka kalau tamparannya tadi sangat melukai hati istrinya. Dia begitu menyesal dengan sikapnya yang sudah keterlaluan.
"Aku sudah tidak sanggup lagi disini, aku ingin pulang." Ucap Sarah.
"Kalau kamu mau pulang, pulang saja lah. Untuk apa kau mengajak anak ku. Faisal itu milikku, hak ku. Jangan kau ajak dia Kemanapun. Biarkan dia disini bersama kami." Ucap ibunya Faisal.
"Ibu jangan ikut campur, ini urusan rumah tangga kami Bu." Ucap Sarah dengan nada pelan tanpa membentak mertuanya.
"Ohhh berani kamu yah mengatur-atur aku. Kau lihat Faisal...ini perempuan pilihan kamu. Ini yang kau bilang pandai beradat. Ini yang kau katakan pandai mengambil hati?? Iya??"
Faisal hanya terdiam disudutkan seperti itu.
"Ibu aku kurang apa?? Pagi-pagi aku menyiapkan sarapan untuk kalian semua. Aku setiap hari selalu ikut kesawah dengan Abang Faisal. Kalau ada pesta ibu suruh aku ikut bantu-bantu, tetap ku ikut meskipun satu harian itu otakku mumet karena tidak paham dengan obrolan mereka."
"Menjawab saja pun kau. Dasar menantu tidak tahu diuntung. Sudah untung anak ku mau dengan kamu." Ucap ibunya Faisal.
"Beruntung gimana Bu?? Apa yang kuuntungkan. Aku tamatan S1 Faisal hanya tamatan SMP. Orang tuaku juga bukan orang susah...dan mereka..."
Belum sempat Sarah meneruskan ucapannya, Faisal yang terus dihasut ibunya langsung melayang tamparan ke pipinya Sarah.
"Praakkkkk...."
Semua orang yang disana terkejut bukan main. Terlebih ayahnya Faisal, dia sangat marah dan juga murka melihat anaknya memukul anak orang lain biarpun itu istrinya sendiri.
"Sudah gila dan gak ada pikiranmu, seenak otak kau aja menampar anak orang.." ucap ayah pak Faisal yang langsung menampar anaknya juga.
"ayah ampun...ampun!!!! ayah aku minta maaf ayah."
"Ngapain kau minta maaf sama ku, gila!!!
kau seharusnya minta maaf sama istri mu." Ucap ayahnya Faisal yang langsung meninggalkan anaknya karena dia emosi.
Dan ibunya Faisal sangat senang, dia merasa puas dengan sikap Faisal yang menurutnya sangat bijaksana dan bijaksini.
Dia tersenyum dengan Sarah yang kena tampar Faisal, dia berharap dengan tamparan itu bisa menyadarkan Sarah kalau dia lebih penting dari pada Sarah.
"Mattehon, hurang dope i.( Matilah, kurang lagi itu)." Ucapnya dalam hati dengan senyuman puas seperti ular sawah yang baru siap menerkam katak yang membuat dia kenyang.
Tetapi dengan egois dan merasa kalau dia wajar memukul istrinya karena dia laki-laki, tidak langsung pergi meminta maaf seperti saran ayahnya.
Sarah sengaja tidak menutup pintu kamarnya, dia berharap suaminya datang meminta maaf dan tidak memperpanjang masalah itu lagi.
Sampai sore pun Faisal tidak datang menemui Sarah, dia pergi entah kemana yang membuat Sarah semakin sakit hati.
Dia langsung mengadu kepada ayah dan ibunya lewat telepon seluler yang saat itu masih pakai handphone merk Nokia.
Ayah dan ibu Sarah tidak terima anaknya diperlakukan seperti itu, mereka menyuruh Sarah untuk pulang kembali ke rumahnya.
"5 jari mereka tidak menginginkan kamu, 10 jari ayah dan ibu menerima kamu. Ayah dan ibu tidak kelebihan anak. Sekarang kamu pulang nak. Kamu sabar sayang, ada ayah dan ibu yang selalu ada untuk kamu. Carilah tempat yang kamu di hargai.."
Mendengar ucapan ayah dan ibunya, tanpa pikir panjang Sarah langsung berkemas dan pergi meninggalkan suaminya dengan pamit menitipkan surat kepada tetangga yang bisa dipercayanya.
Hampir jam 3 pagi, Faisal pulang dengan keadaan sempoyongan. Karena stres dia ikut dengan beberapa kawannya mabuk-mabukan membuang suntuk.
Faisal pulang bukan langsung mencari istrinya, dia sampai rumah langsung tidur di sofa di ruangan tengah biasa tempat duduk saat orang bertamu.
Saat terbangun dia...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments