Pak Faisal merasa terhina dengan sikapnya Dian dan juga keluarganya. Apalagi setelah melihat kesedihan dan malu di mata Utari, anaknya. Pak Faisal pun sangat iba melihat Utari yang dari tadi tertunduk lemas menahan malu, yang semakin membuat amarahnya memuncak dan emosinya menggebu-gebu tidak kuasa ditahannya lagi.
Dengan keangkuhan dan kesombongannya dia mengancam keluarga Dian.
"Saya akan laporkan ini ke polisi, saya tidak terima anak saya diperlakukan seperti ini. Saya akan buat dia membayar perlakuan dia ini semua, jangan kalian kira saya main-main. Saya tidak terima harga diri saya, keluarga dan terutama anak saya kalian injak-injak seperti ini." Ucap pak Faisal sambil mengambil handphonenya.
Melihat wajah Faisal sepertinya tidak main-main, dan juga mendengar kata-kata polisi, Bu Waty dan juga andini merasa sangat takut. Dia gemetar, karena seumur hidupnya dia tidak pernah berurusan yang namanya dengan polisi.
"gimana ini Bu?? Aku takut Bu, kenapa tidak pikirkan akibatnya tadi malam Bu?" ucap Andini dengan berbisik-bisik kearah ibunya.
Dan melihat Andini dan ibunya berbisik-bisik seperti menyimpan sesuatu, siibu-ibu rempong langsung menyalip dan membuat huru hara.
"tidak mungkin kalian berdua tidak tahu keberadaan anak mu, jujur saja udah. untuk apa lah kalian tutup-tutup i. Dasar..!!!!"
"Diam Bu, jangan memperkeruh suasana." Ucap harajaon Huta yang dari tadi hanya bisa diam.
Ibu Waty terus menerus meminta maaf atas perlakuan anaknya, Dian.
"pak saya pribadi minta maaf, ini semua di luar ingin dan juga kuasa ku." ucap Bu Waty terus menerus memelas memohon dikasihani.
Pak Faisal hanya diam tanpa memperdulikan Bu Waty yang dari tadi memohon-mohon untuk dimaafkan. dari tadi dia terus sibuk mengotak-atik handphonenya tanpa memperdulikan Bu Waty.
Tidak berselang lama, 2 polisi yang salah satunya merupakan adik kandung pak Faisal sampai di rumah Bu Waty.
"Selamat siang pak, ada yang bisa kami bantu??" ucap salah satu polisi yang bernama Sambo Saragih.
Faisal langsung menceritakan semua kronologi dan juga kejadian yang sedang dialaminya kepada kedua polisi itu.
Mereka manggut-manggut tanda paham dan mengerti maksud dan tujuan pak Faisal.
"jadi bapak mau membuat laporan??"
"kalau diperlukan saya akan langsung membuat laporannya sekarang juga pak." sahut pak Faisal dengan wajah serius tak main-main.
"ok pak... kalau begitu kita selesaikan ini semua dikantor."
Ibu Waty, Andini dan juga algifari merasakan panik dan takut yang sangat luar biasa.
Saking takutnya tanpa sengaja, ibu Waty langsung mengaku kalau dia lah yang menyuruh Dian untuk melarikan diri.
"Maafkan saya pak Faisal, saya lah yang menyuruh Dian untuk pergi. Saya juga yang tidak menginginkan pernikahan ini terjadi. Saya tidak ingin Dian menikah di usianya yang masih muda. Dia belum siap dan dia tidak akan mampu bertanggungjawab kepada Utari. Maafkan saya pak Faisal, saya tidak menyangka kalau urusannya bisa sepanjang dan serumit ini."
Pak Faisal semakin marah dan merasa sangat terhina. Dia terus mengumpat dan memaki Bu Waty dengan suara yang sangat kuat bak petir yang menyambar membuat orang tertegun terdiam karena takut.
"karena ibu yang menyuruh anak ibu pergi, sekarang ibu ikut kami ke kantor. Ibu yang akan bertanggungjawab sebelum anak ibu pulang dan menanggung jawabi semua perbuatanya." ucap adik kandung Faisal.
Bu Waty bingung, dia tidak tahu harus melakukan apalagi.
Bu Waty langsung bersujud dan meminta maaf kepada Faisal dengan berjanji akan menyuruh Dian untuk segera pulang dan akan menikahkan Dian dan Utari sebagai bentuk pertanggung jawaban Dian atas perilakunya.
"Saya tidak percaya dengan tipu muslihat ibu lagi. Yang jelasnya kita selesaikan semua ini dikantor polisi." ucap pak Faisal.
Bu Waty menangis tersedu-sedu, dia tidak tahu mau meminta tolong kepada siapa lagi. Yang dirasakannya sekarang hanya panik dan juga takut.
Dan Fari, melihat ibunya akan dibawa kedua polisi yang merupakan adik kandung pak Faisal, dengan tanpa pikir panjang Algifari langsung berteriak menyuruh ibunya untuk dilepaskan.
"Lepaskan ibu saya, jangan perlakukan dia seperti dia tidak salah, aku mohon. Aku minta tolong. Bawak saja aku, hukum saja aku, tapi jangan ibuku." Ucap Ari dengan lantang.
"Kalau kau rasa kau hebat kali, kau lah yang menggantikan Abang mu untuk menikahi Utari." Ucap pak Faisal.
"Ok!!!! Saya akan menikahinya sekarang juga. Saya ikhlas dan saya redho dengan semua ini."
Semua warga disana tertegun berdecak kagum, mereka salut melihat keberanian algifari mereka tidak menyangka dengan sikap Algifari yang begitu jantan.
Mereka yang selama ini mengganggap Fari itu hanya anak yang penurut dan seperti orang bodoh, yang selalu mau diatur-atur ibu dan kakaknya bisa berbuat sejauh dan seberani itu.
Diacara pernikahan Fari, hari yang sangat spesial buat Fari ibu Waty yang sudah ditolong oleh anaknya sendiri, tetap berkira dan tidak mau rugi. Padahal semua pekerjaan sawah, mulai dari membabat, mencangkul, menanam padi sampai panen semua dikerjakan Fari tanpa bantuan siapapun. Sudah sepantasnya Bu Waty memberikan yang terbaik di hari pernikahan Fari, tapi begitulah Bu Waty, dia sangat membedakan Fari dengan kedua anaknya, Andini dan juga Dian.
"Ibu hanya bisa memberikan kamu uang 150 ribu. Cukup lah itu untuk mahar dia. Kan kamu hanya pengganti Abang kamu nya. Jadi tidak perlu yang spesial-spesial sekali." Ucap bu Waty tanpa merasa bersalah sama sekali.
"Iya Bu. Terimakasih, ini juga sudah sangat membantu sekali Bu. Terimakasih banyak yah Bu." Ucap Fari sambil mencium tangan ibunya tanpa menunjukkan rasa marah dan tidak terimanya atas sikap dan perilaku ibunya.
Utari hanya diam tidak bisa berbuat apa-apa, dia merasa seperti barang yang di oper kesana kemari. Untuk melawan dia tidak mampu dan tidak bisa. Dia hanya diam dan bisa hanya pasrah.
Tetapi melihat Fari yang begitu jantan, ada rasa yang tidak biasa dihati Utari. Apalagi setelah melihat Algifari keluar memakai kemeja putih dan peci hitam ada rasa kagum di hati dan di mata Utari.
"hmmmm. ada apa dengan aku ini?? kenapa jantung ku berdetak kencang??" ucap Utari dalam hatinya sendiri sambil senyum-senyum.
Acara pernikahan pun dilangsungkan dengan pakaian algifari yang seadanya. Dengan berbalut kemeja bekas abangnya, Algifari melakukan ijab Qabul dengan santai tanpa beban sama sekali.
"Algifari..." Panggil pak Faisal.
"Saya pak..." Sahut Ari.
"Saya nikahkan engkau dengan anak kandung saya, Utari Berliana dengan mas kawin uang 150 ribu rupiah, tunaii!!!!"
Dan dengan lantang dan hanya satu kali ucapan Ari langsung menyambut ucapan Faisal yang akan jadi bapak mertuanya.
"Saya terima nikah dan kawinnya Utari Berliana dengan mas kawin uang sebesar 150 ribu rupiah dibayar tunai!!!"
"Sah....???
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments