part 4

"Kalo 2 juta aku ada" sambil melihat Mira Erik heran kenapa dia berkata begitu.

"Pake lah, gak apa Rik. Dari pada rumah mu di ambil kan. kau nanti Sama keluarga mu mau tinggal di mana?," Sahut Mira.

"Yang benar mir?," Erik masih tidak percaya, Mira membantunya sampai segitunya. Padahal uang segitu besar buat nya.

Melihat kedalam rumah nya, Hanya ada ayahnya yang sedang merenung. "Ya sudah, aku balik dulu ya. Besok aku ambil uangnya." Ucap Mira beranjak pulang.

Malam kian larut, ibu dan adik nya sudah tidur. Erik duduk sendiri sambil memijit pundaknya karena pegal.

"Rik belum tidur..."ayah nya melihat nya di luar sedang memijit bahunya sendiri.

"Belum pak, pak kenapa ya orang-orang bilang Erik Sama Ade beda?" Tanya Erik.

Ayahnya kebingungan menjawab nya, Karen Erik bukan anak mereka. tapi ayahnya tidak mau Erik tahu rahasianya," Ah hanya perasaan mereka saja. Ayah lihat sama saja kok gak ada yang beda. Bedanya kamu sudah dewasa Rio masih kecil. Sudah sana tidur..." Ucap ayah nya.

Sambil melihat Erik masuk rumah, ayah nya begitu kasihan melihat nya. Kaos yang sudah kecil. dia jarang beli pakaian.

merasa bersalah dalam dirinya, itu Yang ayahnya fikirkan saat melihat Erik. ayahnya pun masuk ke dalam dan tidur.

prang...

suara piring terlempar pagi hari sudah ribut,"pokonya hari hari ini pak!!"teriak ibunya, Erik membuka mata sambil merenung melihat adiknya yang sudah bangun "mau sampai kapan begini terus?," fikir nya. sudah muak tiap hari ribut dan ribut.

"dari mana kita dapat uang sebanyak itu," ucap ayah, Erik bangun beranjak keluar kamar.

"lihat salah bapa urus dia," ucap ibu sambil melihat erik keluar dari kamar.

"cukup bu, aku bosan tiap hari Hanya ribut. nanti aku carikan buat bayar hutang ibu. tapi tolong ibu jangan terus buat masalah lagi." ucap Erik.

"apa !! buat masalah, apa gak salah dengar. Yang ada kamu yang jadi beban. dari kecil ibu mengurus mu mana?ada hasilnya gak, jadi nyesal." sahut ibunya

Erik langsung menoleh pada ibunya, hatinya sedih saat ibunya mengatakan menyesal mengurusnya.

"apa ibu menyesal melahirkan ku?," tanya Erik pada dirinya.

ayah langsung berdiri. "sudah cukup, kau diamlah. aku usahakan cari pinjaman. Erik pergilah ke sekolah sudah jangan fikirkan Masalah hutang ibumu." ujar ayah, dia beranjak pergi pagi itu entah mau ke mana.

ibu membuang muka pada Erik, sejak dari kecil Erik merasa perlakuan ibunya tidak seperti orang tua Teman-teman nya.

Sambil mandi Erik terus memikirkan perkataan ibunya, "dia menyesal mengurus ku" Erik pun tak kuasa menangis. apakah sikap seorang ibu begitu. kenapa dia beda sekali dengan perlakuan ibu ya Eza yang terlihat begitu menyangi Eza.

"apakah dia benar orang tuaku?" fikir Erik.

sehabis mandi, adik nya rio sudah bangun,"kak sudah.." ucap nya, Erik begitu menyayangi adiknya itu. "udah, sana mandi."sahut nya.

"Rio nak cepat sarapan," panggil ibu sambil menggedong anaknya yang masih kecil. "iya bu...." sahut Rio.

duduk bersama, melihat sarapan hanya dengan kerupuk sedangkan Rio dengan telur. "kak ini..." sambil memotong telur di kasihkan pada Erik.

Erik tersenyum sambil mengelus rambutnya. "Erik, cepat selesaikan sekolah mu. Ayah mu sudah tidak kuat." ucap ibu.

walau dirinya sudah kerja keras membantu nya, namun rupanya kerja kerasnya seperti tidak di hargai.

"Erik...." terdengar di luar suara Mira.

"de ayo berangkat. "selesai sarapan merekapun pergi

Mira terlihat menunggu di luar, dia tersenyum saat Erik keluar dari rumahnya yang kecil itu. bagi Mira sudah berdekatan dengan Erik sudah membuatnya bahagia.

sambil berjalan bersama, Mira terus menatapnya,"jadi Rik, ini uang yang mau kau pinjam. " sambil memberikan amplop berwarna coklat . "Lo yakin?," tanya Erik sambil menatap Mira. "iya, gak apa ambillah." sahut nya.

"terimakasih ya, nanti gue bayar gue janji." ucap Erik, sambil menerima amplop berwarna coklat di masukan nya dalam saku.

Erik pun kini menatap nya sambil tersenyum, setelah Mira meminjamkan uang padanya yang lumayan besar.

adik nya masuk sekolah, saat berjalan berdua teman-teman kelasnya yang melihat mereka berjalan berdua. Mereka terus meneriakinya," witwiw .. nah gitu cocok sama-sama cupu." ucap nya. sambil menertawainya.

Erik terlihat malu namun Mira terlihat begitu senang, meski di katakan cupu.

"rik, tunggu..."panggil Eza , mereka pun menoleh. dengan nafas yang terengah-engah Eza berdiri di depan mereka.

"cie....kalian kelihatan lagi senang. ada apa?," tanya Eza saat melihat Mira terlihat senyum senang begitu pun Erik," ah Lo, apa sih yang Lo fikirkan. kami gak ada apa-apa,"ucap Erik.

"masa sih, Mira Erik nembak Lo ya?,"tanya Eza. Erik langsung menjitak kepala nya. "aw... sakit." teriak Eza, Mira tertawa terbahak-bahak.

sambil berjalan menuju sekolah mereka bertiga sudah begitu akrab. "Lo kerja lagi gak nanti, Minggu depan mulai ada pelajaran tambahan gimana?," tanya Eza.

Erik pun berfikir Kembali, setelah hutang ibunya lunas dia sedikit tenang. "gak tahu, mungkin berhenti dulu. gue pun ingin fokus ingin nilai gue juga bagus. " ujar nya.

sampai di kelas, seorang teman sekelasnya menghampiri. "Rik, Lo kerja jadi kuli panggul di pasar ya,"ucap nya.

rupanya teman sekelasnya melihat Erik kerja, Erik menoleh pada Eza. "gak lah, dia bantu bibi gue. kemarin gue juga ikut bantu." ucap Eza, membela Erik supaya teman sekelas tidak membully nya.

"kirain, tapi Lo pantes juga jadi kuli kasar begitu..."sambil menatap tubuhnya yang berotot.

"iya juga sih, lihat badan Lo yang berotot," canda Eza selalu mengejek nya, "sial Lo.." sambil memukul kepalanya. "aw...Lo lagi-lagi " Eza langsung memukuk kepala Erik membalasnya.

mereka seperti Tom Jerry , Mira yang melihatnya terus tertawa melihat Erik dan Eza berantem. "Rik, Lo benaran gak pacaran sama Mira, terus tadi ngapain melihat kalian tersenyum berdua." Eza sebagi sahabatnya begitu penasaran.

"kepo aja Lo, " ucap Erik.

terlihat guru masuk, semua duduk rapi. pelajaran di mulai. "Senin besok ada pelajaran tambahan ya .." ucap guru.

besok hari Minggu, yang tadinya Erik ingin mengajak sisika jalan namun Siska malah menolaknya.

"za, besok ada acara gak?," tanya Erik.

"gak, emang mau kemana."jawab Erik sambil mencatat. "jalan-jalan yuk, mendaki gitu.. gue bosan kalo libur. " sahutnya.

"gue sih ayo aja, tapi gak janji ya..."ucap Eza.

bel istrihat bunyi, Mira langsung menghampiri Erik. melihat kedekatan Mira dan Erik. Eza seperti yakin kalo mereka ada sesuatu.

"gue gak suka deh kalo ada di sembunyi-sembuyi begini. katakan saja kalian berhubungan ya," ucap Eza.

" apa si za, ga jelas bange. hubungan teman iya.." sahut Erik. Mira nampak terus menatap Erik yang berkata begitu sambil memberikan bekal nya.

Siska dan teman nya yang melihat Mira dan Erik makin dekat tidak suka. Erik yang dulu ngejar-ngejar dirinya kini dia acuh pada nya, Erik yang sering mengirim surat padanya kini tidak lagi karena larangan dari Nino.

hal itu mengganggu Siska, tapi setelah Erik berhenti melakukan itu siska seperti merindukan apa yang Erik lakukan dulu

Sisak menghampiri mereka makan, temannya pun Heran sambil mengikutinya.

"Erik, besok ada cara?," tanya Siska . Erik langsung tersedak. Mira memberikan air."ayo minum." ucap Mira begitu perhatian.

"sudah minggir, gue saja yang ngasih." sambil mengambil air dari tangan Mira.

"ga ada .."sahut Erik, padahal tadi dia mengajak Eza pergi.

"ya sudah besok aku tunggu ya .."ucap Siska, Mira langsung diam wajahnya cemberut. sambil melihat Erik senyum pada Siska.

Mira kembali ke tempat duduk nya, membuat Erik heran. "dia kenapa?," tanya Erik pada Eza. Erik rupanya tidak peka sama sekali. "ya tuhan...,dia cemburu Rik. masa sih Lo masih gak peka jua," sahut Eza.

"maaf za gue beneran suka sama Siska, Mira Hanya ku anggap teman." ucap Erik padahal dia sudah memberikan uang tabungan nya untuk membantu keluarganya.

jam istirahat habis semua kembali masuk. saat pelajaran di mulai Mira dia tidak lagi menoleh kepadanya. sepertinya dia begitu sedih mendengar Erik akan jalan bersama Siska.

saat sekolah sudah bubar, Mira seperti cuek pada nya. hal itu membuat Erik tidak enak. "Rik, gak kerja lagi kan." ucap Eza sambil menatap Erik yang melihat Mira pulang sendiri.

"ya, ayo pulang..." ucap nya.

sambil berjalan pulang Erik terus memikirkan sikap Mira yang berubah. "eh jangan jalan situ..." lagi-lagi Erik melarang Eza lewat jalan tempat ayah nya kerja. karena banyak teman nya yang lewat sana.

"besok gak jadi dong kalo Lo bersama Siska?," tanya Eza, sambil melihat Erik yang merenung. "gak tahu gue juga," tiba-tiba Erik ragu setelah melihat Mira yang jadi murung tidak memerhatikan nya lagi.

sepanjang jalan dia terus memikirkannya.

Terpopuler

Comments

Bude Yahman

Bude Yahman

pemeran utamanya lemah

2024-03-03

1

Lina Nur

Lina Nur

erik bego nih....

2023-07-08

0

Halu

Halu

si erik bego ga ketulungan

2023-06-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!