part 2

Berjalan tertatih-tatih, sambil di papah Eza. Mira yang mencintainya terus ikut bejalan di sampingnya sampai kelas.

"Rasakan Lo, berani-berani nya sama gue."ucap Nino saat Erik Kembali ke kelas. Erik langsung menatap nya dengan tatapan benci pada nya.

Siska, dia hanya memandangi Erik sambil menertawainya.

"Rik, sudah jangan urusan dengan mereka " ucap Mira saat Erik melihat Siska.

Berkali-kali Erik di pukul geng Nino tapi dia tetap tidak kapok juga mengejar Siska. Bahakan Eza sebagi seorang teman sudah sering mengingatkan untuk tidak mendekatinya.

Jam pelajaran masuk, "Erik, kenapa itu wajahnya?" Tanya guru, Nino langsung melotot. "Ini Bu tadi jatuh."jawab Erik.

Semua teman nya menertawakan nya, Erik bingung padahal tidak ada yang lucu. Dia selalu jadi badut di kelasnya.

"Aku ingin segera cepat lulus dari sekolah, rasanya sudah lelah di tertawan terus. Apakah diriku ini yang miskin? Apakah karena hanya pakaian ku yang lusuh, sepatu yang butut ini?" Sambil melihat sepatunya yang hanya di sol dan sudah mulai berlubang.

Bel berbunyi, semua siswa langsung bersiap pulang. Erik dia terus menatap Siska bersama teman nya.

"Rik, gimana mau kerja...?," Tanya Eza, sambil memasukan buku ke dalam tas. "lupakan dia, dia gak mukin mau dengan Lo. "Eza melihat Erik terus menatap Siska.

"Lo benar, ayo katanya Lo mau ngajak gue kerja .."ucap nya.

Berjalan bersama Eza, Mira terlihat menunggu di depan kelas. Meski Erik tidak menyukain nya dia tetap saja mengejar nya. "Mir, belum pulang?,"tanya Erik.

"Belum, ayo pulang bersama .." sahut Mira.

Eza, senyum-senyum saat Mira menunggu Erik. "Mira, pulanglah duluan gue mau ke pasar dengan Eza." Ucap Erik.

Mira yang terus menguntit Erik dia menunggu Erik menembak dirinya. Tapi sekali lagi Erik hanya mengganggap nya teman biasa.

"Iya kah, ya sudah gue duluan ya..." Mira berjalan sendiri meninggalkan Erik bersama Eza.

"Lo gak peka apa Gimana, Mira menyukai Lo tapi lo begitu cuek padanya. " Ucap Eza sambil jalan.

Erik tersenyum,"za, gue benaran ga suka. Ga ada rasa apapun padanya. Bagi gue Mira hanya cewek polos. Lo lihat dia seperti anak-anak," ucap Erik.

Eza pun tidak mengerti, Erik malah mengejar cewek yang jelas-jelas jijik padanya.

Berjalan di siang hari, terik matahari begitu terasa panas. Tapi karena Erik butuh kerjaan dia tidak peduli mau panas atau hujan pun. Yang penting baginya dia dapat uang untuk bantu ibunya bayar hutang pada rentenir.

Sampai di pasar, Eza langsung ke kios bibinya. "Bi, ini teman Eza yang mau kerja." Sambil menunggu di luar.

"Oh, yakin kuat?," Tanya bibinya sambil menatap Erik yang kurus.

"Iya saya kuat bi," sahut Erik

" Ya sudah, ikut bibi kalian sudah makan?," Tanya nya,

"Belum bi..." Sahut Eza sambil berjalan ke sebuah gudang.

Terlihat para pekerja kuli panggul sedang memasukan beras ke dalam truk.

"Makan dulu. " Ucap bibinya Eza memberikan nasi bungku.

"Lo yakin kuat?," Ucap Eza melihat beras berkarung-karung.

Erik melepaskan seragamnya, hanya memakai kaos Yang sudah bolong. Iapun makan bersama Eza,"kuat, tenang saja. Gue malah terima kasih dapat kerjaan. " Ucap nya sambil makan.

"Pak, ini yang mau kerja. Za bibi tinggal ya kios gak ada yang jaga..." Ucap bibinya Eza kembali ke pasar.

"Bibi Lo orang kaya ya .."Erik merasa iri pada Eza.

"Bukan bibi gue, tapi suaminya. bibi gue dari keluarga sederhana. Tapi dia menikah dengan suami orang kaya makanya dia punya usaha begini. Kios jual beli beras. "Ujarnya.

Setalah makan Eza hanya duduk. Erik dia sendirian yang kerja. "mas, yakin kuat.." ucap bapak-bapak yang memberikan beras satu karung ke punggungnya.

"Iya pak,ayo .." sahut Erik.

Ketika beras satu karung itu di punggung Erik dan Erik membawanya dia meras begitu berat. Sampai Eza kasihan melihatnya.

Tapi Erik teringat akan ibunya yang punya hutang banyak, dan ibunya selalu mengatak Erik beban Erik menguatkan dirinya.

Setalah mencoba memikul beras yang berat 40kg lebih Erik pun akhirnya terbiasa.

Eza sebagai teman kasihan melihatnya, namun hanya ini yang bisa bisa Eza lakukan untuk membantunya.

****

Hari mulai sore, dengan nafasnya yang terengah-engah Erik menghampiri Eza. "Rik, lebih baik Lo sudah saja. Gue ga tega lihat Lo ngangkut beras seberat itu." Sambil memberikan minum Eza melihat tubuh Erik yang basah oleh keringat.

.

"Gak apa za, lama-lama akan terbiasa. " Sahut Erik.

"Eh anak baru Lo di panggil, "ucap pekerja lain.

Erik berlari saat mandor membagikan upah kerja hari itu. "ini buatmu...kamu kerja setengah hari kan. " Ucap mandor Erik mengiyakan.

"Ini ..." Mandor memberikan uang 50rb. Erik begitu senang dia mendapatkan uang dari keringatnya nya sendiri.

Kulitnya yang coklat karena kerja kasar, di tambah terpapar panas sinar matahari membuat Erik makin kumel.

Tapi dia tidak memperdulikan penampilan nya, Yang dia fikirkan keluarganya ibunya Yang selalu di tagih tiap hari oleh rentenir. Erik muak lihat ibu nya yang selalu menangis ketika di tagih.

"Za ayo pulang..." Sambil membawa tasnya. sambil berjalan bersama Eza sahabatnya ," za, terima kasih ya. Kalo bukan karena Lo gue gak akan dapat kerja... " Ucap nya.

Sore hari langit terlihat senja, sambil berjalan Eza menatap Erik yang terlihat begitu lelah."Rik, yakin mau lanjutin kerja?, Tapis bentar lagi ujian nanti akan ada pelajaran tambahan giamana?," Tanya Eza.

" Iya za, gue tahu tapi sepertinya gue akan kerja. Dan untuk pelajaran tambahan gue bisa belajar malam hari gue pinjem buku dari Lo ya. Iya Lo gak usah nunggu gue. " Ucap Erik.

"Sudah gue pulang..." Eza, kembali kerumah nya.

Erik, setiap dia sampai rumah nya hanya pertengkaran yang dia dengar . Ibunya yang sering mengeluh pada ayahnya. Karena pendapatan ayah nya yang tidak mencukupi.

"Ini juga kelayapan kemana baru pulang, sudah sekalian jangan pulang." Bentak ibunya Erik hanya diam masuk kamar.

"Pak, lusa uang itu harus ada. Gimana kalo rumah ini di ambil kita mau tinggal di mana?," Ucap ibunya.

" Salah sendiri, kenapa minjem uang padanya. " Jawab ayahnya Erik dengan emosi.

Erik Hanya tiduran sambil menatap langit-langit rumah yang hanya terlihat genteng. Dia sudah lelah mendengar pertengkaran orang tuanya.

"Erik...." Ucap seseorang di luar.

"Rik, ada teman mu..." Ucap ayah nya..

Erik langsung beranjak keluar rumah, rupanya Mira sedang di luar menunggunya . Ia malu pertengkaran orang tuanya di dengar Mira.

"Mira! Ada apa?," Tanya Erik duduk di luar.

"Ini....buatmu, di rumah ibu masak banyak. " Sambil memberikan lauk buat makan. Mira terlihat malu-malu saat menatap Erik.

"Makasih ya..." Sahut Erik.

Mira terlihat salting, Erik bingung dia mau apa lagi sambil berdiri di depannya. "Euhh iya aku pulang dulu ya, Sampai besok.." Mira beranjak pulang sambil menoleh pada Erik tersenyum lalu berlari.

erik pun senyum sambil membawa lauk makan kedalam rumah nya.

"Bu, ini dari Mira ..." ucap Erik, memberikan sayur pada ibunya.

"Rik, sudah makan ?," Tanya ayah nya. Dia begitu baik pada Erik.

"Belum pak, "jawab nya.

"Rio, sini nak makan.." panggi ibu pada adik Erik.

Saat ibunya membagikan nasi Erik Hanya dapat sedikit . sementara ibu dan adiknya yang kebagian banyak, begitupun sayur yang di kasih Mira Erik hanya di kasih sedikit.

"Rio makan yang banyak. " Erik melihat sikap ibunya Yang seolah memperlakukan dirinya seperti bukan pada anak nya.

"Bu, ini uang buat bayar hutang..." Memberikan upah hasil kerjanya, ayah Erik langsung menatap nya.

"Dapat dari mana Rik?," Tanya ayahnya sambil makan.

"Erik kerja pak di pasar.." sahutnya.

Mendengar itu ayah nya sedih,dia tertunduk seperti merasa bersalah.

"Nah gitu dong jangan jadi beban terus, " sahut ibunya sambil mengambil uang dari tangan nya.

"Bu, jangan bilang begitu. Erik juga anak kita .." ucap ayah nya.

Setalah selesai makan, dia hanya duduk termenung di luar. Dia memikirkan kenapa ibunya selalu memperlakukan dirinya berbeda dengan adiknya.

Sejak kecil sampai sudah dewasa ia tidak pernah di belikan pakaian baru, Hanya pakian bekas yang dia pakai entah dari pemberian orang atau ibu yang beli dari pasar.

Di saat pemuda seumuran nya nongkrong, main gitar, main hp, merokok Erik hanya diam sendiri di rumah,

Malam itu karena Erik bosan dia bejalan ke pos mencoba berbaur dengan pemuda di kampungnya.

Dari kejauhan dia tersenyum , namun mereka hanya diam sambil merokok. Menatap Erik dengan tatapan jijik. salah satu dari mereka malah meludah seolah begitu jijik padanya.

Dengan kaos yang bolong, celana panjang yang sudah banyak tambalan ia memberanikan diri Gabung dengan pemuda kampung nya.

"Lagi pada ngapain?," Tanya Erik, namun apa yang ia dapat. Erik Hanya dapat hinaan dari mereka.

"Ngapain Lo kesini?, Lihat kumel banget bau lagi.., cupu hahaha." Mereka tertawa terbahak-bahak.

Sambil memegang ponsel dan gitar pemuda kampung pergi menjauhinya, Erik pun sendiri di pos duduk.

Dia sudah terbiasa dengan hinaan. Sejak itu dia senang sendiri hanya Eza teman satu-satunya yang ia punya.

Erik kembali pulang, langsung masuk kamarnya dan tertidur beralasan tikar bersama adiknya.

tubuhnya yang kurus mengisyaratkan hidupnya yang berat. tapi ia tidak pernah menyerah dan tidak pernah mendengar apa kata orang padanya.

hanya dalam mimpi hidup nya senang. setiap dia tidur selalu pulas.

***

Erik terbangun, "bangun !!!, mau sampai kapan tidur." sambil menendang kakinya.

"Rio , nak sekolah " saat membangunkan adiknya.

Erik, beranjak ke kamar mandi di luar rumah. "cepetan selesaikan sekolahmu, buat apa sih sekolah lebih baik kau kerja saja. biarkan adikmu Yang sekolah tinggi. " terus ngomel saat Erik mandi.

dia hanya diam setiap kali ibunya ngomel. "Rio ayo sarapan sayang," ucap ibunya. Erik mencoba bersabar karena itu adiknya, dia memaklumi karena dirinya anak yang paling besar di keluarganya.

sambil makan seadanya, ayah nya yang akan berangkat melihat Erik yang makan hanya dengan kerupuk saja. sedangkan adiknya dengan telur.

ayah nya menghela nafas melihat istrinya,"Rio ini uang jajan nya," sambil memberikan uang . Erik tiap hari jarang sekali di beri uang jajan.

saat berangkat sekolah ayah nya menyusul,"Rik, tunggu.." panggil ayahnya. Erik menoleh "iya pak ..." sahutnya.

sambil merogoh sakunya ayah Erik mengeluarkan uang 10 RB, "ini buat jajan mu.." ucap nya. rupanya ayah nya takut kalo ketahuan sitirnya ngasih uang pada Erik. "gak apa pak, simpan lah buat makan bapak .." sahut nya.

"ayo ambilah, Erik maafkan bapak...."sambil memasukan uang dalam saku seragam nya. "pergilah..." ayah nya kembali berjalan sambil mengusap matanya.

Erik melihat nya heran, kenapa dengan ayahnya ?

saat sedang jalan ke sekolah dengan adik nya, Mira dari kejauhan berlari. "Erik, tunggu..." teriak Mira..

Erik menoleh menunggunya, dengan nafas ngos-ngosan Mira sampai di depan nya.

"ayo berangkat bareng..."ujarnya.

selama di perjalanan Erik Hanya diam, sedangkan Mira dia terus memperhatikan nya. "kak Ade duluan..."ucap adiknya.

"Rik, setelah lulus sekolah mau kemana?," tanya Mira. Sambil tersenyum menatapnya.

"mungkin akan merantau, kau mau kemana?," balas Erik.

seketika wajah Mira berubah saat Erik mengatakan akan merantau, dia tidak mau kehilangan nya. mungkin bagi Mira Erik adalah cinta pertamanya meskipun cintanya bertepuk sebelah tangan .

pagi hari, langit terlihat begitu cerah sambil berjalan bersama Mira yang terus meliriknya. dia masih berharap Erik menembak nya.

"eh kamu sudah sarapan?," tanya Mira, Erik mangangguk. sepertinya mirapun bingung mau membahas apa.

saat Siska lewat Erik langsung menatap nya, "siska..." panggil Erik berlari menghampiri Siska . Mira berhenti dari jalan nya melihat orang yang di cintai nya mendekati gadis lain.

"apa sih Lo, mau apa? sana bau .." ucap Siska.

"siska Minggu besok ada acara gak..?," tanya Erik , mereka langsung tertawa.

"heh dengar gembel, Lo siapa tanya gue besok ada acara. lihat diri Lo punya kaca gak di rumah hah kalo gak biar gue kasih kaca biar Lo sadar..." ucap siska

hatinya sakit, melihat siska menghina nya. "Rik, sudah lah ayo..." Mira dia mendekatinya mendengar semua penghinaan Siska pada Erik.

Terpopuler

Comments

IR WANTO

IR WANTO

tolol lagi lcnya..

2024-04-10

0

Lina Nur

Lina Nur

erik jangan bodoh...

2023-07-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!