Sambil berjalan menuju kelas, Mira dia terus memperhatikan nya. Erik terlihat sedih Mira pun tidak suka melihat Erik sedih.
Saat masuk kelas Mira melihat siska terus menertawai Erik dia teman nya membisikan sesuatu di telinga Siska, Siska terlihat memandangi Erik dan tertawa.
Hal itu membuat Mira membenci Siska,"Rik, kau baik-baik saja?,"tanya Mira melihat Erik yang diam saja.
Erik tersenyum,"gak apa mir, gue baik-baik saja."sahut nya sambil beranjak duduk di bangkunya.
Eza baru sampai, saat melihat Erik Yang sudah duduk di bangkunya sambil memijit bahu nya.
"Lo baik-baik saja?," Tanya Eza, sambil duduk.
"Gue pegel, sakit pinggang. " Sahutnya, sontak Eza tertawa.
"Itu artinya Lo gak kuat, Sudah jangan di paksakan. nanti sakit Gimana," ujarnya.
Tapi Erik dia tidak mau berhenti, melihat ibunya senang dengan uang hasil pemberian Erik. Meski dirinya kesakitan yang penting bagi dirinya hutang ibunya cepat lunas.
"Mungkin belum terbiasa. Nanti juga biasa kalo sudah lama. " Sahut Erik.
"Terserah Lo saja...tapi gue kasihan lihat Lo jujur. " Ucap Eza.
Bel berbunyi, jam pelajaran di mulai. " Ujian tinggal 3bulan lagi. Tunggakan sekolah harus segera di lunasi ya ..." Ucap guru.
Erik belum sama sekali membayar iuran sekolah, entah diapun bingung bicara sama ayahnya. pasti ayahnya pun tidak tahu.
Mira, selalu saja melirik nya saat belajar pun dia sering menoleh padanya sambil tersenyum. Hal itu membuat Erik tidak nyaman.
Eza selalu merasa kasihan pada Mira, sudah dari dulu dia menantikan Erik tapi Sampai sekarang mau lulus tetap saja Erik dingin padanya.
Jam istrihat tiba, semua siswa langsung keluar. Saat Erik dan Eza akan keluar tiba-tiba Nino dan geng nya mendekati mereka.
"Eh cupu, Lo ngajak Siska jalan hah..." Ucap Nino, Rupanya siska mengadu padanya.
Disaat Teman-teman keluar, Siska dan teman nya hanya melihat di bangkunya,"Lo rupanya gak kapok juga ya, punya nyali rupanya hah!!," sambil menampar-nampar pipinya Erik.
Erik hanya diam sambil menatap wajah Nino, "dengar sisika pacar gue, kalo Lo berani menggoda nya lagi Lo tahu akibatnya. Cupu.." Nino memukul kepalanya, mereka tertawa dan pergi bersama siska.
Erik sudah lelah, di langsung melapar Nino dengan buku yang ada di hadapan nya.
Eza kaget, "apa yang Lo lakukan. " Eza kahwatir padanya.
Nino berhenti dari langkahnya. Dia langsung melihat Erik dan berlari. Langsung Erik di tendang nya.
"Lo berani hah...." Sambil memegang kerah seragamnya Erik. Terus memukul wajahnya .
Erik tiba-tiba menahan tangan Nino, dia emosi dengan nafasnya yang cepat Erik marah .
"Gue selama ini bersabar , Lo sudah ketelaluan." Sambil memutar tangan Nino hingga dia kesakitan.
Kedua teman Nya berlari dia langsung memukul Erik. 3 lawan 1 Tentu saja Erik kalah.
"Mampus Lo hah, berani sama gue..." Erik di tendang di pukul Nino dan kedua teman nya. Tiap hari begini.
Eza hanya menonton saja, Mira selalu mengkhawatirkan nya.erik sudah terlihat lemah, Sabil terbatuk-batuk. "Cukup. " Ucap Nino melihat Erik tergeletak lemah di lantai.
"Mampus Lo, ayo cabut...." Nino dan gengnya meninggal kan Erik yang sedang kesakitan ,"gembel cuih..." Teman Nino meludahinya.
Eza langsung menghampirinya, begitu juga Mira. " Lo sudah gue katakan berapa kali gue jengkel jadinya," Eza memarahi Erik tapi Erik malah tertawa.
Dangan wajah terluka."za duduk saja, sudah duduk bair aku obati." Ucap Mira, Eza langsung melihat Mira.
Dia beranjak mengambil obat di dalam tasnya, rupanya Mira sudah mempersiapkan semuanya. Eza melihat Mira seakan sudah tahu Erik akan terluka.
Dia hanya bengong, seberapa besar cinta mira pada Erik?, tapi Erik kenapa dia begitu dingin pada orang yang begitu mencintainya.
Sambil membersihkan luka Erik dengan alkohol, Mira terlihat senang bisa menyentuh wajahnya dengan pelan dia membersihkan luka Erik.
Sambil tersenyum menatap wajah Erik. "Rik,Lo jangan kerja dulu. " Ucap Eza.
Mira langsung menoleh pada Eza, "Rik, kamu kerja?," Tanya Mira.
"Iya, gue kerja di pasar. " Sahut Erik.
"Pantas gue ke tempat ayah mu gak ada. Di rumah mu juga gak ada. " Ucap Mira
Erik langsung menatap Mira, ternyata dia selama ini mira sering mengintip Erik lagi kerja di tempat ayah nya.
"Ada apa mir, nyari gue?," Tanya Erik
"Ah gak maksud ku, lewat tempat kerja ayah mu. Biasanya kamu kan selalu ada membantu ayah mu di sana..." Sahu Mira.
"Sudah makasih ya..." Ucap Erik selesai di obati Mira.
"Erik kamu lapar gak, ini saya bawa bekal dari rumah makan lah..." Sabil memberikan roti isi.
Erik melihat Eza, Eza tertawa."cie..." Ucap Eza .
"Apaan sih..." Sahut Erik, dia malu saat Mira memberikan roti isi. "Gak apa, ayo makan..za kau mau juga. "Meira menawari Eza.
Eza langsung mengambil nya," ya udah kalo Erik gak mau buat gue aja..." Langsung Mengambil nya. " Enak saja Lo..."Erik langsung mengambilnya.
Mira terus melihat Erik Yang sedang makan, 3 sahabat yang sama-sama miskin, tapi Eza lebih beruntung begitupun Mira .
Saat geng Nino bersama Siska datang Mira langsung beranjak ke bangkunya. Mengambil kotak makan nya.
"Heh gembel, Lo gak pantas sekolah. Lo pantasnya begini nih di lampu merah ," Nino selalu saja membuat erik emosi .
"Hahaha..."teman nya dan juga Siska tertawa terbahak-bahak saat Nino mencontohkan jadi pengemis.
Eza langsung menahan nya, "sudah diamkan saja."saat Erik akan melawan nya. Dirinya yang babak belur nampak tidak peduli.
Bel masuk pun bunyi, jam pelajaran terkahir di mulai. Erik begitu dendam pada nino.saat melihat Nino dia hanya emosi dalam dirinya.
Mencoba fokus pada pelajaran, diapun tidak mau nilai ujian nya jelek.
"Rik, lihat Mira dia selalu memperhatikan Lo. Gak ada sedikitpun rasa padanya?," Ucap Eza saat melihat Mira menoleh pada Erik. Eza merasa kasihan padanya.
Bel pulang sekolah terdengar nyaring, "Rik, gak apakan gak sama gue..." Ucap Eza.
"Gak apa, sudah gue duluan..."sahut Erik berlari. Mira yang berharap bisa pulang bareng dengan di tinggal.
"Za, Erik kerja apa?," Tanya Mira.
"Dia kerja berat," sahut Eza sambil beranjak pulang.
Mira, langsung menyusul Eza. "Kerja kerja berat apa?," Mira terlihat begitu penasaran.
"Dia kuli panggul di pasar ." Mira pun kaget berhenti dari langkahnya sambil melihat Eza Yang berjalan.
Erik kembali kerja, saat sudah sampai di pasar ia langsung Mengganti seragam nya. "Ayo cepat, anak baru .." ucap mandornya.
Memikul beban dari gudang ke dalam mobil truk. Tubuhnya yang kurus lama kelamaan jadi berotot. Erik pun terbiasa memikul beban 40kg lebih.
Keringat bercucuran, demi keluarganya dan Erik ga suka dia katak beban oleh ibunya. Sekuat tenang dia mencoba membantu melunasi hutang ibunya.
hari beranjak sore, dengan nafasnya yang ngos-ngosan ia bersitirhat menunggu upah nya.
berkumpul dengan para kuli, yang terlihat dekil sama sepetinya. mandor datang mengabsen Setipa kuli dan memberinya upah.
"Erik, ini...besok kerja lagi gak?," tanya mandor .
"iya pak.." sahut Erik sambil mengambi upahnya 50rb.
langsung menarik tasnya dan pulang, kini seragam nya yang terlihat ketat karena badanya makin berotot.
berjalan sendiri, menuju rumah saat akan masuk rupanya si rentenir ada di rumah menagih hutang ibu lagi.
ayah nya yang terlihat kebingungan."mana janjinya 2hari lagi, ini sudah hari. "ucap ibu-ibu rentenir.
ibunya hanya diam, begitu juga ayah nya. "Bu, saya mohon beri saya waktu lagi. "ucap ibu Erik
dirinya bingung, uang 2juta dapat darimana. bagi keluarganya uang segitu sangat banyak.
"aku sudah bosan kasih waktu terus, tiap habis waktu tetap saja gak ada." ucap rentenir yang berdiri di hadapan ibunya.
menghela nafas, sambil memegang uang 50 RB ia tidak dapat apa-apa dengan uang segini.
"Bu tolong beri kami waktu, ini mabilah saya ahnay punya segini tapi kami akan usahakan secapatnya.." ucap Erik sambil memberikan uang 50 RB hasil kerja keras nya.
"apa ini? Hanya segini...." sambil tertawa melemparkan yang yang Erik kasih ..ibunya langsung memungutnya. " gak, harus lunasi semua, nyesel aku minjemin pada orang miskin seperti kalian .., besok saya kesini lagi harus sudah ada..." ucap nya sambil meninggalkan rumah.
"Bu, semua salah ibu. sekarang kita dapat uang sebanyak itu dari mana" ucap ayah nya.
"salah bapak juga kenapa gak kerja saja nyari uang yang lebih besar gajinya. ini juga anak selalu jadi beban ini semua laha bapak ." ucap ibunya masuk kamar.
ayah Erik terlihat kebingungan duduk tertidnruk Abi memegang kepalanya dengan kedua tangan nya.
"pak maaf jika saya jadi beban. " ucap Erik.
"gak rik , bapak yang harus minta maaf.." sahut ayah nya.
Sabil duduk di luar ia berfikir dari mana dapat uang sebesar itu.
"Rik, lagi apa?," tanya Mira namun Erik tidak nyahut dia sedang melamun memikirkan hutang ibunya.
"Erik..." Mira menepuk pundaknya.
"eh Mira, ada apa." sambil membawa sesuatu dalam kantong kresek .
" ini buat mu, makan ya..." mira memberikan makan lagi.
"terima kasih ya..." ucap Erik.
Mira duduk di sampingnya, sambil menatap Erik.
"Lo ada masalah ya, ayo ceritakan siapa tahu gue bisa bantu. "ucap Mira.
"ga apa-apa, sudahlah ," Erik malas meceritakn nya karena gak mungkin Mira bisa membantunya.
"ayolah , ceritakan..." sambil terus menatap wajahnya.
"ibu dia punya hutang sama rentenir , besok harus segera di bayar kalo gak ruang ini akan di sita.." ucap Erik.
"berapa hutang ibumu memang nya..." tanya Mira
"besar, tapi sudah lah...jangan di firkikan ," ucap Erik.
tapi Mira memaksa, " berapa ?," sambil menaruh tangannya didagu menatap Erik.
"2 JT "jawab Erik
"segitu ya... sepertinya uang tabungan ku ada. kalo kamu mau minjem gak apa sih .." Erik langsung menatap Mira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments