Kantor Polisi,
Seorang laki-laki bertubuh tegap tinggi hampir mencapai 180 cm keluar dari mobil mewahnya berjalan dengan langkah lebar menuju ke tempat tugas negara nya di samping orang tersebut ada seorang asisten sekaligus petugas aparat keamanan yang disegani oleh para aparat lain.
"Apa dia sudah mengakui kesalahannya?" Tanya sang pria berjas itu sambil melonggarkan dasinya
"Belum tuan... Masih bungkam meski berbagai macam kami memberi umpan," kata aparat tersebut.
Begitu mendengar ucapan aparat tersebut membuat sang jaksa menghela napas kasar.
"sudah kuduga," Tanpa menunggu jawaban dari aparat, dia langsung menuju ke tempat dimana sang pelaku tindak kriminal di interogasi di tempat interview pesakitan dimana sang pelaku atau terduga sudah duduk di ruangan tersebut.
Ruang yang hanya ditemani warna putih pucat serta tak lupa meja panjang kursi panjang juga cahaya yang temaram disekitar, begitu ada suara orang masuk keruangan tersebut sang pelaku atau terduga melihat orang tersebut yang membuat sang pelaku mengenalnya saat awal penangkapan.
' kenapa tuan Raju ada disini? Siapa dia sebenarnya' batin terduga pelaku yang terus menatap sang jaksa bernama Raju penuh kebingungan dengan berbagai spekulasi
"Bagaimana keadaan saudara Banu? apa anda nyaman berada di sini?" Tanya jaksa sekedar basa-basi langsung di dengar oleh sang pelaku. Lama pelaku menatapnya hanya gelengan, Banu yang merasa penasaran siapa dia sebenarnya karena yang banu tau bahwa Tuan Raju seorang pelanggan kojek temannya tapi rasa penasarannya mendominasi sehingga Banu beranikan diri bertanya pada Tuan Raju
"Kenapa Pak Raju ada ...." Sang terduga pelaku Banu tersebut melihat map yang dibawa Raju, diapun paham ternyata Raju seorang jaksa penuntut
"Kenapa, oh iya saya tau saudara Banu Respati pasti bertanya-tanya seperti yang kamu liat aku jaksa umum dan bentar!?" Melepas jas yang menempel di kemejanya lalu lengan bajunya dia gulung diatas siku sambil melihat data pribadi Banu
"Hmm.... jadinya saya dipersingkat kedatangan saya disini jawab dengan jujur kalau anda berbohong maka jangan salahkan saya," suara Raju seakan-akan menerkam musuh dan sorot matanya menyatu hingga menimbulkan kerutan di dahinya
Banu hanya diam tanpa merasa takut karena dia ingat orang tuanya akan kejujuran itu penting, tapi saat ini dia hanya diam menunggu lawan bicaranya bertanya pada dirinya barulah dia menjawab apa adanya
"Apa motif saudara membunuh calon penumpang anda? Atau anda hanya anteknya? Siapa pesuruh anda?" Berbagai pertanyaan beruntun dilontarkan oleh Raju membuat Banu hanya diam dan bingung tak mengerti apa maksud perkataan Raju sang jaksa
Sang jaksa atau Raju menghela nafas kasar dan membuka dua kancingnya seakan-akan rongganya tercekat, lalu dua tangan tiba-tiba mencengkram meja didepannya sambil melotot tajam ke arah Banu
"apakah kau tidak bersalah telah membunuh calon penumpang mu?!" nada Raju sedikit menekan setiap kalimat, dan bahasanya pun tak formal lagi
Banu hanya menggelengkan kepala cepat
"Saya tidak tidak tau apa-apa tuan, sumpah demi Tuhan saya tuan,"
"Jangan membawa nama Tuhan saudara Banu, disini hanya ada saya dan anda, jadi jawab pertanyaan saya Ya atau Tidak anda membunuh calon penumpang anda" kalimat yang terlontar di ucapkan oleh Raju penuh tekanan sehingga membuat Bani reflek menjawab gelengan
" saya tidak bersalah Tuan, saya baru sampai ditempat itu karena saat itu saya yang menggantikan teman ojek saya Tuan," ucap pelaku membela diri.
"Lalu ..." Raju menunjukkan foto sebagai bukti dan rekaman cctv disekitar tempat kejadian
"coba jelaskan! Apa ini bukan dirimu?!" Tanya jaksa tersebut dengan tegas.
Sementara Banu shock Berkali-kali berkelip- kelip matanya
'Kenapa ada aku disitu? apa aku punya kembaran? Tapi aku anak Tunggal' batin banu penuh tanda tanya
Brakk
Suara gertakan meja yang dilayangkan Raju agar Banu sadar dari lamunan, Banu pun terkesiap mendengar suara meja begitu menggema ditelinga nya dan menatap Raju penuh kebingungan
"Saudara Banu, pada tanggal 5 Maret 2035 pukul 21.16 wib Anda berada disana dengan memakai topi hitam hodie hitam sedang berada di depan pintu apartemen milik saudara Ganesha Alana dan lihatlah sendiri!" ucap Raju memutar benda lebarnya ke arah Banu
Banu yang melihat wajah yang mirip dengannya seakan tak percaya dia hanya menggelengkan kepala
"Tu..tuan kenapa wajah itu mirip Sa..saya, bahkan Saya sama sekali tidak mengenal tempat itu Tuan, bahkan saya baru sampai di kota ini dua hari lalu tuan, bahkan saya baru datang di kota ini dan langsung menuju tempat teman kerja saya lalu saat saya jalan tiba-tiba mata saya gelap lalu saya berada di sel," jawab Banu membela dirinya.
Raju hanya tersenyum devil
" Hebat, (prok..prok..prok? pelaku seperti dirimu sudah banyak yang aku temui bahkan kata-kata itu untuk membuat alibi agar terbebas dari perbuatannya, jadi, itu tidak akan mempan terhadap saya!"sindir jaksa ber nama tag Raju.
"Tuan, kumohon percaya sama saya ada buktinya pak, teman saya sesama ojek pak, tanggal 5 kemarin saya masih bantu-bantu orang tua saya di kampung?!" kata kata Banu penuh frustasi kemudian menunduk dalam gumamnya
"seharusnya aku menuruti gadis itu, bukti yang kubawa hanya samar" suara lirih hampir saja tak terdengar oleh Raju membuat sang pemilik nama Raju mengernyit dua alisnya menyatu
"Apa maksud Anda saudara Banu gadis?" Rasa penasaran Raju, Banu pun mendongak kepalanya kearah Raju sang jaksa menganggukkan kepalanya
"2 hari lalu,." Maka mencair lah cerita Banu pada gadis yang dia anggap paranormal
****************
*Kilas balik*
Sebelum kejadian penangkapan Banu
Seorang laki-laki yang baru turun dari motor matic pengeluaran lama tiba didepan kos milik temannya dengan terburu-buru
Sedangkan Banu yang berada di tempat kos-kosan sedang berkomunikasi bersama keluarga kampungnya lewat benda pipih bercanda ria, tiba-tiba teman Banu muncul di depannya dengan wajah gelisah
Banu yang melihat temannya datang langsung mengakhiri percakapan antara dirinya dan keluarganya
Banu pun menghampiri sahabatnya yang tak lain adalah Abidin sahabatnya yang telah memberikan dia pekerjaan, Banu pun mendekati sahabatnya yang tidak biasanya datang kesini
" Kenapa lu kayak habis ketemu setan ya?" Ucap Banu asala jiplak
"Gundul mu, Ya boro-boro ketemu setan langsung semaput iyo!?" jawaban abid dengan sewot
"Lha terus opo? Bojo mu ngambek maneh?" Abidin tambah kesel sama ucapan Banu yang sedikit ngawur
" Yo orak lah ngene lho ngrunokno yo! Ehem, Nu ..... Sebenarnya Gue ada jadwal nganterin bini kontrol, bisa kan lu handle antar langganan? Gue lupa kalo udah ada janji sama bini gue!?" Pinta Abidin dengan harap
"Ya udah ngomong aja terus terang sama pelanggan lu, beres kan," usul Banu
"Udah, tapi dia pengen diantar soalnya dia ndak tau ojek lain, makanya aku tawarkan kamu aja yang ngojek buat langgananku, mau ya Nu?" Banu yang merasa kasian melihat temannya penuh dengan tekanan
"Hmm ..... Oke deh, mana hape lu! " Begitu antusiasnya temannya Banu
"Ok bro, makasih ya, bantuannya," tidak berlangsung lama kontak pelanggan temannya sudah masuk ke dalam HP milik Banu
Kini setelah semua perlengkapan untuk mengais rezeki, dia langsung berangkat.
Ditengah keramaian Banu terjebak macet, terpaksa Banu lewat jalan pintas karena motor matic nya tiba-tiba haus melanda minta minuman energi agar motor matic nya bisa berjalan kembali, Banu pun terpaksa berhenti di tempat POM tersedia yang kebetulan berada di depan matanya. Sambil menunggu antrian dan mengecek pelanggan temannya secara tak sengaja ada yang memberi peringatan kepadanya dibelakang
"jangan kesana , Bahaya mengintai mu" ucap gadis berambut cokelat bermata coklat tiba-tiba, Banu melongo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments