BAB. 2. Sikap Aneh Vita
Dua Minggu kemudian
Tap tap tap
Suara gesekan sepatu begitu tergesa-gesa sambil menenteng berkas yang dibawa berlari menuju gedung "KANTOR BIJAKSA" menuju tempat ruangan manajemen advokat.
TOK TOK TOK
"Masuk!" suara orang didalam mempersilahkan masuk.
Cekrek. .....
"Maaf Pak Beto, saya terlambat," kata seorang laki-laki tinggi 176 cm menghadap managernya dengan menunduk sembilan puluh derajat
"Hem, tidak apa karena percuma kamu selalu datang terlambat," Kata-kata pak beto setengah menyindir
Sedangkan yang tersindir hanya garuk rambutnya yang sedikit keriting dan tak lupa khas senyum iklan odol terlihat di wajah berseri nya.
" Jangan senyum Fatur, bikin mood saya hilang, nanti incaran bapak jatuh lagi sama kamu, mana berkasnya jangan-jangan masih banyak typo?." Ucap pak Beto pria berkacamata disela-sela antara hidungnya. Fatur pun menyerahkan berkas tersebut kepada Pak Beto.
" Jangan marah Pak Beto, ini wajah saya ganteng udah ganteng sejak lahir, tapi bapak juga tak kalah gantengnya lho pak, nanti gantengnya hilang lho Pak kalau cemberut gitu, lalu nona dara tidak melirik bapak lagi." rayuan maut Fatur agar Pak Beto agar meleleh biar apa coba, agar semprotan air alami yang berada di mulut pak beto tidak mengenai wajahnya
"Semprul, tidak mempan buat saya, cepat sana sama sekalian kamu panggil Vita menghadap ke saya, dan ini tolong salin ulang lagi banyak yang salah!" titah Pak Beto sambil menyerahkan map berisi berkas kepada Fatur.
Helaan nafas terdengar dari mulutnya Fatur tak lupa mengusap wajahnya dengan sapu tangannya, senyum manis langsung tertuju pada pak beto sebelum keluar.
"Baik Pak, kalo begitu saya permisi," Fatur pun undur diri dari pak Beto.
Setelah mendapatkan izin dari pak Beto untuk keluar fatur berjalan menggerutu tak jelas.
"Setiap hari ngomong sama Pak Beto pasti kena hujan terus nih wajah untung ada sapu tangan dan tak lupa pembersih wajah nomor satu nih tidak boleh ketinggalan, benar-benar nasib si*al nih hari ini." gumam fatur berjalan lemes menuju ke ruang bagian finishing.
Kebetulan teman beda profesi bestie ada di ruangannya, niat mau mengejutkan sahabatnya yang tak lain adalah Vita, suara Vita lebih dulu mengagetkan fatur.
"Ada apa?" Vita yang masih fokus dengan tumpukan berkas yang siap dikirim, dan menoleh sahabatnya sekilas.
"Hehehe, Kamu kok tau aku datang padahal tak bersuara lho nih kaki bahkan nafasku tahan tadi?." kedua alis fatur berkerut jadi satu penuh tanda tanya.
"Dari bayanganmu tuh di depan." jawab vita singkat sambil menunjuk cahaya lampu di tembok.
Fatur pun mengikuti arah Vita, barulah dia tau kalo ternyata kejutannya untuk menjahili temannya gagal sambil tepuk jidat.
Setelah merapikan barang-barang yang akan diantar ke bagian kantor cabang advokat Vita berbalik badan tanpa ada angin mengejutkan fatur.
"Alamak, apa bikin kaget aja lu," sambil memegang dadanya je_dag je_dug Fatur komat-kamit seperti baca mantra
" Tur, nanti pulang jangan lewat biasanya berputar lah ke arah barat karena ada kejutan buatmu." Fatur pun melongo 'apa maksudnya.
'Kenapa akhir-akhir ini Vita sifatnya beda dari yang aku kenal.' batin fatur karena tak mau berlama-lama akhirnya Fatur bertanya langsung pada Vita.
"Kamu kenapa Vit, kamu tak sakitkan? Kok tiba-tiba ngomongnya kayak dukun sih?." Tanya restu sedikit heran.
"Aku bukan dukun tapi aku tukang kurir yang harus ngantar barang sebanyak satu ton tiap hari agar sampai ke klien!" jawab Vita sedikit menekan kalimatnya, fatur hanya menelan ludahnya yang terasa kering bagaimana tidak temannya yang dia kenal selalu lemah lembut bahkan Fatur sendiri pernah terlena dengan pesona ayu, tapi sayang Vita hanya menganggap teman saja tak lebih.
Karena memang tugas kurir yang diemban oleh Vita begitu berat selain jadi kurir dia juga harus menjadi asisten manager Pak Beto bila beliau tidak bisa datang ke tempat rapat
"Kalo kamu Ndak nurut, nanti bakalan dapat masalah Fatur, percayalah sama aku!" ucapan Vita begitu tajam membuat Fatur menciut melihat sahabatnya tak bersahabat.
tapi demi tali persahabatan yang telah lama terjalin Fatur berusaha dengan keras bahwa temannya Vita hanya sedang halangan itu yang ada dalam pikiran Fatur
'hais ... Ya...Ya.. baiklah, aku nanti lewat sana, tapi ngomong-ngomong nanti aku ketemu siapa cewek ya?" tawar Fatur ngelantur berharap jawaban dari sang sahabat sama dengannya
"Apa perlu aku pukul kepalamu dengan ini" mengarah pada tumpukan berkas hampir ratusan ribu lembar disampingnya
Glegh
Suara tenggorokan kering Fatur pun semakin mengering dan di ikuti gerakan kepalanya hanya geleng-geleng jawaban restu mencari aman
"Tidak, terimakasih atas tawarannya, oh iya kamu disuruh Pak Beto ke ruangannya katanya ....." Belum selesaikan kata terakhirnya terpotong oleh ucapan Vita
" Ya... Aku tau, habis ini aku kesana," sambil mengangkat berkas ketempat kotak yang disediakan dan berjalan mendahului Fatur membuat sang empu melongo
"Kenapa sikapnya semakin kesini semakin aneh, aku yakin dia pasti lagi halangan atau patah hati, tapi aku tidak pernah liat dia dekat sama cowok" tak meneruskan asumsinya sendiri tentang temannya dia berlalu di ruang kerjanya.
Dia deswita Asmarani biasa di kenal dengan panggilan vita gadis pendiam, dingin sekali ucap kata-katanya maka orang yang diajak bicara akan diam membisu seperti halnya Vita sebenarnya dulu sifatnya ceria, selalu tegur sapa hanya saja entah kenapa Vita berubah dingin hanya sebuah tragedi sampai sekarang belum terpecahkan sampai kasus tersebut tutup tanpa ada keterangan dari pihak berwajib.
Kembali ke topik dimana Vita sudah berada di depan pintu bertulis Dr.Arbeto Solois, M. M. SH.
Tok Tok Tok
"Masuk!" suara orang terdengar di dalam mempersilahkan Vita untuk masuk.
Suara langkah kaki Vita terdengar berirama sehingga Pak Beto awalnya serius kini meletakkan kacamata tebalnya di atas meja kerjanya
" Bapak memanggil saya?" tanya Vita meski dia tau maksud apa yang akan di ucapkan oleh atasannya.
" Begini Vit, untuk berkas yang kamu packing tadi jangan dikirim dulu ke lembaga pendidikan, ini....." Menyerahkan berkas baru kepada Vita, dengan sigap Vita menerima barang tersebut
"Tolong kamu packing secepat mungkin lalu kirim ke alamat ini, karena dia sudah menelepon bapak baru saja,?!" Pak beto langsung menunjukkan kertas segi empat mini kepada Rani
"baik pak, permisi," Vita pun beranjak keluar setelah memberi hormat pada Pak Beto.
"Aish... Anak itu benar-benar irit bicara, sejak kapan dia berubah, sungguh mengherankan, eh sampai mana tadi... Oh ini," hanya gelengan kepala Pak Beto menyikapi Vita dan melanjutkan kerjanya yang tertunda.
Setelah waktu menunjukkan angka lima tanda waktu kerja sudah berakhir semua para pekerja keluar dengan keluhan masing-masing tak luput dari Fatur sahabat Vita dia melonggarkan dasinya serta kedua tangannya menggerakkan keatas kebawah ke kiri kanan dengan berbunyi
Kretek
Lalu dua tangan mengangkat ke atas kepala berlanjut menoleh kanan kiri terlihat lehernya ikut berbunyi,
"Hah, capeknya hufft, akhirnya tinggal besok masuk dalam copy hard, ok let,s go Fatur saatnya pulang besok dilanjutkan lagi untung deadline kurang satu Minggu, sambil membereskan barangnya yang berantakan, Fatur pun keluar menuju ke tempat lift.
Masih di depan pintu keluar Fatur menyapa sesama karyawan karena mereka semua menuju basemen tempat kendaraan mereka, semua kendaraan mulai dari roda empat maupun roda dua berjalan keluar begitu pula Fatur.
Saat mau belok jalan yang biasanya dia lewati untuk pulang dia urungkan karena teringat kata-kata Vita
" Aish.. kenapa ucapan Vita bikin aku merinding gini, lebih baik ikuti saran Vita aja deh dari pada kenapa-napa," sambil bergidik ngeri dan akhirnya mobil yang dikendarai oleh Fatur akhirnya berjalan arah berlawanan rumahnya, meski jauh namun demi keselamatan dirinya karena tak mau mati muda dirinya ingin punya anak banyak itulah otak Fatur selama ini sesimpel itu keinginannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Gatot Suharyono
belum jelas MC nya yang mana !?
2023-10-03
0