Bab 3

" Aku betulkan? Anya itu seorang wanita yang bodoh dan sangat mudah untuk membodohi dia." Lalita terlihat begitu bahagia ketika dia sudah berada di dalam kamar yang disediakan oleh Anya untuk dia tempati selama tinggal di rumah itu.

Arnold mengangguk pelan. Karena saat itu Anya masih di kantor mereka berani untuk bercinta di sana. " Akan lebih menyenangkan kalau aku bisa tinggal di kamar utama yang ditempati oleh Anya!" Lalita mulai mengutarakan keinginannya untuk menjadi nyonya besar di kediaman Bagaskara.

Arnold mencium bibir Lalita dengan lembut kemudian memulai kembali percintaan mereka untuk yang kedua kalinya." Jangan terlalu serakah nanti kau akan kehilangan segalanya. Seharusnya kamu bersyukur karena Anya sudah membiarkanmu masuk ke rumah ini tanpa merasa curiga sama sekali dengan hubungan kita. Aku penasaran sekali apa yang akan dilakukan oleh Anya setelah dia mengetahui sahabatnya ternyata menikah dengan suaminya sendiri. Bagaimana perasaan Anya setelah mengetahui kebaikannya ternyata hanyalah dimanfaatkan olehmu yang berhati licik dan culas." Arnold terlihat begitu menikmati aktivitas mereka berdua di kamar itu.

Mereka merasa sedang berbulan madu setelah pernikahan siri mereka dan kepindahan Lalita ke rumah itu. " Tapi kamu suka kan, dengan otak licik dan cukasku ini? Betulkan sayang?" tanya Lalita yang serasa di atas angin karena telah menguasai semua waktu Arnold selama satu hari ini.

Arnold terlihat tersenyum dan kembali menjemput kenikmatan yang selalu dia raih bersama Lalita yang selalu mampu menerbangkannya ke atas awan.

Ketika mereka mendengar suara mobil Anya masuk ke halaman rumahnya, Arnold pun langsung keluar dari sana dan bersikap biasa-biasa saja dan menyambut kedatangan Anya seakan tidak terjadi apa-apa di rumah itu sebelum kedatangan Anya.

Arnold yang sudah memastikan dirinya bersih dari sisa-sisa percintaan dirinya dan Lalita, langsung menyambut Anya dengan gembira.

" Sayang kok kamu pulangnya terlambat sih? Aku dari tadi nungguin kamu loh!" Arnold kemudian mencium bibir Anya hal itu dia lakukan agar sang istri tidak mencurigai dirinya yang telah bermain api bersama Lalita, sahabat istrinya sendiri.

" Ya sayang. Maaf ya. Kamu tahu kan? Kalau akhir tahun itu perusahaan kami sangat sibuk. Oh ta, apakah Lalita sudah pindah kesini?? Aduh aku jadi nggak enak di hari pertamanya datang ke sini Aku malah tidak menyambut dia. Dimana dia Mas?" tanya Anya yang berniat untuk masuk ke dalam kamar Lalita.

Akan tetapi Arnold yang merasa khawatir kalau Lalita belum membereskan kekacauan kamarnya akibat percintaan mereka tadi, dia pun mengajak Anya untuk masuk ke kamar mereka.

" Sayang! Kamu kan masih lelah setelah pulang bekerja. Lagi pula tadi Mas lihat Lalita masih sibuk membereskan barang-barangnya di kamar yang berantakan karena baru saja datang kesini. Sayang, kita ke kamar saja ya? Aku kangen sama kamu!" dengan begitu mahir Arnold memainkan perannya agar membuat Anya tidak curiga dengan semua yang dia lakukan di belakang sang istri.

Di kamarnya, terlihatlah Lalita yang sedang mengintip melalui pintu yang dia buka sedikit semua adegan yang terjadi antara Arnold dan Anya yang kemudian menghilang di balik pintu kamar mereka sambil berciuman mesra. Hati Lalita merasa panas dan tidak rela melihat Arnold yang harus berbagi peluh dengan Anya.

" Kurang ajar! Sejak dulu, dia selalu mengganggu kesenanganku. Awas kamu Anya! Sebentar lagi suamimu akan menjadi milikku seutuhnya dan kamu akan diceraikan secara menyedihkan oleh Mas Arnold. Aku pasti akan membuat laki-laki itu jatuh cinta dan bertekuk lutut padaku!" Lalita kemudian menutup pintu kamarnya rapat-rapat. Karena dia sudah tidak tahan mendengar suara-suara di dalam kamar utama yang seharusnya menjadi miliknya.

Sepanjang malam Lalita terlihat marah-marah tidak jelas karena sejak tadi Arnold dan Anya belum juga keluar dari kamar mereka.

" Ih, ngapain aja sih mereka berdua dari tadi nggak keluar-keluar. Mas Arnold keterlaluan sekali! Dia bilang akan memberikan waktunya lebih banyak untukku. Tapi ini apa! Sudah empat jam mereka berdua belum juga menunjukkan hilal mau keluar dari kamar sialan itu!" Lalita terus mondar-mandir di depan kamarnya sambil terus memperhatikan pintu kamar utama.

Ketika dia melihat Arnold yang keluar dari sana hanya dengan celana kolor, Lalita langsung menarik tangan Arnold untuk masuk ke dalam kamarnya.

" Kalian ngapain sih di sana, lama sekali? Aku sampe berjamur tahu nggak menunggu kalian?" Lalita terlihat misuh-misuh.

Arnold kemudian memeluk tubuh Lalita yang hanya menggunakan lingerie seksi kesukaannya. " Maafkan aku sayang. Karena tadi aku harus membuat Anya tidur dulu baru bisa keluar untuk bertemu dengan kamu." Arnold kemudian meminta maaf kepada Lalita.

Saat Lalita hendak membuka celananya, Arnold langsung menghentikannya. " Aku masih lelah ya, setelah sepanjang siang bercinta dengan kamu, lalu baru saja selesai bercinta dengan Anya. Kasih aku waktu untuk beristirahat. Aku bisa mati kalau terus memporsir diriku dengan kegiatan seperti itu." Arnold kemudian keluar dari kamar Lalita dan tidak memperdulikan wanita itu yang marah-marah.

Flash back off

Lalita merasa marah sekali mendengar apa yang dikatakan oleh Arnold kepadanya yang menyuruh dirinya untuk keluar dari rumah itu alih-alih Arnold menceraikan Anya seperti janjinya dulu.

" Apa kamu sedang menipuku Mas? Kamu bilang akan menceraikan dia, tapi kenapa kamu malah menyuruh aku keluar dari rumah ini?" tanya Lalita dengan air mata yang mulai mengalir di pipinya.

Arnold kemudian mendekati Lalita dan mencoba untuk meyakinkan wanita itu agar menuruti apa yang dia katakan padanya.

" Dengarkan aku sayang! Aku harus mendapatkan saham-saham perusahaan milik Anya. Baru setelah itu aku akan menceraikan dia dan menikah dengan kamu. Bukankah setelah aku memiliki semuanya, Itu semua akan menjadi milik kamu? Kamu bisa membeli semua hal yang kamu inginkan selama ini dengan semua uang milik Anya yang akan aku curi secara perlahan-lahan." Arnold kemudian memeluk Lalita dan membujuk wanita itu untuk segera keluar dari kamarnya.

" Cepatlah kau keluar dari kamar ini. Karena aku akan membereskan semua kekacauan ini agar Anya tidak mengingat kejadian tadi. Aku tidak mau semua rencanaku gagal total karena kecerobohan kamu yang meminta untuk bercinta di sini di saat jam kerja Anya selesai. Ingat Lalita! Jangan dikira aku tidak tahu rencana busuk yang ada di dalam kepala udang kamu itu. Aku tahu kalau kamu yang sudah merencanakan semua ini. Untuk membuat Anya melihat perbuatan kita dan akhirnya meminta bercerai dariku. Ya, kan?" tanya Arnold dengan menatap tajam kepada Lalita yang hanya bisa menundukkan kepala karena rencananya sudah diketahui oleh Arnold.

" Aku hanya tidak rela berbagi kamu dengan Anya!" Lalita terlihat memerah matanya karena menahan amarah di hatinya.

Terpopuler

Comments

Reti 200294

Reti 200294

semangat thor💪💪💪

2023-06-20

2

Umi Tum

Umi Tum

memang dasar ya pelakor 🙋🤦🤦🤦 lanjut kak 🤗

2023-06-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!