Bagaimana perasaan kalian, kalau orang yang dengan sungguh-sungguh dicintai, dengan tulus, bahkan kalian selalu mendoakan siang dan malam untuk orang itu. Nyatanya dia justru secara diam-diam memiliki hubungan dengan orang lain di belakang kalian? Sakit, sedih, marah dan benci. Yah, itu yang aku rasakan, bahkan aku untuk sesaat berperang dengan perasaanku sendiri.
Merutuki diriku sendiri yang terlalu bucin, terlalu bodoh dan terlalu percaya dengan pasanganku. Hingga aku tetap percaya apa yang dia katakan. Sebenarnya aku sudah banyak mendapatkan kode-kode kedekatan mereka. Contohnya beberapa kali aku melihat unggahan di sosial media yang menujukan keintiman mereka yang kalau diamati tidak seperti hubungan kerja. Bahkan komen-komen dari rekan kerja Mas Azam yang seolah meledek dirinya dan Bu Dewi.
Namun, lagi-lagi si polos ini menganggap itu candaan biasa layaknya sesama teman, padahal aku baru sadar kalau sebenarnya di kantor ini sudah hampir semua orang tahu hubungan gelap mereka, tapi lagi-lagi jabatan dan kekuasaan, tidak ada yang berani membongkarnya. Tenang saja aku yang akan bongkar karena aku tidak punya jabatan dan kekuasaan jadi tidak ada yang perlu di cemaskan. Jabatan ku saat ini hanya menjadi istri yang malang jadi ayo kita berperang. Aku tidak akan menyerah, demi harga diri aku akan tetap berdiri melawan apa pun nanti yang aku temui di depan sana.
"Ini ada apa yah, kok rame-rame." Suara yang sangat aku kenal, bertanya seperti orang be9o. Aku tersenyum di luar. Yah, aku memilih tidak ikut masuk ke dalam sana, karena hatiku tidak sekuat wanita lain yang ikut labrak pasangannya sedang tidur telanjang dengan pasangan selingkuhanya. Untuk mendengar percakapan dari luar saja hatiku sudah sedih, jijik dan ingin menjambak.
"Kami terima laporan di sini ada perbuatan zina, selingkuh."
"Kenakan pakaian kalian, dan ikut kami ke kantor polisi!"
"Kita nggak selingkuh. Kira melakukanya suka sama suka." Kembali aku tersenyum getir ketika gundik mengatakan pembelaan suka-sama suka juga namanya selingkuh karena dilakukan dengan pasangan orang lain. Kalau suka-sama suka, tapi masing-masing single paling jatuhnya zina saja, dan dosa ditanggung masing-masing, tapi kalau dilakukan dengan pasangan yang sudah memiliki pasangan sendiri ya itu namanya selingkuh.
Gemez aku dengar jawaban si gundik. Heran cara berpikir sangat dangkal seperti itu kenapa bisa jadi pemimpin.
"Terserah suka sama suka atau terpaksa, yang jelas kalian berbuat zina, maka segera kenakan pakaian kalian dan ikut kami!"
"Bajunya di mana?"
"Tidak ada bajunya."
Aku semakin ingin tertawa dengan renyah ketika mereka mencari-cari pakaiannya, aku tidak bisa membayangkan betapa menjijikkan dua pasangan mesum itu. Akhirnya salah seorang anggota kepolisian mencari-cari pakaian pasangan mesum itu. Aku hanya menuduk sembari menggigit bibir bawahku agar tidak kelepasan tertawa terbahak-bahak karena rencanaku berhasil mereka kesulitan mencari pakaian mereka.
Boleh lah diakui kalau aku memang pintar, bisa-bisanya aku kepikiran menyembunyikan pakaian mereka di balik lemari hingga cukup lama mencari-cari dan akhirnya ketemu juga pakain mereka.
Padahal aku berharap kalau pakianya tidak ketemu sekalian biar mereka digiring telanjang bulat. Toh bukanya mereka melakukan perbuatan seperti ini tentu sudah tahu konsekuensinya.
Aku masih setia nunggu di luar, meskipun aku sebenarnya mata ngantuk, biasanya aku akan tidur jam sembilan atau paling lambat jam sepuluh malam, tapi kali ini aku sampai pukul satu rela menunggu di sini. Nunggu sang artis yang sebentar lagi akan keluar.
Tatapan aku dan Mas Azam saling beradu ketika laki-laki itu keluar masih dengan pakaian yang acak-acakan. Aku memberikan seulas senyum sinis. Begitu pula pada gundik yang kalau aku boleh berbangga diri. Jauh lebih cantik dan seksi diriku dari pada gundik itu. Tapi bukanya kata orang untuk jadi pelakor atau selingkuhan tidak perlu cantik atau seksi, syaratnya hanya satu. Yaitu tidak TAU DIRI!
Mas Azam masih terus menatapku, dapat dilihat dari sorot matanya laki-laki itu sangat marah. Aku sendiri masih tetap santai dengan melipat kedua tangan di depan dada, dan juga tubuh menyender ke diding.
"Jadi kamu yang melaporkan kami. Dasar istri tidak tau diuntung. Suami sudah berjuang buat keluarga malah perlakuanya kaya gini." Tepat di hadapanku Mas Azam berdiri dan menatapku dengan tatapan penuh kemarahan. Bukan hanya tatapan saja, tapi kata-katanya meneror mentalku. Lidahnya bak bilah pedang tajam yang siap menebas mentalku.
Aku mengulas senyum terbaik. Ingin aku tunjuk kalau aku baik-baik saja dengan kesakitan yang dia torehkan. "Terus mau kamu, aku diam aja tau suaminya selingkuh, dan zina? Wanita bodoh dan gila pun tidak akan terima kalau pasanganya selingkuh. Lalu kamu minta aku yang waras pasrah dan menerima semua ini. Maaf cara berpikir kita beda!" Mungkin aku yang dulu selalu iya-iya aja, tapi kali ini aku tidak mau lagi.
Sorry to say, aku gak mau terus jadi pemuja cinta. Lo selingkuh gue b@ntai! Itu prinsip aku saat ini.
Terserah ada yang menilai aku itu istri nggak tahu diri istri yang tega memperjarakan ayah dari anaknya. Aku tidak perduli! Saat ini yang aku perdulikan adalah mentalku, dan anakku. Salah tetap salah tidak akan aku mau menganggap yang salah jadi biasa, dan lumrah.
"Pa maaf langsung bawa ke kantor polisi aja, biar mereka bisa istirahat di dalam sel," pintaku. Aku tidak ingin ada mediasi atau musyawara, Aku sudah yakin seratus persen akan membuat laporan atas dugaan perselingkuhan, dan zina. Sekali-kali tukang selingkuh harus dapat karmanya. Jangan sampai terlalu enak, karena gak ada hukum mereka terus mengulang dan mengulang lagi. Bahkan yang lain pun jadi ikut-ikutan udah kaya jamur di musim ujan aja. Mati satu tumbuh seribu.
"Ok, kalau kamu akan laporkan aku, aku juga bisa laporkan kamu. Dengan tuduhan perbuatan tidak menyenangkan." Gunding yang berpakaian acak-acakan pun langsung menyerangku, dengan ancaman balik.
Aku hanya mengulas senyum dan mengangguk dengan santai. "Silahkan Ibu Dewi yang terhormat. Saya persilahkan Anda melaporkan balik saya, tapi ingat melaporkan harus ada buktinya juga, kalau tidak jatuhnya fitnah dan saya bisa melaporkan balik. Dengan tuduhan pencemaran nama baik!"
Wanita gatel itu kembali menatapku dengan sengis sebelum akhirnya mereka digiring ke kantor polisi. Aku tahu mereka tidak bisa langsung dipenjara karena perbuatan mereka bukan pidana melainkan perdata. Ku tarik nafas dalam dan membuangnya perlahan, sesak rasanya jantungku ketika berbicara dengan mereka.
Mencoba tegar nyatanya tidak segampang itu, dadaku rasanya sesak, seperti diikat dengan tali yang kuat. Rumah tangga yang bahagia nyatanya hanya sandiwara saja.
"Bu, ini rekaman dari penggrebekan tadi, mungkin akan di butuhkan untuk laporan nanti." Salah satu laki-laki yang tadi sedang bekerja mendekat ke arahku dan memberikan rekaman yang ia ambil. Aku tersenyum ramah.
"Iya, saya memang butuh rekaman itu, tolong kirim ke nomer saya yah." Aku memberikan nomor ponselku.
Laki-laki itu pun langsung mengirimkan vidio yang ia ambil. Aku sangat bersyukur karena meskipun diriku tidak ikut menyaksikan masuk ke dalam, tapi ada orang baik yang merekamnya dan memberikan untuk bukti padaku.
Bersambung ....
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Pia Palinrungi
jadilah wanita terhormat yg wanita diselingkuhan dr auaminya jgn sekali melakbrak si pelakor yg hanya merugikan kamu sendiri jgb bertindak gegabah, nyari bumti baru laporkan atau ceraikan dgn bukti itu tdk usah pertahankan lagi
2023-08-07
1
kookv
mantap... tapi jujur... jarang ada orang yang kuat kayak gini... kebanyakan milih pergi dan memendam sendiri... atau malah membabi buta menghajar pelakor yang malah berujung di musuhi ma suami sendiri.... hadeeeuuuuh...
2023-08-01
4
Ela Jutek
wih keren keren
2023-07-01
1