Tunggu Saja Pembalasanku!!!

Seperti berada di tempat yang angker aku merinding untuk melanjutkan kaki ini masuk ke dalam ruangan itu.

Aku istighfar berkali-kali seraya menenangkan perasaanku sendiri.

"Aku tidak boleh lemah, aku pasti bisa lewati ini semua," gumamku sembari terus istighfar.

Tubuh ini rasanya seperti kehilangan kekuatan ketika aku melihat pakaian yang sangat ku kenal berserakan di lantai. Orang bodoh juga tahu apa yang telah terjadi dalam kamar ini. Aku memegang dada ini dan meremasnya dengan kuat. Jangan ditanya bagaimana rasanya ketika dengan mata kepalaku sendiri aku menyaksikan perbuatan zina suamiku.

Kembali pesan-pesan dari Jana dan Meli melintas dalam pikiranku.

"Mereka sudah sering kepergok keluar masuk hotel." Itu yang di hotel yang dikator seperti sekarang ini bagaimana? Pantas saja aku ketika melakukan hubungan suami istri rasanya Mas Azam seperti kurang menikmati, mungkin karena tenaganya sudah terkuras di kantor, melayani selingkuhannya. Sehingga pulang ke rumah hanya sisa, bekasnya.

Sebegini hinanya menjadi pasangan yang halal hanya diberikan bekas dari melayani wanita lain yang tidak memiliki status apa-apa. Air mataku luluh, tidak pernah merasakan sesakit ini.

Siapa yang terima diselingkuhi seperti ini, termasuk aku yang tidak terima dengan penghianatan ini. Aku mencari ide untuk membuat malu mereka, membalas sakit yang mereka berikan. Tidak mungkin ada perselingkuhan kalau hanya satu orang yang mau, pasti dua-duanya gatal. Gila memang sudah punya anak masih saja kegatelan.

Viral? Yah, dalam otak ini aku berpikir ingin membuat viral suamiku dan gundiknya. Biar tau rasa, setidaknya sebanding dengan apa yang aku rasakan.

Tanpa pikir panjang aku pun merogoh ponselku yang aku simpan di tas, dengan perlahan kembali aku melangkah. Meskipun dalam dada ini ingin menangis meraung, menjerit dan meluapkan rasa sesak yang ada di dada ini ketika melihat suamiku dan gundiknya sedang tidur pulas dengan tubuh yang masih telanjang. Ingin aku jambak rambut wanita itu dan ku benturkan kepalanya ke diding.

Namun, otakku masih waras, aku tidak mau berbuat bodoh yang malah bisa membuat mereka dapat pembelaan. Kalau aku lampiaskan marah ini dengan menjambak apalagi melukai gundik itu, mereka akan dengan mudah membuat aku berurusan dengan hukum. Tidak aku tidak mau seperti itu.

Cekrek ... cekrek ... aku mengambil beberapa kali jepretan kamera. Tidak hanya foto. Aku pun mengabadikan bukti perselingkuhan suamiku dengan merekam untuk bukti kalau mereka memang selingkuh, dan kalau bukti kuat aku akan dengan mudah membuat perhitungan dengan mereka.

Tanpa membangunkan mereka aku pun melangkah pergi. Eh, tunggu dong. Sebelumnya aku mengumpulkan pakaian mereka dengan kaki rasanya jijik kalau harus menyetuh langsung dengan tanganku. Aku tendang ke luar dan aku sembunyikan di pojokan lemari bia mereka tidak bisa pulang karena tidak ada pakaian. Mampus kalian pasti bakal kesulitan cari baju.

Aku pun langsung berpikir untuk membuat mereka malu. Sebelum meninggalkan kantor aku ingin ada saksi yang membuat mereka malu, kalau perlu viral, diarak atau apalah, tapi aku tetap akan sembunyi pura-pura tidak tahu dan melihat pertunjukan mereka. Sayang rasanya kalau aku terlihat buruk di mata mereka, atau mereka tahu kalau awal dari viralnya mereka adalah ulahku.

Tanganku memencet nomor Janah dan bergantian dengan Meli agar mereka memasukan foto yang aku ambil ke grup kantor. Namun, setelah beberapa kali menghubungi Jana dan Meli tidak ada respon, aku pun mengurungkan ingin meng-viralkan pasangan mesum itu.

Aku yakin kalau dengan viral mereka bisa saja memutar balikan fakta, bisa saja menyalahkan istri sah yang tidak bisa melayani suami sehingga suami selingkuh. Sedangkan sebagai seorang istri rasanya aku sudah berusaha sebaik mungkin melayani suami bahkan urusan ranjang aku tidak akan malu menawarkan duluan. Yang penting suami puas. Ah, memang setan kan tugasnya menghasut manusia, termasuk dua orang itu.

"Sepertinya kalau di penjara lebih seru," gumamku sembari bibir ini terangkat sebelah. Baru membayangkan saja rasanya aku sangat puas apalagi, aku rasa bukti yang aku punya sudah sangat mencukupi untuk membuat suamiku mendekam di dalam penjara.

Kini jari-jariku pun langsung membuat aduan secara online pada polisi dan meminta anggota polisi datang ke tempat di mana aku berada sekarang.

Tidak butuh menunggu lama rombongan polisi yang terdiri dari empat orang dua satpam termasuk yang tadi aku sempat ngobrol pun ikut menemui aku.

"Anda yang membuat aduan tadi?" tanya salah satu polisi berpakaian preman.

"Betul Pak, saya menemukan suami saya selingkuh dan buktinya ada di ruangan itu." Aku menujuk ruangan yang tadi aku masuk. Dua orang laki-laki yang tadi sedang bekerja pun mendekat dan mereka bahkan menyalakan ponselnya untuk merekam polisi yang akan membuktikan ucapanku.

"Baik kami periksa yah, Bu," balas polisi lain dan mereka masuk ke dalam sana. Aku pun hanya berdiri di luar. Tidak sanggup rasanya aku menyaksikan secara langsung apa yang terjadi di sana. Dadaku panas tenggorokanku sakit. Aku ingin mengilang sejenak dari muka bumi ini. Aku tidak pernah membayangkan atau terlintas sedikit pun kalau suamiku akan selingkuh. Aku terlalu percaya, kalau Mas Azam hanya mencintaiku.

Namun, nyatanya aku yang terlalu bodoh, sehingga tetap saja percaya meskipun Jana dan Meli sudah beberapa kali mengingatkan hubungan mereka.

Aku coba mengusir pikiran buruk ini, aku kembali menata hati agar aku tidak terlalu lemah, masih ada Gio yang butuh ibunya. Tidak boleh aku lemah dan pasrah, hati ini memang sakit, tapi aku yakin. Tuhan ingin aku tahu semua kebusukan suamiku, bukan untuk membuat aku lemah. Tuhan sedang menguji kesabaranku agar aku menjadi wanita yang kuat. Menjadi ibu yang kuat untuk anaku.

Ku langitkan doa-doa kebaikan untuk diriku sendiri, agar aku kuat dan tidak lemah ketika berhadapan dengan suamiku, atau bahkan setelah ini aku akan dapat masalah yang jauh lebih runyam. Yah sejak saat ini aku tidak lagi ingin mendoakan suamiku. Sejak saat ini aku tidak ingin lagi mendoakan dia.

Aku sudah yakin akan mengakhiri hubungan suci ini. Biarkan Mas Azam mencari kebahagiaannya. Dan aku akan fokus dengan anakku. Dia bukan jodohku, tidak perlu aku bertahan untuk orang yang tidak bisa menghargai istri yang mendoakan dirinya di rumah siang dan malam.

Bersambung.....

...****************...

Terpopuler

Comments

Pia Palinrungi

Pia Palinrungi

mantap kamu harus jadi wanita terhormat jgn bikin ulah jgn kotorin tanganmu boar karma yg lakukan, ttplah jadi wanita tangguh tinggalkan akan memdapatkan yg lebih tulus, jodohmu hanya sampai disini

2023-08-07

3

S

S

Begini ni yg mantap di hati.Jangan liat suami selingkuh nangis nangis bahkan sampe bertahan berharap suami berubah.Beghh...berubah sifat yg suka selingkuh? jangan harap klo berubah jadi batman cuma pake cd saja bisa jadi..😆

2023-08-03

1

ahyuun.e

ahyuun.e

yah laki lu tergoda ama hartanya bukan ama bosnya wkwwkkk

2023-06-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!