Jaminan sempurna

Saat ini Marco sedang berada di perjalanan menuju bandara. Sesuai dengan kesepakatannya dengan Elizabeth, ia akan memberikan pinjaman 5 juta Euro dan menjadi kan tubuh Elizabeth sebagai jaminan.

Marco tersenyum sinis tidak menyangka, wanita yang ia jaga selama 10 tahun, meskipun mereka berpacaran selama itu tapi Marco dan Elizabeth belum melakukan hubungan inti , hanya sekedar pelukan hingga ciuman saja. Tinggal di luar negeri apalagi juga anak orang berada, belum tentu semuanya harus melakukan pergaulan bebas ketika muda kan.

Dari situlah Marco makin geram ketika ditinggal Elizabeth apalagi tau wanita itu berpacaran dengan Ergar tidak lama setelah putus dan terdengar semilir kabar tidak enak antara mereka yaitu sudah berhubungan badan. Marco saja menjaga perjaka nya untuk Elizabeth namun ia malah mengetahui jika gadis wanita itu direbut oleh temannya sendiri dan belum lama berpacaran.

Marco merasa bodoh dan dibodohi. Lalu sejak itu setelah wisuda S2 nya di akhir usia 20 , ia memberikan pengalaman pertama nya pada seorang wanita sekilas mirip Elizabeth di pesta topeng dan disitulah ranjang panas CEO ganas dimulai. Ia menjaga nama baik dan agar tidak dikenal wanita yg bermalam dengannya dengan topeng. Marco anggap hanya one night stand dan ia bayar mahal wanita2 itu, serta yg paling penting ia memastikan selalu pake pengaman dalam menyalurkan hasrat.

Marco segera menyuruh Niel yg duduk di kursi penumpang sebelah driver untuk mentransfer 5 juta Euro ke rekening perusahaan Dunn.

"Tolong suruh anak buahmu setelah kamu transfer uang itu, datanglah ke perusahaan Dunn untuk memberitahukan ke Elizabeth secara langsung uang sudah dikirim. Tubuhnya yg dijadikan jaminan, harus ada didepan mataku ketika aku pulang dari Paris 3 hari lagi. Suruh dia menyelesaikan urusan nya di perusahaan Dunn lalu tinggal bersamaku" perintah Marco.

"Baik, bos" sahut Neil langsung mengeluarkan handphone nya menghubungi pihak bank perusahaan untuk mengurus transfer 5 juta Euro yg tidak sedikit dan pasti melalui proses rumit. Namun, karena bank yang dipakai perusahaan Arco Corp adalah bank yg memang dikhususkan untuk bisnis maka transaksi sejumlah ini cukup biasa.

Marco pun bersiul siul senang, ia akan segera membawa Elizabeth diatas ranjang nya.

.

.

.

3 hari kemudian, tepat dengan waktu Marco kembali dari Paris dan Elizabeth ternyata sudah siap dijemput oleh anak buah Neil untuk dibawa ke tempat tinggal Marco. Sebelum itu, Elizabeth sudah pamit ke orang tuanya yg masih berada di rumah sakit untuk mengurus bisnis di luar negeri yaitu Indonesia. Perusahaan Dunn mulai stabil lagi karena Elizabeth yang lulusan bisnis seperti Marco sudah dapat mengelola modal 5 juta Euro sebagai kesempatan untuk bangkit.

Setelah dirasa aman dan strategi manajemen perusahaan sudah ditata selama 3 hari ini, Elizabeth menitipkan perusahaan itu kepada sang adik yaitu Edward Dunn yang berumur 25 tahun. Namun, Elizabeth tidak mengatakan sejujurnya ia pergi beberapa saat untuk menjual dirinya ke Marco tapi sama seperti pamit ke orang tuanya.

Tanpa curiga karena di Indonesia ada perusahaan kecil yang masih tahap berkembang , bisnis asli Elizabeth. Edward dan orang tuanya mengira, wanita itu akan konsentrasi mengurus bisnisnya sendiri dalam kondisi perusahaan Dunn sudah stabil. Mengenai sumber dana 5 juta Euro itu, Elizabeth tidak mengatakan sejujurnya jika ia menjaminkan dirinya untuk itu namun ia mengatakan mendapatkan pinjaman dari Marco dan bagi hasil nanti yang akan menjadi timbal baliknya.

Beberapa saat menunggu di perusahaan Dunn tiba2 ada mobil mewah berhenti dilobby. Ternyata suruhan Neil untuk menjemput mantan kekasih bosnya itu.

Elizabeth hanya diam dalam mobil. Ia melirik ke jendela dan melihat bahwa semakin cepat berjalan maka sisinya yang terlewati tidak jelas terlihat.

"Aku akan berusaha menganggap semua ini adalah kecepatan dalam hidup hingga aku tak merasa sesuatu yg jelas dan menyakitkan" batin Elizabeth.

1 jam perjalanan dari perusahaan Dunn menuju rumah super mewah yah dimiliki oleh keluarga Stefanus. Wanita itu tidak asing dengan rumah yg ada dihadapannya Karena Elizabeth waktu masih berpacaran dengan Marco sering ke rumah keluarga lelaki itu dan saat ini terlihat banyak berubah makin megah.

Ketika mobil mewah yg menjemput Elizabeth sudah sampek tujuan, pintu mobil sebelah wanita itu terbuka sebelum dia buka sendiri.

"Silahkan nyonya" kata lembut driver.

"Terima kasih" sahutan Elizabeth. Tata krama masih nomor 1 , bilang terimakasih ketika sudah dibantu.

Elizabeth pun keluar mobil hanya dengan membawa tas ransel kecil untuk beberapa pakaian yg ia butuhkan.

Wanita itu berjalan menuju pintu rumah yg sudah terbuka dan dijaga oleh beberapa pengawal. Elizabeth yakin mereka adalah bagian dari mafia.

Ketika masuk rumah megah ketua mafia Black Card dan CEO Arco Corp, Elizabeth itu benar2 sangat asing dengan isinya padahal 8 tahun lalu ia sangat mengenal rumah itu.

"Pemiliknya berubah begitupun rumahnya" batin Elizabeth.

Ketika ia melamun dan mengedarkan pandangannya menyusuri rumah, tiba tiba ada ibu separuh baya yg bekerja sebagai ketua ART dirumah itu menyapanya.

"Selamat datang, Nyonya Elizabeth. Saya Willow sebagai leader untuk urusan rumah ini" sapa Willow , asisten rumah tangga Marco yang ada sejak ia menjadi CEO.

"Oh iya, salam kenal Bu Willow. Terima kasih sudah menyambut saya" sahut Elizabeth dengan senyuman.

"Cantik sekali, mangkanya bos memilih dia menjadi wanita yg ia cintai" batin Willow yang sudah tau siapa wanita itu dan masa lalunya dari Neil.

"Mari saya antar ke kamar anda" kata Willow sambil mengarahkan tangannya untuk mempersilahkan Elizabeth mengikuti nya.

Kamar Elizabeth berada di lantai 2. Ia berfikir akan langsung berada di kamar Marco ternyata salah. Ia memiliki kamarnya sendiri.

"Ini kamar anda" ucap Willow ketika sudah berada di kamar pojok yang dulu seingat Elizabeth adalah kamar Jennifer. Ia tidak ingin bertanya macam2 dimana keberadaan Jennifer dan ibunya karena melihat orang2 yg berada dirumah itu sungguh asing sejak 8 tahun lalu ketika terakhir kali masuk rumah ini.

"Sesuai informasi dari Neil, Bos Marco akan tiba beberapa menit lagi nyonya. Mereka sudah berada dijalan" lanjut Willow mengkonfirmasi kan.

Tidak ada sahutan dari Elizabeth, cukup membuat Willow paham hubungan bosnya dan wanita didepannya ini tidak baik. Ia pun pamit untuk melakukan kegiatan lainnya.

Elizabeth masuk kamar itu yg terlihat warna serta dekorasi dominan berwarna hitam. Dengan lampu remang2, kamar itu terlihat lebih seperti kamar hukuman seperti berada di film fifth of grey ituloh, bagi yg tau2 aja 😁

Namun, kamar itu masih seperti kamar normal ada ranjang, kaca rias, lemari walk in closet, kamar mandi dan isi kamar seperti umumnya.

"Selera dia juga berubah ya" lirih Elizabeth mengingat bahwa selera ini bukan seperti selera Marco dulu yang lebih ke abu abu dan biru.

Ketika Elizabeth baru saja duduk di ranjang setelah keliling kamar, Ia mendengar suara keramaian di bawah, suara lelaki yg Ia kenal pun terdengar memanggil namanya.

"Elizabeth!" teriak Marco dari lantai satu. Pintu kamar Elizabeth yg masih terbuka membuat teriakan itu terdengar di telinganya.

Elizabeth langsung buru buru keluar kamar dan menuju lantai 1.

Door!

Belum saja Elizabeth turun ke lantai 1 masih berada di tangga, melihat ada lelaki yang ditembak oleh Neil didepan matanya. Wanita itu terbelalak melihat kejadian itu. Tubuhnya bergetar dan berfikir apakah dia akan seperti itu juga, meskipun dia juga tau Marco seperti masih memiliki rasa kepadanya dan terbukti selama ini Marco tidak pernah digosipkan oleh wanita manapun, meskipun ia tau jika lelaki itu memiliki kebiasaan berganti wanita di ranjang.

"Ngapain berhenti disitu! Sini! " teriak Marco agar Elizabeth segera turun.

Elizabeth hanya bisa menuruti Marco, Ia seperti enggan turun tp mau tidak mau harus turun.

"Kamu sudah disini" ucap Marco dengan nada sedikit lebih rendah dari teriakan sebelumnya ketika mendapati Elizabeth sudah berada di hadapannya.

"Aku tidak akan menarik janjiku" sahut Elizabeth dengan berani.

"hahaha iya, aku yakin wanita yg pernah meninggalkan ku ini sangat berani" kata Marco salut dengan kepribadian Elizabeth tp dengan sindiran.

"Kamu tau siapa lelaki itu yang ditembak Neil? Dia adalah lelaki yang berani berniat kabur setelah berbuat kesalahan denganku di perusahaan" lanjut nya.

Elizabeth hanya diam melihat lelaki yg tidak jauh darinya menahan sakit dan darah agar tidak keluar dari kakinya. Ya, Neil menembak kaki lelaki itu.

"Aku ingin kamu menembak tangannya" suruh Marco tiba tiba sambil menyodorkan pistol yg ia pegang.

"Apa???" teriak Elizabeth tidak percaya dia akan menyakiti orang lain.

"Aku tidak mau!" langsung Elizabeth menolak keras.

"Serius tidak mau? Padahal menyakiti seseorang itu adalah hobimu kan?" sindir Marco dengan seringai.

Elizabeth diam dan mengeratkan pegangannya pada baju yg ia pakai.

"Aku menjadi kan tubuhku sebagai jaminan untuk modal yang kamu berikan, tidak ada kewajiban aku melukai orang lain dan aku bukan pembantu mu! " teriak Elizabeth berani. Ia harus menjadi kuat agar tidak direndahkan oleh Marco, meskipun ia tau Marco berbuat seperti ini untuk balas dendam padanya.

"haahaahhaaa, berani sekali kamu! " tawa Marco yang berubah menjadi tatapan sinis kepada Elizabeth dan tanpa sadar Marco meletakkan tangannya di leher wanita itu seperti posisi mencekik. Elizabeth terkejut sekali lagi, apa yg ia takutkan sikap dari pria itu jika akan menyakiti nya terjadi. Alasan ia meninggalkan Marco karena merasa kejadian seperti ini akan terjadi dan memang terjadi secara nyata setelah 8 tahun berpisah.

Tangan Marco sedikit demi sedikit mulai mengeratkan tangannya pada leher wanita itu hingga Elizabeth terlihat kesakitan. Akhirnya apa yg dituduh kan dan dipikirkan Elizabeth, dilakukan oleh Marco. Ini kali pertama nya Marco berbuat kasar kepada Elizabeth.

"Inilah yang kamu pikirkan tentang aku dulu, Elizabeth! Kamu berfikir akan menyakitimu yang 10 tahun bersama tak pernah sekalipun berniat menyakitimu! Tapi aku mengabulkan pemikiranmu itu biar kamu bangga telah meninggal kan ku dan pergi bersama lelaki lain secepat itu" seru Marco dengan tatapan mata biru yg mencolok penuh kebencian.

Tangan Elizabeth memegang tangan Marco yg sedang berusaha mencekiknya dan berkata "Iya, aku tidak menyesal meninggalkan mu untuk bersama Ergar" lirih Elizabeth dengan senyuman seringai.

Marco yg mendengar itu kalap, ia mendorong leher Elizabeth hingga wanita itu jatuh ke lantai.

"Sialan! Kamu memang wanita tak tau diuntung!" teriak Marco dengan nafas mengebu gebu dalam amarah yg besar. Niel yang tau itu segera menyuruh anak buahnya untuk mengangkat lelaki yg terkapar dengan tembakkan di kaki nya dan menyuruh semua orang untuk meninggalkan Marco dan Elizabeth di lantai 1 itu.

Dengan kabut amarah, Marco segera menarik tangan Elizabeth untuk berdiri dan menariknya lagi dengan kuat hingga cengkraman itu terasa menyakitkan. Marco menariknya menuju ke kamar Elizabeth di pojok lantai 2.

Setelah masuk kamar, Marco mendorong tubuh Elizabeth jatuh ke ranjang dan dengan sigap ia naik keranjang dengan posisi diatas wanita itu. Menyobek dress yg dipakai Elizabeth dengan ganas, sorotan mata yang benar-benar terlihat kejam dan bengis tanpa ampun bagi wanita itu.

Elizabeth tau apa yg terjadi pada dirinya ketika setuju menjadi jaminan mantan kekasih yg seorang mafia. Ia tidak membantah atau menolak perlakukan kasar dan ganas si CEO. Wanita itu memilih untuk menutup mata saja dan menghindari tatapan Marco karena entah mengapa ketika melihat mata biru itu hatinya tak karuan. Ada rahasia yg disembunyikan Elizabeth.

"Wow tubuhmu ini begitu sempurna!" seru Marco ketika berhasil melepas semua kain yg dipakai Elizabeth.

"Jaminan sempurna dari wanita jahat sepertimu" kata Marco dengan senyuman sinis.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!