Kembali ke masa kini.
8 tahun kemudian setelah ia ditinggalkan wanita yang dicintainya dan kejadian besar menimpa hidupnya yaitu mengetahui bahwa ayahnya dibunuh oleh rival bisnis yang bekerja sama dengan musuh bebuyutan di dunia mafia, Marco menjadi lelaki yang benar-benar tidak punya hati.
Tidak ada yg bisa menyakiti nya atau membuat ia lemah kecuali keluarga yang masih tersisa yaitu ibu dan adik wanitanya yg sangat ia jaga. Maka dari itu sejak ia menjadi ketua 3 tahun lalu ketika ayahnya meninggal dan mewarisi perusahaan serta kelompok mafia 'Black Card', ia memutuskan untuk memindahkan 2 wanita yg ia cintai itu pergi dari Inggris dan menuju Indonesia. Kenapa Indonesia? karena itu negara author 🤪 wkwk
Marco memilih Indonesia karena negara yang pernah ia kunjungi bersama Elizabeth dan beberapa temannya yang lain ketika berumur 19 tahun, membuat dia jatuh cinta dengan negara ini. Waktu itu anak - anak pengusaha mentereng di lingkungan persahabatan Marco & Elizabeth membuat geng yang sulit dijangkau orang biasa. Mereka memutuskan untuk berlibur ke Bali yang terkenal pesona eksotis pulaunya.
Marco & Elizabeth berjanji jika mereka menikah akan digelar di Bali. Namun, semua itu hanya kenangan dan janji yang mungkin tak akan pernah terjadi jika memang mereka tidak berjodoh.
Sejak saat itu, Marco mencari banyak informasi kemudian bercerita dengan ayahnya jika ia suka Indonesia. Lalu, Efarel mulai melebarkan bisnisnya ke negara yg ia sukai itu dan sering membawa Marco untuk menemani nya babat alas bisnis disana. Jadi tidak hanya Bali yg membuat ia suka Indonesia, kota lain nya seperti Bandung, Bogor, Medan,Makassar, Sumba, Palangkaraya, dan banyak lagi kota besar yg telah ia singgahi. Mau tidak mau ia mempelajari bahasa Indonesia untuk bisa berbisnis dengan baik ketika mewarisi Arco Corp. Namun tidak seperti yg dibayangkan dia menerima warisan karena ayahnya sudah tua atau pensiun malah karena pergi selamanya dr dunia.
Dari banyak pertimbangan, Marco memindahkan Ibu dan adiknya di Bandung bagian desa yang terdapat banyak kebun teh. Ia rasa tinggal di desa lebih aman. Dan saat ini adiknya yang bernama Jennifer Stefani sudah berkuliah di ITB mengambil jurusan teknik. Wanita itu sudah fasih bahasa Indonesia meskipun baru 3 tahun di negara ini. Semua akses illegal yg diakses untuk mencari keberadaan keluarga Marco akan di blokir dengan keamanan digital yg luar biasa dari anak perusahaan Arco Corp yg bergerak di bidang Teknologi Informasi.
Kembali ke hidup Marco yang hidup sendiri di London, Inggris yang tidak merasa bahagia. Apalagi terkait Elizabeth yang sejak berpisah kemudian terdengar bahwa Elizabeth berpacaran dengan Ergar, Marco tidak ingin mengetahui kabar apapun terkait wanita itu serta keluarga wanita itu daripada akan membuat ia makin sakit hati dan melakukan hal yg buruk.
Tapi hari ini setelah 8 tahun tak pernah bertemu secara langsung, tiba tiba Elizabeth datang mengunjungi nya. Syoook dong!!! Neil yang tadi juga terkejut kedatangan mantan kekasih bosnya mau tidak mau masuk keruangan Marco dulu dan melaporkan siapa yg ingin bertemu.
Marco pun tersenyum sinis mengingat seminggu yg lalu perusahaan Dunn mengalami kebangkrutan bukan karena ulahnya tapi memang manajemen perusahaan itu yg tidak berkembang dan gagal bersaing dengan perusahaan lainnya termasuk anak perusahaan Arco Corp yg sebidang.
"Pasti dia akan meminta bantuan ku untuk menolong perusahaan nya" lirih Marco yg masih terdengar oleh Neil.
"Mungkin saja bos karena saya dengar juga ayahnya kena serangan jantung setelah mengalami kebangkrutan" sahut Neil pelan.
"hahhahhahhaa, baiklah silahkan dia masuk" seru Marco sambil tertawa kemenangan. Ruangan itu kedap suara jadi tertawa sekeras apapun, Elizabeth yg didepan ruangan tidak akan mendengar nya.
Neil pun keluar dan mempersilahkan Elizabeth untuk masuk keruangan Marco.
Tak menyangka wanita yg sudah meninggalkan nya, tiba2 secara sukarela datang lagi menghampirinya. Elizabeth yang sudah terlihat semakin dewasa dalam setelan blazer dan rok pendek, mata kehijauan yg membuat Marco jatuh cinta sekaligus membenci wanita itu sudah berada di depannya.
Tanpa menunggu Elizabeth yang berkata terlebih dahulu, Marco mengawali.
"Aku tidak akan mempersilahkan kamu duduk di kursi tamu ku yg berharga. Langsung aja apa yang membuat mu ingin bertemu lelaki yg kau tinggalkan?" seru Marco dengan tatapan tajam. Mata biru itu terlihat sangat indah namun penuh kebencian melihat wanita didepannya.
Elizabeth terlihat kuat dan tak menanggapi sindiran Marco atau kata kata lelaki itu yg menyakiti hati. Ia sudah tau konsekuensi itu ketika memutuskan untuk mendatangi lelaki yg Ia tinggalkan.
"Sebelumnya saya berterimakasih, Bapak Marco sudah bersedia menemui saya. Saya tau luka yg saya berikan untuk bapak tidak bisa dimaafkan, namun saya kesini datang atas nama ayah saya untuk meminta bantuan anda menyelamatkan perusahaan Dunn dengan memberikan kami pinjaman modal sebesar 5 juta Euro atau membeli saham kami 60% dan mengakuisisi perusahan Dunn dibawah Arco Corp" jelas Elizabeth dengan lantang dan tanpa ragu.
Mendengar jawaban lugas mantan kekasihnya itu, ia merasa kecewa juga karena Elizabeth terlihat tidak menyesal telah meninggalkan nya ketika lagi sayang sayangnya. Menyembunyikan kekecewaan itu, Marco tertawa keras seperti menganggap yang dikatakan Elizabeth adalah lelucon.
"Hahahahahaha kamu bercanda! Tidak tau malu sekali kamu Elizabeth!" diawali dengan tawa lalu berganti teriakan.
Brooook!!!
Suara pukulan Marco di meja kerjanya hingga membuat Elizabeth terkejut. Pukulan keras itu membuat kaca meja retak hingga serpihan kaca kecil mengenai punggung tangan lelaki yang sedang membendung amarah.
Tanpa mempedulikan rasa perih dan nyeri tangannya, tanpa peduli darah menetes ke karpet ruangan direktur utama Arco Corp, Marco berjalan menuju Elizabeth yang berdiri tidak jauh dari meja kerjanya.
"Tidak kah kamu malu? Hah!" teriak Marco semakin nyaring terdengar oleh telinga Elizabeth.
Elizabeth mengeratkan tangannya pada ujung rok pendek yang ia pakai. Keberaniannya saat masuk memudar karena teriakan lelaki yg pernah ia cintai dan mencintai dia.
Sesakit itu kah dibentak?
Tiba tiba tanpa sahutan, Elizabeth berlutut di hadapan Marco yang sudah berada didepannya. Kemudian ia mendongakkan wajahnya untuk bisa menatap mata biru Marco.
"Aku mohon, tolonglah keluargaku. Ayahku saat ini sedang dirawat di rumah sakit, lalu para pemegang saham tidak terima jika modal yang telah mereka setorkan kepada perusahaan Dunn tidak kembali. Ayah ku sungguh menderita saat ini, Marco" seru Elizabeth dengan air mata yg mulai menetes.
Cih!
Suara Marco sambil memalingkan pandangan nya kesamping ketika melihat mata kehijauan Elizabeth lagi lagi meragukan hatinya.
"Dimana Ergar? Dia kan lelaki yang sudah kupukuli karena menciummu dan saat ini jadi kekasih mu kan? Perusahaan dia juga besar. Pergi saja kau ke perusahaan nya!" suara Marco terdengar menyindir.
"Ergar sudah membantu ku tapi dia belum menjadi direktur dan tak memiliki uang sebanyak itu" jawab Elizabeth sambil menundukan kepalanya karena entah kenapa hatinya malah lebih terasa sakit dengan sindiran itu daripada teriakan yang ia terima dari Marco.
Marco makin jengah dengan setiap ucapan yang dikatakan Elizabeth , terdengar palsu. Lelaki itu melirik jam , 15 menit lagi ia harus segera pergi ke bandara karena akan terbang menuju Paris dan meeting disana besok.
Marco pun mengabaikan Elizabeth yg masih berlutut di karpet ruangannya, sedangkan ia melangkah kan kakinya menuju kursi kebanggaan CEO. Elizabeth hanya terdiam melihat langkah kaki Marco menjauh darinya, namun ia juga enggan untuk berdiri sebelum menerima jawaban atas permohonannya.
Marco kembali duduk dengan menahan dagunya menggunakan tangan yg terluka. Ia berfikir ini waktunya untuk balas dendam atas rasa sakit ditinggal kan orang terkasih dengan alasan takut mengalami kekerasan padahal bertahun-tahun bersama tidak mengalami hal itu.
"Apa yang akan aku dapatkan dari membantumu untuk perusahaan Dunn?" tanya Marco membuat Elizabeth mendongakkan kepalanya kembali agar bisa melihat Marco dari posisinya.
"Berdirilaah! " perintah Marco ketika melihat Elizabeth kesusahan menatap nya.
Elizabeth pun berdiri dan mulai mengusap air matanya dan membenarkan pakaian yg sedikit terlipat. Wanita itu berusaha tegar dan tetap bersikuku meminta bantuan Marco.
"Apa yang kamu inginkan dariku?" bukannya menjawab pertanyaan Marco tapi Elizabeth malah berbalik tanya yang seketika membua Marco tergelak tawa.
"Hahaaha, wow wow wow" seru Marco sambil bertepuk tangan karena wanita yang ia kenal dulu lembut namun memang tegas dari kecil, tapi saat ini lebih tegas dan terlihat kuat.
Elizabeth hanya diam melihat sikap Marco seperti meremehkan nya.
"Kamu serius tanya apa yg aku mau darimu?" tanya Marco yang masih berada di kursinya.
"Iya" jawab singkat Elizabeth.
"Okeh, aku 10 menit lagi akan ke bandara. Jadi kita selesaikan ini secepatnya. Aku ingin tubuhmu bagaimana? Apa kah kau akan memberikan nya?" jawaban Marco atas pertanyaan Elizabeth namun berubah menjadi tanya kepada Elizabeth.
Tanpa ragu, Elizabeth menjawab "Iya, aku bersedia!" seru wanita itu yang terdengar mengema ditelinga Marco.
Deg!
"Perasaan apa ini?" batin Marco. Ia tidak bahagia juga tidak sedih atau kecewa.
Meskipun dengan perasaan campur aduk, Marco pun berdiri dari kursinya dan berjalan menuju Elizabeth lalu berbisik di telinga wanita itu.
"Tubuhmu adalah jaminan darimu! Jangan pernah berfikir untuk meninggalkan hutangmu 5 juta Euro itu dengan kabur" lirih Marco dengan hembusan nafasnya yang terasa hangat di telinga Elizabeth.
Marco pun langsung melanjutkan langkah kakinya untuk keluar ruangan dan meninggalkan Elizabeth sendirian diruangan itu.
"Maafkan aku" lirih Elizabeth menitipkan air mata.
Entah minta maaf kepada siapa, yang pasti diruangan itu hanya dia sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments