Ternyata...

Setelah tubuh polos Elizabeth terpampang nyata di hadapan Marco dengan pasrah, lelaki itu mulai membuka bajunya. Elizabeth masih menutup mata dan tidak ingin menatap Marco sama sekali.

"Buka matamu! Lihatlah aku lelaki kasar dan temperamen seperti yang kamu duga dulu akhirnya menjadi seperti itu didepan mu!" seru Marco.

Lagi lagi Elizabeth masih tidak ingin menatap lelaki yang berada di atasnya. Geram Marco melihat sikap Elizabeth yang terkesan jijik hingga tak ingin melihat nya, memegang rahang wajah wanita itu untuk segera membuka matanya.

" Buka matamu, Elizabeth! Atau aku akan lebih kasar dan menyakiti rahangmu ini" bentak Marco.

Elizabeth yang merasa terancam, akhirnya membuka matanya berlahan. Akhirnya ia bisa melihat mata biru itu meskipun kondisi kamar redup. Seketika itu, tangan Marco terlepas dari rahang wanita dibawahnya.

Entah tatapan seperti apa yg diberikan Elizabeth kepada Marco hingga membuat lelaki itu heran.

"Kenapa kamu menatapku seperti ini? Tadi saja ekspresi mu berani skrng lemah begini hahahaha" tawa Marco menggelegar di kamar itu. Elizabeth enggan berkata apa apa.

Melihat Elizabeth masih diam saja, ia memulai aksinya untuk menghidupkan ranjang panas CEO ganas. Marco yang dari awal bertemu Elizabeth dengan amarah dan kebencian, berubah menjadi lembut ketika mendaratkan ciuman pertama nya sejak terakhir kali bertemu 8 tahun lalu di kening wanita itu. Sontak membuat Elizabeth terkejut, Marco yang tadi sudah berbuat kasar kepadanya tiba tiba lembut dan mengingatkan nya pada masa muda bahagia mereka berdua.

"Kenapa dia berubah?" batin Elizabeth.

Setelah mencium kening, Marco mulai menyatukan bibirnya dengan bibir wanita yg pernah ia cintai sangat dalam.

Elizabeth tak merespon , Marco pun masih tidak memaksa Elizabeth membuka mulutnya secara kasar tapi ia berkata "aku tidak ingin mengigit bibirmu hanya untuk mendapat kan respon mu, tapi lebih baik kamu membukanya karena mengingat tubuhmu adalah jaminan dr 5 juta Euro"

Elizabeth merasa terancam lagi apalagi ini terkait perusahaan keluarga dan kesehatan ayahnya, maka mau tidak mau ia menuruti Marco.

Ketika Elizabeth menganggukkan kepala bertanda setuju, maka Marco kembali mencium Elizabeth dan dibalas oleh wanita itu.

"Perasaan apa ini?" batin keduanya.

Gelora hasrat, rindu, benci, kecewa, takut, dan cinta bercampur diantara mereka. Marco tidak pernah merasa seperti ini ketika akan melakukan dengan wanita lain.

Elizabeth yang awalnya menahan diri lama lama juga terlena oleh perlakuan gentleman seorang Marco diatas ranjang.

Marco pun sudah tak tahan, akhir nya membuka celananya dan memposisikan badannya agar mudah melakukan penyatuan. Elizabeth sudah tau apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Meskipun Ergar menjadi yang pertama untukmu, aku pastikan malam ini akan menjadi malam dimana kamu menyesali telah meninggalkan ku hanya karena takut aku sakiti" ucap Marco dengan senyuman sinis.

Elizabeth lagi lagi hanya diam. Ia tidak ingin berbicara pada Marco dikondisi seperti ini karena jika salah apapun bisa Marco lakukan pada dirinya.

Tidak menunggu balasan, Marco mencoba memegang dulu bagian bawah Elizabeth apakah sudah siap untuk menerima nya dan ternyata diluar bayangan Marco yang mengira wanita itu tidak akan tergoda dengan nya malah memberikan isyarat bahwa milik Marco akan cocok berada di bagian bawah itu.

Elizabeth berusaha menahan geliatan tubuhnya dan erangaannya ketika merasakan sesuatu akan menembus dirinya. Setelah ini, ia akan membongkar salah satu rahasia yang selama ini ia simpan bertahun tahun.

Menutup mata kembali dan meremat sprei, Elizabeth merasakan sakit yang teramat sakit pertama kali ia rasakan dari intinya ketika penyatuan dengan inti Marco berhasil.

Ketika itu teriakan Elizabeth terlepas dan tangannya kuat menarik sprei, Marco terdiam ketika miliknya sudah berhasil masuk dengan usaha lebih tidak seperti ia pikirkan sebelum nya. Lelaki itu merasakan ada yg robek dari inti sang wanita.

Marco menatap tajam Elizabeth yg mengigit bibirnya dan tanpa wanita itu sadari air matanya mulai berjatuhan. Marco melihat hal itu merasa bersalah.

Ternyata salah satu rahasia Elizabeth selama ini yg membuat Marco benci padanya adalah salah.

Marco pun mengusap air mata Elizabeth dengan 1 tangan dan satu tangannya masih menompang tubuhnya di ranjang.

"Apa kamu masih perawan? Mana bisa jika kamu pernah bersama Ergar? " tanya lirih Marco.

Elizabeth tidak menjawab pertanyaan itu, namun berkata hal lainnya.

"Jangan merasa bersalah atas apa yg barusan kamu lakukan dan ketahui. Aku perawan atau tidak, itu tidak penting untukmu karena tubuhku ini hanya jaminan. Tolong segera selesaikan apa yg kamu mulai" jawab Elizabeth yang menahan sakit dan berusaha tegar padahal hatinya terasa sesak karena malam pertama yang ia bayangkan akan dilakukan oleh orang yg ia cintai dan mencintainya ternyata dilakukan atas dasar balas dendam dan hutang.

Marco terdiam, kuat sekali wanita ini. Marco benar benar merasa bersalah tapi ia juga senang mendapatkan gadis Elizabeth, wanita yg mungkin saat ini masih berada dihatinya namun posisi di penjara hati.

Tanpa berkata apa apa, Marco mulai menggerakkan apa yang seharusnya digerakkan dengan lembut, kemudian mencium Elizabeth lagi agar rasa sakit wanita itu bisa teralihkan dengan kenikmatan yg diberikan Marco. Entah bagaimana hati Elizabeth menilai ciuman itu dan seperti apa di mata dan perasannya saat ini.

Lembut banget Marco ngelakuinnya, sesekali ia juga membelai wajah Elizabeth serta rambutnya.

"Seandainya kamu mau menerimaku dengan status mafiaku, kita sekarang sudah bahagia" batin Marco sambil tetap melakukan aktivitas nyaa.

Ketika cara lembut itu malah membuat Elizabeth meremang dan seperti wanita itu akan sampai puncak, Marco segera melakukan nya lebih cepat agar mereka bisa di puncak hasrat bersamaan.

Sesaat kemudian, Marco memeluk Elizabeth dan wanita itupun refleks memeluk punggung Marco untuk mengeluarkan cairan biologis bersama. Mereka berdua pun mengerang nikmat di waktu yg sama. Ternyata Elizabeth juga tidak bisa menolak ranjang panas CEO ganas hingga pada akhir nya ia menikmati penyatuan itu.

Marco pun terbaring disebelah Elizabeth.

"Aku minta maaf jika telah bersikap kasar kepadamu, Eliz" kata Marco memanggil nama panggilan Elizabeth dengan panggilan sayang waktu berpacara Eliz. Suara lembut itu keluar ketika Marco melihat wajah wanita yang berada disebelah nya.

Elizabeth bisa jelas melihat mata biru itu seperti ketika Marco mencintainya, penuh sayang dan kasih.

"Ini jaminan ku" jawab singkat Elizabeth memalingkan tatapan menuju langit2 kamaar.

"Mungkin aku terlalu mempercayai gosip tentang dirimu karena aku membencimu waktu itu" lanjut Marco menjelaskan perasaannya saat ini.

Mendengar itu, Elizabeth kembali menoleh mata biru yg ia pernah cintai mungkin masih ada rasa itu untuk bisa melihat keseriusan omongan Marco.

"Lupakan masa lalu. Aku tidak menyesal meninggalkan mu dan seharusnya kamu tidak menyesal mengambil jaminan mu" ujar Elizabeth.

Setelah itu hening udah beberapa saat tapi, tiba2 Marco berusaha beranjak dari ranjang dan duduk di tepi tempat tidur itu dan melihat ada lendir merah di intinya. Menyadari hal itu adalah bagian berharga dari Elizabeth yang ia renggut, ia buru2 mengambil celananya untuk ia pakai sebelum keluar kamar Elizabeth.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!