5. Rencana

Setelah pertengkaran itu, Marisa lebih memilih untuk mengurung dirinya di dalam kamar tanpa ikut makan malam bersama dengan suami dan mertuanya.

"Mengapa kamu tega melakukan ini semua kepadaku, Mas? Seandainya saja kamu tau, pengorbanan apa yang aku lakukan hanya demi mempertahankan hubungan kita. Aku yakin, kamu pasti lebih bisa untuk menghargai ku." gumam Marisa disela isakan tangisnya.

Namun, di saat dia teringat kembali dengan ucapan sang Ayah yang mengatakan jika Kevin hanya mempermainkan saja. Kini dia semakin yakin, jika Ayahnya mengetahui sesuatu tentang suaminya.

"Apakah yang dimaksud oleh Papah tentang Mas Kevin adalah ini? Lalu mengapa Papah tidak mengatakan hal ini secara terang-terangan, sehingga aku bisa memutuskan hubungan dengan suami tidak tau diri itu?" gumam Marisa lagi.

Saat ini dia jadi teringat akan ucapan sang Ayah yang memutuskan hubungan dengannya, karena sifat keras kepalanya yang lebih mempertahankan Kevin daripada mendengarkan ucapan orangtuanya sendiri.

"Maafkan Risa, Pah! Risa tau, jika perasaan Risalah yang membutakan hati Risa saat itu, sehingga Risa tidak bisa untuk berpikir dan mempertimbangkan penolakan kalian." keluh Marisa.

Di saat Marisa sedang di ambang kehancuran, kini semua itu berbanding terbalik dengan Kevin dan Ema. Kedua orang itu saat ini sedang menertawakan kebodohan Marisa.

"Hahaha.. dasar gadis Bodooh! Apakah dia pikir, kita benar-benar menerimanya begitu saja? Sedangkan dia saja ke sini tidak membawa apapun, kecuali pakaian lusuhnya itu." maki Ema.

Kevin yang sama sekali tidak peduli dengan makian Ibunya yang ditujukan kepada sang istri. Kini dia sudah merasa sangat bosan dengan permainan yang dia lakukan selama sebulan ini.

"Sudahlah, Bu. Aku juga sudah sangat lelah sekali untuk bersandiwara seperti kemarin-kemarin. Semakin lama dia berada di rumah ini, maka kita juga yang akan merasa rugi. Sudah diberikan tempat tinggal gratis, makan gratis, dan apa-apa juga sudah serba ada. Ya, meskipun dia juga sedikit berguna untuk kita jadikan pembantu di sini. Hahaha..." ujar Kevin dengan diiringi tawa lepas.

Suara kedua orang itu pun tanpa sengaja tertangkap oleh Marisa yang tanpa sengaja hendak keluar dari kamar. Namun, gadis itu masih mengurungkan niatnya karena dia ingin mengetahui, pembicaraan apa yang sedang dilakukan oleh Ibu dan anak itu.

"Oh, jadi begitu. Ternyata selama ini kalian hanya ingin memanfaatkan dan memeras tenagaku saja. Baiklah. Sepertinya aku akan sedikit bermain-main terlebih dahulu dengan kalian, sebelum aku keluar dari rumah ini." gumam Marisa sambil mengepalkan tangannya.

Gadis itu pun akan membalas semua perlakuan yang dia dapatkan dari suami dan mertuanya selama satu bulan ini. Mungkin mereka berpikir, jika Marisa hanyalah gadis Bodooh yang tidak bisa membalas semua perlakuan semena-mena mereka.

"Kita lihat, Vin! Aku atau kamu yang hancur setelah ini?!" ucap Marisa dengan kobaran api yang sudah membara di dalam hatinya.

Rencana balas dendam kini sudah Marisa rencanakan. Tetapi satu hal yang saat ini masih mengganjal di dalam hatinya. Gadis itu masih kebingungan untuk mencari cara, agar kedua orangtuanya bersedia untuk memaafkannya.

Marisa kini kembali ke ranjangnya, dan kembali memikirkan cara agar dia bisa kembali ke kediaman Argantara. Marisa juga sangat yakin, jika sang Ayah pasti bisa memaafkan atas kebodohan yang telah dia lakukan.

"Baiklah. Besok aku akan mencoba untuk menemui Papah dan Mamah. Semoga saja mereka mau menerimaku lagi." harap Marisa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!