4. Sifat Asli

Hari demi hari kini terlewati dengan cepat. Tak terasa kini pernikahan mereka sudah berjalan satu bulan, dan itu membuat Marisa merasa bahagia dengan keluarga barunya.

Meskipun hanya hidup sederhana, tetapi Marisa merasa sangat senang karena keluarga Kevin memperlakukannya dengan baik.

Namun, semua itu tidak berlangsung lama. Setiap hari secara perlahan-lahan, Ema menunjukkan sifat aslinya. Dan semua itu membuat Marisa merasa tidak nyaman, apalagi saat Ema selalu memerintahkan kepadanya untuk melakukan semua pekerjaan rumah seorang diri.

"Ris, kenapa semakin hari kamu semakin lamban sih? Ini juga kenapa dari tadi malam siang belum siap juga. Apa kamu kira Ibu tidak lapar karena menunggu makanan itu terlalu lama?" cecar Ema.

Sedikit kesalahan yang telah dibuat oleh Marisa, Ema selalu membesarkannya. Padahal hal kecil seperti mencuci piring, harus Marisa juga yang melakukannya.

"I-iya, Bu. Sebentar lagi juga akan matang." jawab Marisa.

Saat ini tubuhnya terasa sangat lelah, dan ingin segera beristirahat. Tetapi saat dia melihat sekelilingnya yang masih terlihat sangat berantakan, dia pun mengurungkan niatnya.

'Mengapa sekarang Ibu dan Mas Kevin berubah? Padahal pernikahan kami juga baru genap satu bulan. Apakah ini adalah sifat asli mereka?' batin Marisa menerka-nerka.

.

.

Tak terasa malam pun tiba. Tepat pukul tujuh, Kevin baru pulang bekerja dan melempar tasnya ke sembarang arah.

"Mas Kevin sudah pulang?" tanya Marisa sambil mengulurkan tangannya untuk mencium punggung tangan suaminya.

Namun siapa sangka, jika Kevin justru mengibaskan tangannya dan menolak uluran tangan istrinya.

"Ish! Sudah sana jauh-jauh! Suami pulang kerja, bukannya kamu dandan dan berpenampilan rapi. Eh, ini kamu malah masih bau bawang keringat." sindir Kevin sambil menatap Marisa dari atas sampai bawah.

Semakin hari, sifat dan sikap Kevin memang sudah tidak bisa dibiarkan. Marisa yang tidak bisa melihat kasih sayang dan cinta dari suaminya, kini merasa seperti sedang hidup di sebuah ilusi.

"Maaf, Ma! Bukannya aku tidak mau dandan, tapi aku baru saja selesai masak untuk makan malam. Dan juga aku baru saja-"

"Alah! Itu semua pasti cuma alasan kamu saja, Ris. Semenjak kamu menjadi istriku, penampilan kamu semakin hari juga semakin tidak terurus dan selalu berantakan. Tidak seperti dulu saat kita masih masa pendekatan, kamu selalu berpenampilan cantik dan wangi." sindir Kevin lagi.

Marisa pun langsung tertegun dengan ucapan suaminya. Apakah Kevin pikir jika setelah dia menikah dengannya, hidup Marisa selalu bergelimang harta seperti sebelumnya?

Mungkin Kevin belum berkaca pada dirinya sendiri, sebelum dia mengatakan jika istrinya tidak bisa merawat diri.

Seandainya saja pria itu tau, jika sebelumnya Marisa tidak pernah melakukan semua pekerjaan rumah seperti saat ini. Mungkin pria itu bisa memaklumi kondisi dan keadaan istrinya, tetapi sepertinya dia memang sudah gelap mata.

"Ah, sudahlah. Lebih baik aku mandi dulu, dan makan malam bersama dengan Ibu." ucap Kevin sambil menatap jijik istrinya.

'Astaghfirullah! Kenapa sekarang kamu menjadi seperti ini, Mas? Apakah hanya kecantikan dan keanggunan saja yang kamu lihat dariku, tanpa melihat apa yang aku lakukan setiap harinya?' batin Marisa.

Saat Marisa hendak duduk di tepi ranjang. Tiba-tiba dia melihat ke arah ponsel suaminya yang terus berbunyi dan berkedip-kedip.

Ting!

Ting!

Ting!

Beberapa pesan masuk dan membuat Marisa merasa penasaran dengan isi pesan tersebut. Dengan cepat wanita muda itu pun langsung menggeser layar ponsel suaminya yang tidak terkunci.

Saat membaca beberapa pesan singkat itu, seketika mata Marisa membola sempurna. Hati wanita muda itu dalam sekejap merasa hancur.

"Apa ini? Siapa dia? Mengapa dia memanggil mas Kevin dengan panggilan Sayang?" gumam Marisa sambil menatap layar ponsel suaminya.

CEKLEK!

Tepat di saat pintu terbuka Kevin masuk ke dalam kamar, dan melihat Marisa sedang menggenggam ponselnya. Dengan langkah kaki panjang, akhirnya Kevin berhasil merampas kembali ponselnya.

"Lancang kamu sekarang ya, Risa! Sekarang kamu sudah berani membuka ponselku, huh?! Apa kamu tidak ingat bagaimana perjanjian kita sebelumnya, jika kita tidak boleh membuka ponsel milik pasangan kita?" gertak Kevin.

Marisa langsung terlonjak saat mendapatkan bentakan dari suaminya. Sejujurnya dia sudah tidak tahan dengan perubahan sikap dan sifat suami dan Ibu mertuanya, yang sangat berbanding terbalik saat pertama kali bertemu.

"Mengapa sekarang kamu berubah, Mas? Dan siapa wanita itu? Ada hubungan apa sebenarnya diantara kalian? Oh, apa jangan-jangan wanita itu juga yang membuatmu tidak ingin menyentuhku sama sekali?" cecar Marisa.

Tap...

Tap...

Tap...

"Ada apa ini? Sudah malam begini, kenapa kalian membuat keributan? Ada masalah apa sebenarnya?" tanya Ema yang tiba-tiba muncul dari arah pintu.

Marisa pun langsung menatap kedua orang yang saat ini sedang berada di depannya. Dua orang yang membuat dirinya menjadi seperti pembantu di rumah itu.

"Mas Kevin selingkuh, Bu." ucap Marisa sambil menatap Ema.

Ema yang mendengar ucapan menantunya, kini hanya tertawa lepas sambil memandang remeh ke arah wanita muda itu.

"Hahaha... Dasar gadis Bodooh! Apa kamu pikir kami benar-benar menerimamu di rumah ini?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!