Suatu malam di desa yang terletak diantara perbukitan dan laut.
Di sebuah gedung berlantai 2 yang terdapat tulisan "Pusat Kesehatan Desa". di dalam tepatnya ruang perawatan, terdapat seorang wanita dengan rambut hijau zamrud dan mengenakan atasan merah setengah terbuka. Sedang melihat 2 remaja yang hampir seluruh tubuhnya babak belur di atas 2 tempat tidur pasien. Terdapat banyak luka Cakaran di sekujur tubuh keduanya yang membuat wanita itu mengerutkan dahinya.
"Apa yang telah mereka alami?" gumamnya
Dia berjalan dan berdiri diantara keduanya. Lalu mengulurkan tangannya di masing-masing tubuh kedua remaja tersebut. Disaat telapak tangannya menyentuh dada Meraka berdua, secara bersamaan Semburat cahaya kehijauan muncul di telapak tangannya. Kemudian cahaya hijau itu menyebar ke seluruh tubuh mereka. Dan tak lama kemudian, luka-luka yang dialami kedua remaja itupun sembuh. Tak ada lagi jejak luka yang baru saja mereka alami.
Setelah wanita itu memastikan keduanya sembuh . Ia kemudian pergi meninggalkan keduanya untuk beristirahat.
Sebagai perkenalan, nama wanita itu ialah Lefani. Seorang wanita cantik dengan proporsi tubuh yang ideal bagaikan jam pasir. terdapat pula sebuah bintik hitam kecil dibawah bibir kanannya membuat Lefani tampak lebih mempesona.
sebelum berada di desa ini, ia adalah seorang pejuang terampil yang berspesialis dalam sihir dan support. Kekuatannya memungkinkan dia untuk menggunakan elemen kayu dan penyembuhan.
Bersama dengan suaminya, mereka telah terjun ke banyak Medan pertempuran dan melakukan misi-misi berbahaya bersama-sama.
Hingga suatu ketika kejadian buruk menimpa salah satu keluarga kecil Lefani yang membuatnya harus kehilangan seseorang yang sangat dia cintai.
Akibat Kejadian naas itu, membuatnya begitu terpuruk meski waktu telah banyak terlewati. Dia cenderung menutup diri dengan orang-orang di sekitarnya dan menghabiskan waktunya dirumah sendirian.
Melihat kondisi mental istrinya yang tak kunjung membaik. Sang suami mengajaknya untuk tinggal di sebuah desa guna menenangkan diri.
Dan begitulah bagaimana Lefani dan suaminya menetap didesa ini. Meski Sekarang kondisinya tidak seburuk dulu, namun trauma itu masih membekas dibenaknya. Membuatnya kepribadiannya menjadi lebih dingin terhadap orang-orang disekitarnya. meskipun begitu, dia tetap mau melakukan tugasnya membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan darinya.
...
Setelah keluar dari kamar pasien, Lefani disambut dengan 2 orang gadis yang telah menunggunya di luar ruangan. Salah satu gadis yang tampak khawatir segera berdiri dari tempat duduknya. dan dengan perasaan cemas segera mengajukan pertanyaan kepada Lefani.
"Bagaimana dengan keadaan mereka nyonya Lefani?" Ucapnya sembari menggenggam kedua tangannya sendiri
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, mereka sudah baik-baik saja dan hanya butuh istirahat"
"Syukurlah..."
"Aku kan sudah bilang padamu untuk tidak terlalu khawatir. Guruku pasti bisa menyembuhkan mereka dengan mudah" ucap salah satu gadis berambut biru yang mengenakan gaun putih berdiri dibelakang gadis sebelumnya
Dia adalah vion, seorang gadis yang beruntung menerima bimbingan langsung dari Lefani. Disamping itu Dia juga turut membantu Lefani dari pekerjaannya sebagai dokter di desa ini.
"Aku juga tahu itu. hanya saja, aku tidak bisa tidak khawatir melihat kondisi mereka sebelumnya"
"Hmm Iya iya aku bisa mengerti. Beruntung mereka masih bisa selamat" vion mengangguk setuju
"Bagaimana mereka bisa mendapatkan luka yang serius?" Tanya Lefani
"Itu.. saat menjelang sore hari, awalnya kita ingin berlatih di pinggiran hutan dengan berburu binatang buas disana. Lalu saat senja tiba dan kita ingin bergegas pulang, tidak tahu mengapa jalan yang telah kita lalui sebelumnya menghilang. Membuat kita mengambil jalur lain yang justru membuat kita tersesat. Disaat kita dilanda kebingungan dan cemas, sesuatu akhirnya muncul dari balik bayangan. Makhluk itu Memiliki wujud hitam pekat dengan mata merah menyala serta taring panjang yang mencuat dari mulutnya. Tubuhnya sangat besar dan tinggi serta kuku-kukunya yang panjang membuatnya lebih mengerikan. Saat itu kita terkejut dan sangat ketakutan melihat penampakannya" jelas gadis itu sembari memeluk tubuhnya sendiri yang merinding dengan hanya mengingat kejadian yang baru saja dia alami.
Disisi lain Vion yang berada di belakang gadis tersebut mendekatinya dan memegang kedua bahu gadis itu untuk menenangkannya. Al hasil sentuhan yang vion lakukan mendapat respon positif dan gadis itu bisa kembali tenang.
'Dari ciri-cirinya itu adalah gandarawa. Bagaimana dia bisa muncul di dekat sini. Tidak, mungkin saja dia berhasil keluar dari lubang dimensi lalu dengan sengaja mencari tempat persembunyian.' pikir Lefani.
"Bisakah kau melanjutkannya?"
"Ya nyonya... Makhluk itu setelah menampakkan diri, tiba-tiba saja menyerang kami. Dia sangat kuat dan juga cepat. Saat kita ingin melawan balik, serangan kita tidak dapat mengenainya. Ia lalu muncul dibelakang kita dan memberikan serangan balik. Kejadian itu berulang-ulang hingga membuat kita semakin putus asa"
"Lalu bagaimana kau bisa menyelamatkan diri?" vion bertanya
"disaat kita sudah pasrah dengan keadaan. seorang wanita datang menyelamatkan kita. Dia juga dengan mudahnya mengalahkan makhluk itu dalam sekejap. setelah itu aku tidak sadarkan diri dan ketika aku membuka mataku, aku sudah berada di tempat ini" jelas gadis itu
"Ya, aku lah yang menemukan kalian tergeletak tepat didepan pintu masuk. Waktu itu aku mendengar suara bel pintu namun ketika aku cek, aku tidak menemukan siapa-siapa kecuali kalian yang terkapar di tanah" pungkas vion sembari mengingat kejadian itu
"Apakah kau tahu siapa yang menyelamatkanmu"
"Tidak nyonya. Aku hanya tahu ciri-cirinya saja. dia memiliki rambut panjang berwarna merah. Lalu aku sempat melihatnya sedang membawa sesuatu ditangannya. Tapi aku tidak tahu apa itu"
"Begitu" Lefani menganggukkan kepalanya.
"Aku akan memberi tahu kalian bahwa Makhluk hitam yang menyerang kalian adalah makhluk asing gandarawa"
"Gandarawa? Mungkinkah itu Gandarawa yang berhasil lolos dari lubang dimensi dari kota sebelah" ucap vion menerka-nerka
"Ya, itu mungkin saja"
"Beruntung sekali kalian bisa selamat dari makhluk itu" kata vion kepada gadis yang masih ia pegang.
"Mhmm" gadis itu hanya bisa mengangguk menanggapi ucapan vion. Ia juga sangat bersyukur bisa diselamatkan oleh wanita misterius itu.
"Anuuu.. bolehkah aku melihat keduanya?" Ucap gadis itu sembari menatap Lefani
"Ya, tapi jangan ganggu mereka. Mereka masih membutuhkan istirahat"
"Ya terimakasih nyonya Lefani" ucap gadis itu lagi sembari menundukkan wajahnya. Kemudian ia masuk kedalam ruang perawatan di mana kedua rekannya berada.
"Apakah kau mengenal wanita yang menyelamatkan mereka guru?" Tanya vion ketika hanya mereka berdua saja yang berada di sana.
"Tidak, ada banyak wanita yang memiliki warna rambut yang sama. Itu bisa jadi faktor keturunan atau kekuatannya. Jadi sangat sulit untuk mengindentifikasi siapa dia. Yang jelas wanita seperti itu tidak ada didesa ini" jelas Lefani.
"Begitukah"
"mhmm.. Baiklah vion, aku akan kembali ke ruangan ku. Jika ada sesuatu kau bisa menghubungiku"
"Baik guru"
...
Lefani berjalan menaiki tangga menuju ruang kerjanya yang berada di lantai 2. Ia berjalan sembari memikirkan cerita yang baru saja dialami Gadis sebelumnya.
'siapa kiranya wanita misterius itu' pikirnya
Beberapa bulan yang lalu ia merasakan seseorang sedang mengawasinya. Dia tahu karena dia dapat mendeteksi kehidupan yang berada di sekelilingnya.
Awalnya ia tidak terlalu memperdulikan kehadiran orang asing yang memata-matainya, karena orang tersebut tidak memunculkan rasa permusuhan padanya.
Hari demi hari ia lewati tanpa adanya rasa terganggu. Namun lambat laun rasa penasaran pun muncul di hatinya.
Disaat rasa keingintahuannya memuncak, orang misterius itu tidak pernah kembali lagi. Yang Membuatnya ingin mengetahui apa motif sebenarnya.
Ditengah-tengah dia berfikir, disaat itu juga di mendeteksi kehadiran yang tidak asing lagi muncul di lantai 2. Tanpa pikir panjang, dalam sekejap dia menghilang dari tempatnya berdiri dan muncul tepat di pintu masuk ruang kerjanya.
Ketika dia membuka pintu, sosok misterius tersebut telah menghilang. Dan hanya meninggalkan sebuah kotak kayu yang berada diatas meja.
Dia sekali lagi mendeteksi sekitarnya dan tidak menemukan jejak orang tersebut.Kemudian, dia berjalan menuju kotak dan memeriksa isinya.
Lefani sudah mengantisipasi apa isi didalamnya dari deteksi kehidupan. namun dia masih terkejut ketika melihatnya secara langsung.
Didalam kotak kayu, Seorang bayi laki-laki dengan rambut dan mata perak. Tersenyum ceria saat bertatapan muka dengannya.
Baaaa...
"IMUTNYA..." Ucap Lefani tanpa sadar
Senyumannya yang telah lama menghilang, kini akhirnya kembali lagi setelah melihat bayi di depannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
badakpunah
gua suka ceritanya. semangat thor 💪💪💪💪💪💪
2023-06-23
1