Kelahiran kembali

Saat senja...

Di dalam sebuah gubuk kecil yang di kelilingi pepohonan rimbun, terdapat Seorang wanita yang tengah berbaring diatas tempat tidur. Nafasnya yang tersengal-sengal dan dahinya yang penuh akan keringat hingga membasahi Rambut biru panjangnya. Wajahnya cantiknya terlihat sangat lelah seakan ia habis berjuang melawan sesuatu.

Beberapa saat kemudian, seorang wanita berambut merah, mengenakan atasan putih tanpa lengan dengan rok hijau panjang Datang mendekati wanita yang berbaring di tempat tidur. Wanita berambut merah itu bernama Kirana, seorang Penjaga dari gadis tersebut. Dia kini sedang membawa seorang bayi yang baru saja lahir dari rahim wanita yang berbaring tersebut.

"Bagaimana?" Ucap si wanita

"Dia dalam kondisi yang baik nona. Dan yang lebih mengejutkan, dia sudah memiliki inti mana ditubuhnya."

"Apa?"

"Di sudah memiliki inti mana dalam tubuhnya"

"Bagaimana itu mungkin?" Wanita itu tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Aku juga tidak tahu. Hanya saja..."

"Hmm"

"Dia terlahir dengan dengan rambut dan mata perak"

"Maksudmu?"

"Ya, dia bisa saja terlahir dengan warna yang sama menilai dari ciri-cirinya"

Kirana mengungkapkannya dengan nada berat sembari memandangi wajah mungil di pelukannya.

Sedangkan sang wanita tersebut hanya terdiam kosong tanpa mengatakan sepatah katapun. Namun dalam benaknya ia teringat kembali pesan Seorang Saintess yang pernah ia temui.

"..suatu hari nanti kau akan mendapatkan sebuah bintang. Tak seperti bintang pada umumnya, yang kau dapatkan memiliki warna yang berbeda. Dan nantinya bintang itu akan terkait dengan takdirmu. Apakah itu anugerah atau malapetaka? Itu masih menjadi misteri.."

Disaat itu ia masih bertanya-tanya apa yang dimaksudkan oleh Saintess itu. Mengapa itu bisa berupa anugerah atau malapetaka baginya?.

Awalnya ia mengira kalau itu hanya lah ucapan kosong dari wanita suci itu untuk menakut nakutinya.

Hingga dikemudian hari kejadian buruk menimpa dirinya, hingga membuatnya harus mengasingkan diri bersama pembantunya. Dan di pengasingan inilah dia melahirkan seorang bayi laki-laki dari mimpi buruk yang pernah ia alami.

"Nona?"

"Oh ya maaf, aku hanya sedang memikirkan sesuatu"

Panggilan Kirana membangunkan nya dari lamunan.

Setelah menghela nafas menenangkan dirinya, dia bangun dari tidur nya sendiri, memposisikan duduknya sedikit lebih dekat dengan sandaran tempat tidur.

"Berikan dia padaku" ucapnya

"Ya nona"

Kirana memberikan bayi yang berada di gendongannya kepada wanita itu dengan sangat hati-hati. Ada sedikit ketegangan di wajah Kirana karena ia tidak tahu keputusan apa yang akan dibuat wanita itu. Dia sudah membuat persiapan yang cukup matang dengan keputusan apa saja yang akan di perintahkan wanita yang berbaring di depannya.

Sedangkan sang ibu yang tidak memperhatikan ketegangan penjaganya, memandang wajah mungil di pelukannya dengan emosi campur aduk. Kasih sayang, kebahagiaan, kemarahan, dan kesedihan berkecamuk di dalam hatinya.

Wajah putranya terdapat kemiripan dengannya. namun disisi lain saat ia menatap putranya lebih dalam, itu justru mengingatkannya dengan seseorang yang tak lain adalah ayah dari putranya tersebut.

Disisi lain Kirana hanya memandangi interaksi antara ibu dan putranya dengan tenang hingga pada akhirnya ketenangannya hancur saat ia mendengar keputusan dari sang ibu

"Lakukan rencananya" ucap sang ibu

"Apa kau yakin nona?"

"Ya"

Perintahnya membuat Kirana tidak bisa tidak mempertanyakan kembali keputusannya. Dia sempat mengira dengan kepribadian wanita itu, rencana yang telah dibuat oleh wanita itu sendiri tidak akan di laksanakan setelah ia melahirkan bayi tersebut. Namun dari nada dan tatapan tegasnya membuat Kirana percaya bahwa rencana itu harus segera dia lakukan.

Meski begitu saat ia melihat bayi polos di pelukan majikannya, membuat hati nuraninya tidak bisa menerima keputusan itu.

"Tapi kenapa? Dia itu darah dagingmu"

"Aku tahu"

"Lalu mengapa kau harus membuangnya?"

"Karena keadaan"

Ruangan menjadi hening seketika. Keduanya terdiam dan hanya saling bertukar tatapan mata.

"Kau pastinya tahu apa posisi ku di kerajaan kita. Disamping itu aku juga memiliki tunangan yang tak lama lagi kita akan segera melaksanakan pernikahan. Dan mimpi buruk yang menimpaku membuat ku harus mengandung anak dari orang asing yang aku tidak tahu siapa dia. Dan lagi... Aku tidak ingin anak ini diketahui oleh orang lain termasuk orang orang yang ku cintai"

"Jadi kau tidak memiliki cinta untuk putramu sendiri?"

"AKU PUNYA!.. aku punya~ dan aku sangat-sangat mencintainya. tapi di waktu bersamaan aku juga membencinya"

"Mengapa?! Bayi itu tidak ada salah apapun padamu"

"Ya dia tidak salah. Tapi saat aku melihat wajahnya aku selalu teringat kenangan yang menyakitkan itu yang membuat ku tidak ingin terus melihatnya. Aku takut kebencian ini akan berdampak buruk bagi pertumbuhannya"

Suasana ruangan menjadi hening kembali. Kirana pun tidak bisa menyalahkan wanita didepannya atas apa yang telah dia alami. Dan dia juga memiliki seseorang yang dia cintai sepenuh hati. Kirana bertanya tanya apakah dia akan melakukan hal yang sama jika posisi mereka tertukar?.

Namun disisi lain hati nuraninya juga ingin memperjuangkan hak dari bayi tersebut. Bayi itu tidak salah, dia juga korban disini.

"Bagaimana.. bagaimana jika aku yang merawat bayi ini?" Ucap Kirana. Ia memberanikan diri untuk mengajukan permintaan itu.

"Tidak"

Namun seakan kata katanya sudah tertebak, sang ibu membantahnya secara langsung. Dan penolakan tersebut malah memancing emosi Kirana keluar.

"Kenapa? Kenapa aku tidak boleh merawatnya"

"..."

"Jawab aku!" Ucapan Kirana lebih tegas dari biasanya. Lalu Aura merah gelap kini mulai menyelubungi seluruh tubuhnya.

"..."

Tidak mendapatkan respon kembali membuat Kirana lebih geram. Emosinya membuat aura disekelilingnya semakin menebal.

"Kenapa kau hanya diam saja? Jika kau takut dengan statusmu, Aku akan berhenti dari pekerjaanku dan membawa bayi ini pergi ke tempat yang jauh. Aku tidak akan menghubungimu dan tidak akan menggangu dirimu. Aku akan berusaha merawat bayi itu seperti anakku sendiri.."

"Cukup! Aku sudah bilang tidak!"

"KENAPA!!!"

Bom!

Aura merah gelap di sekeliling Kirana meledak dan menyebar ke segala arah. Memporak porandakan benda benda di sekitarnya dan membuat dinding kayu retak akibat tidak bisa menahan kekuatannya.

Sedangkan ibu dan bayi terlihat baik baik saja meski terkena ledakan tersebut. Terdapat selubung biru transparan yang menutupi keduanya yang melindungi mereka dari ledakan aura.

Namun selubung biru tidak dapat menghentikan suara keras yang terjadi yang membuat bayi tersebut terkejut dan menangis seketika.

Aaa' Aaa' Aaa'

"Ah maaf maafkan aku..."

Sontak saja tangisan bayi membuat Kirana tersadar dari tindakan sebelumnya. Terdapat jejak rasa bersalah diwajahnya melihat bayi mungil di pelukan si wanita menangis akibat ulahnya yang kehilangan kontrol diri.

"Apakah kau sudah cukup tenang?" Ucap sang ibu

"Iya, maafkan aku" Kirana menundukkan kepalanya

"Mhmm tidak apa-apa. Untuk sekarang Bisakah kau tinggalkan aku sendiri. Aku ingin menenangkannya terlebih dulu" ucap wanita itu sembari menatap bayi yang menangis

"Ya nona. Kalau begitu aku permisi"

Kirana berjalan pergi meninggalkan ibu dan bayinya di tengah-tengah kekacauan yang ada. Sesekali ia melihat kebelakang seakan hendak mengatakan sesuatu, namun kali ini ia menahan diri untuk tidak mengungkapkannya.

"Dia masih sama, selalu saja mudah terbawa emosi. Jika terus begitu, bagaimana dia akan menemukan jodohnya?" ucap wanita itu setelah melihat kepergian kirana yang juga merupakan sosok kakak bagi dirinya.

Aaa' Aaa' Aaa'

"maaf maaf, apakah kau lapar? Mau minum susu?"

Aaa'Aaa'

"Baik baik tunggu sebentar yah"

Sang ibu menarik gaunnya ke bawah dan langsung memperlihatkan asetnya yang melimpah. Lalu ia menyodorkan put*** merah jambunya ke bibir mungil putranya. Sang bayi langsung melahap put*** yang di suguhkan ibunya.

"bagus, anak pintar. Minumlah yang banyak" ucapnya sembari mengelus wajah putranya dengan lembut.

"Kau tahu, jujur saja pertama kali aku mengetahui bahwa aku mengandung dirimu. Dibenakku langsung terlintas untuk menggugurkanmu. Namun di saat yang sama aku memikirkan itu, perutku tiba-tiba saja merasakan sakit. awalnya aku mengira itu hanya gejala kehamilan, ternyata itu salah. Setiap kali aku memikirkan hal yang sama, hal itu akan terulang kembali. Seakan-akan kau mengetahui hal jahat apa yang ingin ku lakukan padamu"

"Karena aku tidak ingin keluarga dan tunanganku mengetahui akan kehamilan ku. Aku memiliki ide untuk pergi dari kediaman ku ke negara-negara lain. Hingga 4 bulan sebelum kelahiranmu aku menemukan tempat ini"

"Aku tidak tahu harus berkata apa saat aku melahirkanmu. jujur aku senang kau lahir dengan selamat. Namun disisi lain ada rasa dimana aku tidak ingin lebih dan lebih lama bersama dirimu. Aku sangat takut... Dan aku.. aku.."

Tak terasa saat dia berbicara, aliran deras air mata sudah banyak mengalir di pipi pucatnya. Perasaannya yang meluap luap membuat bicaranya menjadi gagap.

Hiks hiks

Ketika dia berusaha menghentikan air matanya yang tak kunjung berhenti. Saat itulah dia merasakan tangan lembut dan mungil menyentuh pipinya.

Dan ketika dia mengalihkan pandangannya kebawah. Sepasang mata perak menatapnya dengan seksama. Beserta senyuman bahagia dibibir kecilnya membuat siapapun yang melihat dapat terpesona olehnya.

Baa' baa' baa'

Mendengar suara cerianya membuat sang ibu tersenyum seketika. Dia memeluk putranya lebih erat dan menempelkan wajahnya ke wajah mungil bayinya.

"Kau tahu, Kirana sudah berusaha menemukan orang tua yang baik untukmu. Yah meskipun aku tahu dia sangat keberatan dengan ideku namun dia tetap melakukannya"

"Semoga mereka nanti mau menerimamu dan merawatmu selayaknya anak mereka sendiri. Tumbuhlah dengan baik, jangan suka pilih pilih makanan dan menyusahkan Orang tuamu nanti"

"Jaga kesehatanmu dan jadilah kuat karena di dunia ini yang kuat dihormati. Semoga kelak kau menjadi orang yang hebat"

Baa' baaa'

"Dan Aku minta maaf karena harus melakukan ini padamu~ hiks hiks Maafkan aku~ Maafkan aku~ Maafkan aku~" Ucapnya

...

Disisi lain, Kirana yang berada dibalik pintu, mendengarkan semua interaksi antara ibu dan bayinya.

"Tenang lah tuan muda. ku pastikan orang tua yang telah ku pilih adalah orang tua yang terbaik bagimu." gumamnya sembari menatap matahari yang perlahan-lahan tenggelam di kegelapan.

...

Hal Yang tidak meraka ketahui, jiwa bayi tersebut adalah seorang pria dewasa yang telah terreinkarnasi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!