masih peduli

Suasana pagi ini sedikit mendung dan itu membuat siapapun akan malas berkegiatan.

Begitupun dengan Maya, wanita itu masih menggulung dirinya di balik selimut.

Tapi wanita itu kaget saat tiba-tiba pintu rumahnya di ketuk, "ya Tuhan siapa yang menganggu pagi begini, memang tak tau ini hujan ya," kesalnya yang terpaksa bangun dari tidurnya.

Ternyata itu adalah anak buahnya yang bernama Vivi, bahkan wanita itu keluar dengan muka masih acak-acakan.

"Apa sih Vi... Kamu tumben ganggu, biasanya juga tetap ngemas barang meski aku tak datang ke bawah," kata Maya yang masih berusaha untuk bangun.

"Maaf deh mbak, habis di bawah ada tamu, dia itu pria ganteng badannya bagus," kata Vivi.

"Siapa namanya?"

"Lah aku lupa tak tanya," jawab Vivi.

"Dasar gadis ini, kalau begitu suruh dia tunggu dulu dan buatkan minum, dan sampai aku turun itu mantan suamiku, habis kamu," kata Maya yang masuk kedalam kamarnya.

Ya wanita itu memang mengontrak sebuah ruko,bagian bawah di gunakan untuk semua barang jualannya.

sedang di lantai dua di gunakan sebagai kamar dan ruang santai khusus untuknya dan para karyawan.

Ya kalau ada tamu hanya di temui di bawah karena hanya orang tertentu yang bisa naik ke lantai dua tempat itu.

Vivi turun dengan cepat, "maaf ya mas,mbak Maya sedang mandi sebentar, sambil nunggu mau minum apa?" tanya gadis itu dengan sopan.

"Kopi saja,tapi tanpa gula ya," kata Rudi yang memang menyukai kopi hitam pekat.

"Baiklah tunggu sebentar ya, dan Lusi apa semua resi sudah kamu pisahkan mana yang harus di kirim dulu,jangan sampai salah,bisa habis nanti kena omel," kata Vivi yang pergi ke arah dapur.

"Tenang saja, aku juga bukan pegawai amatir kali," kesal gadis itu

"Terserah dirimu saja," kata Vivi yang membawa kopi hitam dan sepotong kue klepon.

Rudi kaget mendapatkan suguhan seperti ini, padahal dia sudah meminta Maya untuk mengurangi gula.

Tapi nyatanya, wanita itu tetap saja menyukai kue manis seperti ini, dan kopi juga cukup seleranya.

Sambil menunggu wanita itu turun dari lantai dua, dia memilih mengerjakan beberapa pekerjaannya yang kemarin masih belum selesai.

Ya dia sebenarnya ada pekerjaan untuk mengawasi perkebunan dan pabrik milik keluarganya yang berada di luar kota.

Tapi mendengar ucapan dari Maya yang ingin mencari pria lain, membuat dia buru-buru pulang.

Dan disinilah dia sekarang, di tempat wanita yang begitu membuatnya penasaran,bahkan yang berhasil membuatnya memberikan modal untuk membuka usaha besar.

Dari lantai dua terdengar suara langkah kaki turun, dan wanita itu turun dengan hanya mengenakan daster kain.

Tapi tak menutupi kecantikannya, Maya masih fokus dengan ponselnya yang mengirimkan pesan pada temannya Silvi.

"Ya elah nih orang kalau sama pacarnya tak pernah ingat temannya ini, katanya mau ke cafe untuk melihat pemeriksaan rutin," gumamnya yang akhirnya sampai di lantai bawah ruko itu.

"Mbak itu tamunya udah nunggu lumayan," protes Lusi.

"Ya maaf... loh kok, aduh aku pakai daster lagi, kenapa sudah pulang, katanya masih tiga Minggu lagi," kata Maya yang mendekati Rudi.

"Karena aku kangen kamu," kata Rudi yang langsung memeluk Maya.

Tentu saja dengan senang hati Maya membalas pelukan itu, dan membuat kedua pegawainya bengong.

Pasalnya wanita itu baru saja bercerai, tapi sudah punya kekasih yang lebih laki-laki dari mantan suaminya.

Bagaimana tidak lebih jantan, badan berotot kekar dan wajah tampan dengan kulit bersih meski sawo matang.

"Aku merindukan di cantik ini, apa kita bisa bicara berdua saja," bisik Rudi yang tak nyaman dengan tatapan dua pegawai dari Maya itu.

"Baiklah mas, kita ke atas saja,dan kalian nanti jika ada tamu bilang aku tak ada, kecuali tamunya si cerewet langsung suruh naik ya," kata Maya.

"Siap mbak, dan jika bisa tolong jangan membuat suara-suara aneh ya," kata Vivi yang tersenyum saja.

"memang kenapa,kamu pingin nanti ya, kalau begitu cari pacar sana," kata Maya yang menarik Rudi ke lantai dua.

Sesampainya di lantai dua, Maya mulai menyalakan tv dengan suara cukup keras.

Dan mendorong Rudi kedalam kamarnya, agar tidak ada yang mendengar percakapan mereka.

Dia pun melepaskan jaket yang dia kenakan, dan memilih duduk di kasur busa di ata lantai yang berukuran cukup besar itu.

"Jadi kenapa Kamu ingin mencari pacar lagi, padahal aku sudah antri nomor satu saat kamu sudah sah bercerai, apa aku kurang menunjukkan keseriusan ku," tanya Rudi yang merebahkan dirinya santai.

Tanpa di duga, Maya malah ikut merebahkan diri di samping pria itu dan mulai menyentuh bibir Rudi dengan jari lentiknya.

"Karena aku butuh kekasih yang bisa membahagiakan ku, bukan seperti mantan suamiku yang selalu menghina ku, dan bilang bentuk tubuh ku jelek, ternyata dia suka batang, terus aku menikah selama ini pun hanya mendapatkan siksaan batin asal kamu tau," kata Maya yang jujur pada Rudi.

"Tentu saja aku bisa memberikan mu apa yang kamu inginkan," jawab Rudi yang langsung mengecup bibir seksi Maya.

Rudi pun melepaskan kaos oblong yang dia kenakan,melihat tubuh indah di depannya.

Maya langsung mendorong Rudi dan mulai mendudukinya, dia pun mulai memberikan kecupan pada pria itu.

Rudi tak mengira jika wanita yang tiga bulan ini dekat dengannya, begitu agresif dan bahkan begitu pintar memanjakan.

Bahkan Maya tersenyum saat berhasil membuat Rudi tak berdaya dengan tatapan matanya.

Rudi mengambil pengaman yang ada di dompetnya, tapi Maya berhasil merebutnya, "ini bagian ku sayang, biar aku yang memasangnya," kata Maya dengan suara yang begitu menggoda.

Pagi itu akhirnya, mereka melakukan olahraga panas yang begitu dahsyat, entah berapa banyak pengaman yang di gunakan.

Setelah puas keduanya tidur sambil berpelukan erat, "kamu wanita yang sangat hebat dalam hal seperti ini,aku bahkan tak mengira stamina mu begitu bagus sayang,"

"Aku juga tak menyangka jika kamu begitu perkasa, dan itu penting untuk ku," kata Maya yang memberikan ciuman sekilas di bibir Rudi.

Silvi datang bersama Rio, saat keduanya masuk, dia kaget karena hanya melihat dua karyawan dari Maya tapi wanita itu tak kelihatan batang hidungnya.

Bahkan di parkiran ruko juga ada mobil berwarna hitam tapi dia tak tau mobil siapa itu.

"Vivi.. Lusi, mana Maya, kok kalian cuma kerja berdua?" tanya Silvi.

"Langsung naik saja mbak, mbak Maya sedang menerima tamu di lantai atas, dan semoga kalian tak melihat adegan panas ya," kata Vivi tertawa.

"Kamu gila ya, sudah aku baik dulu," kata Silvi yang mengandeng Rio baik ke lantai dua.

Dan saat sampai di lantai dua dia terkejut melihat Maya yang sedang makan bersama seorang pria sambil menonton tv.

"Ya Tuhan ku kira tamu pria siapa, ternyata bos besar yang datang," kata Silvi melihat Rudi yang memang sedikit berbeda karena rambutnya sedikit panjang

"Halo Silvi dan mas pacar kesayangan ya," kata Rudi yang menirukan Silvi memanggil Rio.

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜

🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜

Pasti jadi gunjingan... baru bercerai sudah punya kekasih baru.

2023-06-21

0

🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜

🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜

wahhh pahit dong...

2023-06-21

0

🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜

🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜

Enaknya masih rebahan yaa...🤭

2023-06-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!