kunjungan pekerjaan

"Ya elah kalian berdua ini,batu juga jam berapa sudah makan mie saja, memang gak diet mas Rudi yang kekar?" tanya Silvi yang duduk dan merebut mie milik Maya.

"Ya bikin sendiri sialan!"maki Maya yang melihat mie goreng miliknya di rebut sahabatnya itu.

"Tenang cantik,makan punya ku saja, aku kenyang kok," kata Rudi yang memilih minum dan makan apel.

Maya dengan senang hati menerima itu, ya mau bagaimana pun Rudi tetap harus menjaga bentuk tubuhnya.

Silvi merasa aneh, karena Maya selama ini sangat menjaga kebersihan makanan bahkan jarang mau sembarangan berbagi.

Rio yang melihat Rudi penasaran, karena tubuh pria itu begitu kekar dan sangat bagus.

Dia mengira jika adik pria itu tak mungkin besar kan, "Rudi kan, boleh tanya gak, apa punya tubuh seperti itu,akan pengaruh ke ukuran adik kecil mu,apa dia akan ikut membesar," tanya Rio.

Pertanyaan itu membuat Silvi dan Maya tersedak karena kaget, "ya kalau ukuran sih seharusnya bawaan lahir ya, mungkin hanya bisa membuatnya bertahan lebih lama dari orang pada umumnya," kata Rudi tersenyum.

Tanpa terduga Maya menoleh dan memberikan pukulan ke dada Rudi karena menjawabnya dengan aneh.

"Hei jawaban apa itu," kesal mays.

"Dan pertanyaan mu men-ji-jik-kan sekali Rio, kamu penasaran dengan milik Rudi dan mau mengajaknya main huh," marah Silvi mencubit dada dari kekasihnya itu yang membuat Rio kesakitan.

"Maaf sayang,aku hanya penasaran, jika membuat si kecil makin berotot kan aku bisa mulai nge-gym," kata Rio.

"Hentikan ucapan memalukan mu itu, sudah kita harus ke cafe dan pencucian mobil, jadi ikut atau tidak Maya?" tanya Silvi.

"Tentu ikut, mas Rudi ikut tidak?" tanya Maya dengan menggoda.

"Tak perlu kau tanya pun, aku akan mengantar mu kemana pun kamu pergi," kata Rudi yang mencium pipi Maya dengan mesra.

Silvi tak mengira dua orang itu akan bersama, bahkan Maya tampak begitu bahagia.

Mereka berempat pun akhirnya turun dan terlihat Maya mengenakan rok pendek dan kaos ketat yang di padukan dengan sweater rajut.

"Vivi dan Lusi, tolong jaga toko dulu ya, besok aku Carikan pegawai tambahan deh biar ramai," kata Maya yang membenarkan tas miliknya.

"Itu gampang mbak, tapi nanti kalau pulang tolong belikan brownies yang kemarin lalu itu ya, lumayan buat hadiah jaga toko," kata Lusi.

"Tentu saja, kalau begitu aku pamit dulu ya," kata Maya.

Mereka pun pergi dengan mengunakan dua mobil untuk menuju tempat usaha yang di maksud.

Saat Maya turun bersama Rudi, tampak beberapa pria menatapnya dengan dalam.

"Yulia apa semuanya baik-baik saja?" tanya Maya yang masuk ke bagian kantor.

Sedang Rudi duduk di kursi pelanggan, "permisi mas,mau cuci mobil juga?" tanya salah satu pegawai di sana.

"Boleh juga, tolong buat bersih ya, karena sudah lama tak dicuci," kata Rudi tersenyum.

Maya di kantor melihat pendapatan beberapa bulan ini lumayan, terlebih mereka juga menerima cuci motor juga.

setelah selesai memastikan pembukuan aman, Maya mengajak Rudi ke ruangannya di lantai atas.

Ya ruangannya itu berdampingan dengan ruang ganti dan istirahat untuk para pegawai.

"Kamu selalu punya ruangan sendiri ya," kata Rudi yang tersenyum melihat ruangan itu.

"Ya aku menyukai suasana sunyi kadang-kadang jadi aku memilih di sini untuk menenangkan diri,belum lagi aku harus menghadapi pasangan yang doyan sekali bercinta itu," kata Maya yang memilih duduk di meja miliknya.

Dan Rudi duduk di kursi yang ada di depannya,"aku juga bisa menjadi orang mesum saat bersama mu, tapi apa kamu tidak mau meresmikan hubungan ini?"

"Bukan aku tak mau meresmikan hubungan ini,tapi kamu harus membuat ku yakin dulu jika pilihan ku tak salah,terlebih aku terlanjur punya luka yang sulit di sembuhkan," kata Maya yang menaruh kakinya di dada Rudi.

Mendapatkan perlakuan seperti itu, Rudi malah menyeringai dan langsung nyosor bibir Maya dengan ganas.

Untungnya gorden tidak di buka jadi tak akan ada yang melihat apa yang mereka lakukan.

Tapi tiba-tiba pintu di ketok oleh seseorang yang mengantarkan air minum.

Tok... Tok..

"Maaf mbak,saya mengantarkan minuman untuk kalian, dan buah pesanan anda," kata Yulia.

"Iya tunggu sebentar,"

Rudi bangkit dan mengambil nampan itu, sedang Maya duduk di kursinya sambil mengerjakan sesuatu.

Yulia pun tak curiga dan langsung turun untuk kembali bekerja, dan kini giliran Rudi yang duduk di meja dan mendapatkan servis hebat dari Maya.

Di sisi lain, Silvi tak mengira keuntungan dari cafenya cukup besar terlebih beberapa menu yang di buat oleh Maya sangat laku.

"Jadi butuh berapa sayang untuk cafe mu, aku akan mentransfer uangnya," kata Rio yang memang penyokong terbesar keuangan Silvi.

"Tidak usah sayang cafe ku sangat untung,aku berterima kasih pada mu Maya yang sudah memberikan semua resepnya untuk cafe ku, dia memang sahabat tersayang," kata Silvi yang memeluk Rio.

"Baiklah sayang,meski begitu bawa saja uang satu milyar ini untuk pegangan,dan jika kamu butuh gunakan saja, dan jika perlu gunakan untuk merawat dirimu, karena aku ingin kekasih ku ini tetap cantik," jawab Rio yang memang belum kepikiran untuk memiliki ikatan dengan siapapun.

Kedua sahabat ini memang sangat pintar jika harus mencari pria, bahkan Maya yang awalnya mengira jika Rudi ini pria biasa.

Terkejut saat tau siapa pria yang sedang dengan dirinya itu, "jadi sayang kamu tak ingin pindah ke kota, setidaknya kita bisa semakin dekat," bujuk Rudi yang sedang memangku Maya.

"Seandainya pendidikan ku tinggi, tapi sayangnya aku cuma lulusan SMK manajemen, jadi tak mungkin bisa bekerja di kota besar seperti itu sayang," kata Maya

"Sayang sekali, padahal aku ingin sekali berdekatan dengan mu di sana, terlebih aku harus pindah ke kota karena perusahaan ayah membutuhkan diriku untuk bangkit," kata Rudi yang memang tak bisa iagi menundanya lagi.

Tiba-tiba Maya bangkit dari pangkuan kekasihnya itu, dan berdiri di depan jendela kaca yang mengarah keluar.

Rudi tak suka melihat reaksi dari Maya yang begitu sedih, "kita menang harus LDR-an sayang, tapi yakinlah jika ada jadwal libur aku akan usahakan untuk datang ke sini," kata Rudi yang mulai mencium tengkuk kekasihnya itu.

Sedang hal yang sama terjadi pada Silvi karena Rio juga harus mengurus showroom miliknya yang ada di kota.

Dan kemungkinan dia juga akan jarang mengunjungi Silvi di kota kecil itu.

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜

🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜

Betul... jangan sampai salah lagi memilih pasangan

2023-06-21

0

🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜

🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜

Ya ampunn pertanyaannya 😆😆

2023-06-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!