Pagi...
"Mimpi apa aku? bisa diculik ke istana semegah ini," ucap Alia yang baru bangun sambil memandangi sekeliling kamar.
"Kasurnya empuk sekali, aku tidur sangat nyenyak semalaman," ucap Alia lagi sambil menguap di atas ranjang.
Pintu pun terbuka Membuat Alia mengalihkan pandangannya ke arah Pintu, seorang pelayan masuk membawa beberapa paper bag.
"Nona bersiaplah, Tuan Dafa sudah menunggu anda di meja makan untuk sarapan" kata Siska (pelayan) itu sambil menyerahkan sebuah paper bag yang dia bawa, dan menaruh beberapa lagi di dalam lemari.
Setelah bersiap Alia menuruni tangga menuju ke ruang makan, sambil memandangi dress yang dia pakai.
"Gajiku sebulan masih kurang untuk membeli dress ini" batin Alia karena sebelum memakainya tadi dia sempat melihat harga di bandrol dress itu.
Kekaguman Alia semakin bertambah ketika sampai di meja makan, dia melihat berbagai hidangan tersaji memenuhi meja makan.
"Siska layani dia!" ucap Dafa kepada pelayanannya.
Siska segera menghidangkan Nasi ke piring Alia, saat dia hendak menghidangkan lobster sebagai lauknya Dafa mencegahnya.
"Berikan kepadaku!"ucap Alia merebutnya dan menuangkannya di dalam piringnya.
"Sudah ku bilang makanlah yang lain! Kamu ini kan Alergi lobster," ucap Dafa lagi.
Tidak memperdulikan ucapan Dafa Alia langsung melahap makanan itu dengan rakusnya. Karena sebenarnya dia belum pernah memakan lobster, Bibinya selalu memberikan makanan sisa kemarin untuknya sarapan dan bekal makan siang saat berkerja. Yang lebih parah lagi Alia hanya akan mendapatkan mie instan saat pulang bekerja karena selalu kehabisan nasi saat malam.
Sedangkan Dafa dengan rasa terheran-heran terus menatap cara makan wanita di depannya, Karena selama berpacaran dengan Alea dia tidak pernah melihatnya makan seperti itu.
Setelah menghabiskan beberapa piring Nasi Alia merasa sangat kenyang, hingga tanpa sadar dia bersendawa di depan Dafa.
"Maafkan aku karena tidak sopan, terimakasih telah memberi ku banyak makan," ucap Alia sambil menutup mulutnya.
"Menarik, bagus sekali acting wanita murahan ini, jangan harap aku melepaskan mu karena acting mu ini," batin Dafa menyeringai jahat.
Tak selang beberapa, Alia mulai merasakan tubuhnya terasa tidak nyaman dia mulai menggaruk lengan dan lehernya yang terasa sangat gatal.
"Apa kau menaruh racun di dalam makananmu?" ucap Alia sambil bersin terus menerus.
"Siska, panggilkan dokter!" ucap Dafa sambil meletakkan sendoknya dan mengakhiri aktivitas makannya.
Dokter langsung datang dan meresepkan beberapa obat Alergi untuk Alia, ternyata bukan kembarannya saja yang mengalami alergi lobster tapi ini juga terjadi kepada Alia.
"Sudah ku bilang jangan makan Lobster," ucap Dafa menatap tajam kearah Alia setelah Dokter pergi.
"Apa kau peramal, kenapa kau bisa tau semuanya?" ucap Alia keheranan.
"Aku peramal yang akan membuat kisahmu memilukan," ucap Dafa mencengkram dagu Alia kasar, karena teringat rasa sakit hatinya kepada Alea.
"Siska mulai besok jangan kamu masak Lobster," titah Dafa sambil beranjak meninggalkan kamar yang ditempati Alia.
"Siska bolehkah aku bertanya?" ucap Alia kepada Siska.
"Iya Non, silahkan," jawab Siska.
"Kenapa Tuanmu menculik ku?" tanya Alia penasaran.
"Maaf Non, untuk pertanyaan Nona saya tidak bisa menjawabnya karena saya tidak tahu," jawab Siska sambil menunduk.
"Tolong beritahu aku sedikit saja," ucap Alia memohon.
Siska yang sudah lama berkerja pada Dafa sebenarnya juga merasa sangat aneh terhadap perubahan sikap Alea. Saat Alea masih berpacaran dengan Dafa, dia sering mengunjungi rumah lama Dafa, Siska sering bertemu dan melayaninya. Itulah yang membuat Dafa menjual rumah lamanya karena terlalu banyak kenangan indah bersama Alea. dan dia memilih rumah barunya untuk melancarkan aksi balas dendam nya.
Sedangkan di lain sisi Alia masih terus berpikir dan kebingungan memikirkan alasan kenapa dia bisa diculik. Padahal sebelumnya dia tidak pernah bertemu dengan Dafa.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments