Dafa Putra Dewangsa

Seorang CEO muda berparas tampan, memandangi sebuah foto di ruang kerja nya. Lalu meremas foto tersebut dan melemparkannya ke arah anak buahnya.

"Cari wanita itu sampai dapat!" ucapnya dikuasai amarah.

"Baik bos," ucap salah satu anak buahnya sambil memungut foto tersebut di lantai.

" Ingat kalian harus berhasil menangkap dia kali ini!" ucap Dafa menatap tajam para orang suruhannya, karena berkali kali telah gagal menculik Alea.

Dafa Putra Dewangsa, pria tampan itu saat ini telah berusia 27 tahun, dia adalah mantan pacar dari Alea. Dia memiliki dendam mendalam kepada Alea karena dia telah mempermainkannya. Tepatnya 2 bulan lalu Alea kabur dihari pernikahan mereka. Alea kabur bersama selingkuhannya (Alan).

Di tempat lain Alea terpaksa turun dari mobilnya karena ban mobilnya tiba-tiba kempes. Benar saja Ban mobilnya bocor karena tertancap paku.

"Sial siapa yang tabur paku dijalan" umpat Alea kesal sambil menendang ban mobilnya.

Dari arah berlawanan sebuah mobil berwarna hitam melintas ditempat tersebut, seseorang langsung keluar dari mobil itu lalu menarik tangan Alea. Alea yang diberikan obat bius langsung tidak sadarkan diri.

Alea membuka matanya perlahan, kepalanya terasa berat karena efek dari obat bius yang digunakan untuk membekap dirinya. Matanya menatap sekeliling ruangan. Dia berada di ruangan kamar yang luas dan mewah.

"Kau sudah sadar wanita murahan?" ucap seorang laki laki berjalan mendekatinya sambil membawa secangkir kopi.

"Da-fa" ucap Alea terputus putus melihat mantan pacarnya yang sedang berdiri menyapanya.

Melihat Alea terlihat sangat ketakutan. Dengan tega Dafa menyiramkan kopi panas yang dipegangnya ke tubuh Alea.

"Arg...." Alea menjerit kesakitan.

"Hahaha...." suara tertawa Dafa memenuhi ruangan itu.

"Lepaskan aku, biarkan aku pergi," teriak Alea sambil menangis meringkuk di ranjang.

"Kau tidak akan bisa pergi dari Dafa putra Dewangsa," ucap laki laki itu sambil mencengkram dagu Alea kasar lalu mendorongnya hingga tersungkur.

Alea bisa sedikit bernafas lega karena ponsel Dafa berdering dan membuatnya berlalu meninggalkan kamar itu. Kesempatan itu dimanfaatkan Alea untuk mencoba kabur dari tempat itu. Tidak ada cara lain, Alea nekat merambat turun perlahan dari lantai dua dengan menggunakan kain sprei yang di ikat menjuntai kebawah.

Alea tersenyum Lega saat berhasil keluar dari rumah Dafa melewati para penjaga yang sedang tertidur pulas.

Mengetahui Alea telah kabur Dafa dengan penuh amarah menampar satu persatu orang-orang kepercayaan.

"Dasar bodoh, kalian," ucap Dafa.

"Maafkan kami, bos" ucap salah seorang anak buahnya sambil memegang pipinya yang habis di tamparan bosnya.

...****************...

Seperti biasanya Alia yang selesai berkerja menunggu Angkot untuk pulang, tapi hari ini berbeda dengan hari biasanya. Sudah menunggu lama tapi angkot tidak kunjung terlihat. Alia menghembuskan nafasnya kasar sambil melirik jam ditangannya, pasti bibinya akan marah kalo dia pulang terlambat.

"Untung tadi sempat mandi dan ganti baju dulu di kantor, udah malam lagi," gerutu Alia sambil mondar-mandir sendirian menunggu angkot.

Tanpa dia sadari anak buah Dafa memperhatikannya dari kejauhan, dan bersiap untuk menculiknya karena dikira Alea, karena kembar identik mereka sangat sulit dibedakan.

"Aku dimana?" ucap Alia sambil beranjak duduk dari tidurnya.

"Kau tidak akan pernah bisa lari lagi," ucap Dafa mendekatinya.

"Anda siapa?" ucap Alia bingung.

"Bagus sekali acting mu," ucap Dafa sambil bertepuk tangan.

"Kau lupa? biar aku ingatkan," ucap Dafa sambil menyerahkan ponselnya.

Mata Alia terbelalak ketika menyaksikan foto pria didepannya dengan seorang wanita yang berwajah dirinya tanpa sehelai kain, Alia yang polos langsung melemparkan Ponsel itu dan menutup matanya dengan kedua tangannya.

"Kapan aku berfoto seperti itu? kenapa ada aku disitu? apa itu editan?" ucap Alia bingung.

"Jangan membuatku marah," ucap Dafa sambil mencekik leher Alia.

Melihat Alia kesulitan bernafas Dafa melepaskan cekikannya, Alia langsung terbatuk-batuk sambil memegangi lehernya.

"Kenapa dilepas? sudah bagus kan tadi kamu cekik aku," ucap Alia yang memang sudah frustasi dengan kehidupannya karena sudah capek dizaliminya oleh bibi dan sepupunya.

"Apa saat kabur tadi kepalannya terbentur?" batin Dafa yang mulai merasakan adanya kejanggalan.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!