Bab 5

“Turun lo!”

Argantara membukakan pintu untuk Shelina untuk menyuruhnya cepat-cepat turun, bukan ingin memperlakukan Shelina dengan baik.

“Iya ini aku mau turun,”

Setelah Shelina keluar dari mobil, Argantara langsung mengunci mobil dan akan bergegas melangkah masuk ke dalam kampusnya, namun lengannya ditahan oleh Shelina.

“Apaan lagi sih?”

“Ini, sandwich yang aku siapin nggak mau kamu terima?”

Tadi belum sempat Argantara menerima sandwich yang Ia ulurkan, Argantara sudah terlanjur membuat Shelina hampir mati karena kepanikannya sendiri. Sekarang Shelina kembali mengulurkan kotak makanan berisi sandwich yang sengaja Ia siapkan untuk Argantara dan juga dirinya.

“Lo pikir gue bakal nerima itu?”

“Jadi….kamu nggak mau ya?”

“Masih nanya?”

Argantara melotot sadis ke arah Shelina yang spontan mengangkat kedua bahunya karena kaget dengan reaksi Argantara yangs ebenarnya bisa menolak dengan baik-baik akan tetapi entah mengapa Argantara memilih untuk menolak dengan cara yang kasar.

“Nih jawabannya!”

Argantara langsung mendorong tangan Shelina yang mengulurkan kotak makanan ke arahnya hingga kotak berisi sandwich itu terhempas jatuh lalu isinya berantakan.

Shelina terperangah mendapati sikap jahat Argantara. Ia menatapi sandwich yang Ia bikin dengan tatapan kosong dan berkaca untuk beberapa detik, kemudian Ia menatap Argantara dengan perasaan yangs akit luar biasa.

Kenapa Argantara yang semalam terlihat tenang pembawaanya, lelaki baik-baik mendadak berubah menjadi lelaki tanpa perasaan yang dengan tega memperlakukan Shelina di depan kampus dengan cara membuang makanan yang Shelina berikan untuknya dengan tulus.

“Kamu jahat banget, Ga,”

“Lagian lo masih nanya gue mau atau nggak? Harusnya lo udah bisa nilai dari gelagat gue yang jijik lo kasih makanan, takut udah diapa-apain sama lo. Ya udah sekalian aja gue buang, itu jawaban gue! Artinya apa? Lo bisa pahami sendiri ‘kan? Gue nolak! Gue nggak mau! Paham?”

“Ya kamu ‘kan bisa tolak baik-baik, kenapa harus dilempar sih? Itu aku bikin pakai tangan aku sendiri walaupun kesannya mudah dan sederhana. Kalau memang kamu nggak mau, nggak perlu kamu buang, Arga! Kamu bisa tolak baik-baik, dan sandwich tu bisa aku kasih ke yang lain, yang lebih bisa hargain pemberian orang,”

Seelah meluapkan rasa sakit hatinya, Shelina langsung mengangkat sandwich yang sudah berantakan itu. Shelina tidak malu sama sekali melakukannya walaupun yang salah bukan dirinya. Setelah Ia buang sandwich itu ke dalam tempat sampah Ia segera bergegas pergi meninggalkan Argantara yang terdiam menatap ke arah punggung Shelina yang semakin lama semakin menjauh dari pelupuk matanya. Bibir Argantara terangkat tipis.

“Berani juga dia ngelawan gue,”

*******

Alih-alih minta bantuan pada Argantara tentang dimana keberadaan kelasnya, Shelina lebih baik mencari sendiri ketimbang harus merasa sakit hati lagi dengan penolakan Argantara nantinya.

Sudah cukup Argantara menyakiti hatinya tadi soal sandwich, dan kejadian di mobil sampai kapanpun tidak akan pernah Ia lupakan, mulai detik ini Ia tidak akan melibatkan Argantara dalam hal apapun. Dan Shelina yakin Argantara juga tidak akan semudah itu mengulurkan tangan untuk memberikannya bantuan kepadanya walaupun hanya sekedar memberitahukan letak kelasnya dimana.

Shelina punya mulut yang bisa digunakan untuk bertanya. Di kampus ini ada banyak orang, jadi Shelina bisa bertanya pada mereka yang berkenan menjawab.

Setelah mencari tahu seorang diri, akhirnya tidak perlu waktu begitu lama, Shelina mendapatkan tempat yang Ia cari, yaitu ruang kelasnya untuk menuntut ilmu.

Shelina tersenyum sambil menghela napas lega. Hatinya sekarang berbunga-bunga karena akan menempuh pendidikan di tempat yang berbeda. Sebelum melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas, Ia menyampaikan harapannya dulu di dalam hati “Semoga semuanya dipermudah, Aamiin,”

Setelah Shelina masuk ke dalam kelas, tidak disangka teman-teman yang ada di dalam kelasnya itu tersenyum menyapanya. Tidak seperti yang ada di dalam bayangan Shelina semalam kalau Ia tidak akan diterima dengan baik oleh teman-temannya. Ternyata mereka semua hangat kepadanya, sehingga di hari pertama masuk kampus yang baru ini, Ia sudah diberikan rasa nyaman, Ia berharap semoga seterusnya Ia nyaman berada di kelas itu. Ia bersyukur ketika teman-temannya menyambut dengan senyuman saat pertama kali Ia melangkah masuk ke dalam kelas dengan sedikit perasaan ragu.

*****

Di kantin Argantara bukannya fokus dnegan makanan malah fokus dengan foto perempuan di layar ponselnya. Ketika Alya pergi, satu-satunya yang membuat Ia bersyukur adalah Alyla tidak memblokir sosial medianya. Entah Alya masih menggunakan akun itu atau tidak, tapi yang jelas Argantara senang sekali karena setidaknya Ia masih bisa melihat postingan-postingan Alya yang lalu.

Semenjak Alya pergi empat bulan lalu, akun itu belum memposting apapun lagi. Nomor telepon Argantara sudah diblokir, dan itu membuat Argantara kacau. Tapi di sosial media Instagram, akun Argantara tidak diblokir oleh Alya.

“Heh makan aja dulu, ngapain sih ngeliatin foto cewek itu lagi?”

“Cewek itu-cewek itu! Dia punya nama, Sat,” ujar Argantara pada Satria yang baru saja menegurnya karena Ia terlalu fokus mengamati foto Alya sampai mengabaikan semangkuk bakso yang ada di depannya.

“Ya iyalah gue ngeliatin foto dia, gue kangen sama dia,”

“Dih, ternyata bucin tuh bisa menyebabkan kegilaan ya?”

Satria sengaja menatap Denis seraya menaikkan salah satu alisnya dan melirik Argantara. Denis tertawa karena mendapati reaksi Argantara yang tidak diterima dikatakan gila.

“Heh! Lo ngatain gue gila? Wah berani banget lo,”

“Salah dengar kali lo,”

“Jelas-jelas gue dengar tadi omongan lo. Bucin bisa bikin gila. Ya terus kalau iya emang kenapa? Nggak usah ribet deh mulut lo,”

“Alya udah bahagia sama yang baru, eh lo malah mentok di Alya. Padahal Alya mah udah lupa banget itu sama lo,”

“Sok tau!”

“Lah kalau nggak lupa, ya ngapain dia nggak balik-balik sampai sekarang? Hah? Udah pasti itu dia lupa sama lo, udah happy sama yang lain, malah bisa jadi udah punya keluarga kecil kali,”

Argantara berdecak, hatinya memanas setelah mendengar ucapan Ardan. Sungguh, Ia tak bisa membayangkan Alya sudah memiliki keluarga kecil dan hidup bahagia tanpa dirinya senentara Ia maish terjebak dalam masa lalu.

“Udah ninggalin kayak gitu, mendingan lupain gue bilang, Ga! Ah elah lo susah banget sih di kasih taunya. Nggak baik tau susah move on lama-lama, takutnya jadi stres, jadi gila, nah lo udah ada tanda-tandanya tuh kayaknya. Serius banget natap foto dia, padahal sekarang waktunya makan,”

“Ah sembarangan lo, brengsek! Gue nggak gila!”

“Ya makanya kalau nggak mau gila, mending lupain! Daripada lo ingat dia mulu dan dia nya belum tentu ingat lo,”

Denis ikut angkat bicara, sehingga lengkaplah tiga teman dekat Argantara menasehati Argantara untuk kesekian kalinya soal Alya.

“Eh gue mau nanya deh, Shelina yang mana orangnya? Dia udah mulai ngampus ‘kan? Kata lo, dia pindah ke kampus ini,”

“Ya emang,”

“Terus mana orangnya? Gue yakin sih cakep, jadi harusnya ya, lo tuh nggak susah-susah move on dari Alya,”

“Gue kalaupun mau move on nggak mandang fisik yang paling utama, kalau hati gue udah mau sama dia, gue nyaman sama dia, baur dia nggak cantik juga nggak masalah,”

“Tapi Alya cakep tuh,”

“Ya itu kebetulan aja gue dapetnya yang cakep,”

“Halah, cowoknya mah dimana-mana sama. Pasti yang pertama tuh fisik,” ujar Satria yang tidak percaya dengan prinsipnya Argantara.

“Cewek juga nggak sih? Omong kosong kalau bilang fisik nggak penting? Manusia dimana-mana sama aja,” sambung Ardan.

“Nggak! Lo nggak liat di luaran sana banyak tuh manusia yang maaf-maaf fisiknya biasa aja atau bahkan nggak sempurna tapi dapat jodoh yang baik, yang fisiknya bagus, karena apa? Ya karena nggak semuanya tuh mandang fisik di urutan pertama,”

“Siap, Pak guru, ampun saya salah,”

“Jadi mana orangnya? Kenalin dong,”

Argantara berdecak sambil memutar bola matanya malas untuk menanggapi pertanyaan Denis. Argantara memadamkan layar ponsel dan menyimpannya di saku kemudian Ia menyantap bakso yang Ia jadikan sebagai menu makan siang hari ini.

“Dih, masa nggak mau jawab? Jangan-jangan nih ya, saking cantiknya tuh cewek, lo sampai nggak mau ngenalin ke kita-kita supaya kita nggak naksir,”

“Heh! Gue mah bodo amat kalian mau naksir kek, mau pacaran ke sama dia, gue nggak mau pusing, suka-suka kalian aja. Orang gue nggak cinta sama dia. Penasaran yang mana orangnya? Tuh yang baru masuk kantin sama teman-temannya,”

Terpopuler

Comments

Cangji Romalah

Cangji Romalah

male lead awal dibikin kaya bocah gak jelas author dan mengarahkan pembaca ke sudut pandang mc sebagai wanita yang tersakiti=>dateng figuran=>figuran jadi male lead=>mc mendadak jadi seperti wanita tangguh=>mantan male lead bundir/mati/dipenjara/gila jadi sadboy=>dan mc kita hidup bahagia tamat.clasik novel indo banget

2023-06-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 99
99 Bab 100
100 Bab 101
101 Bab 102
102 Bab 103
103 Bab 104
104 Bab 105
105 Bab 106
106 Bab 107
107 Bab 108
108 Bab 109
109 Bab 110
110 Bab 111
111 Bab 112
112 Bab 113
113 Bab 114
114 Bab 115
115 Bab 116
116 Bab 117
117 Bab 118
118 Bab 119
119 Bab 120
120 Bab 121
121 Bab 122
122 Bab 123
123 Bab 124
124 Bab 126
125 Bab 127
126 Bab 128
127 Bab 129
128 Bab 130
129 Bab 131
130 Bab 132
131 Bab 133
132 Bab 134
133 Bab 135
134 Bab 136
135 Bab 137
136 Bab 138
137 Bab 139
138 Bab 140
139 Bab 141
140 Bab 142
141 Bab 143
142 Bab 144
143 Bab 145
144 Bab 146
145 Bab 147
146 Bab 148
147 Bab 149
148 Bab 150
149 Bab 151
150 Bab 152
151 Bab 153
152 Bab 154
153 Bab 155
154 Bab 156
155 Bab 157
156 Bab 158
157 Bab 159
158 Bab 160
159 Bab 161
160 Bab 162
161 Bab 163
162 Bab 164
163 Bab 165
164 Bab 166
165 Bab 167
166 Bab 168
167 Bab 169
168 Bab 170
169 Bab 171
170 Bab 172
171 Bab 173
Episodes

Updated 171 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 99
99
Bab 100
100
Bab 101
101
Bab 102
102
Bab 103
103
Bab 104
104
Bab 105
105
Bab 106
106
Bab 107
107
Bab 108
108
Bab 109
109
Bab 110
110
Bab 111
111
Bab 112
112
Bab 113
113
Bab 114
114
Bab 115
115
Bab 116
116
Bab 117
117
Bab 118
118
Bab 119
119
Bab 120
120
Bab 121
121
Bab 122
122
Bab 123
123
Bab 124
124
Bab 126
125
Bab 127
126
Bab 128
127
Bab 129
128
Bab 130
129
Bab 131
130
Bab 132
131
Bab 133
132
Bab 134
133
Bab 135
134
Bab 136
135
Bab 137
136
Bab 138
137
Bab 139
138
Bab 140
139
Bab 141
140
Bab 142
141
Bab 143
142
Bab 144
143
Bab 145
144
Bab 146
145
Bab 147
146
Bab 148
147
Bab 149
148
Bab 150
149
Bab 151
150
Bab 152
151
Bab 153
152
Bab 154
153
Bab 155
154
Bab 156
155
Bab 157
156
Bab 158
157
Bab 159
158
Bab 160
159
Bab 161
160
Bab 162
161
Bab 163
162
Bab 164
163
Bab 165
164
Bab 166
165
Bab 167
166
Bab 168
167
Bab 169
168
Bab 170
169
Bab 171
170
Bab 172
171
Bab 173

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!