4.Menyerahkan Diri

"Anisa, ini dimakan sayang".katanya sambil menawarkan sebungkus plastik

"Hmmmmppt.. hhmmpt.."

"Oh iya Om lupa, sini om lepaskan lakban nya dulu biar kamu bisa makan dan besok kita akan ke tempat Evelyn, kamu harus sehat sayang, jangan sampai sakit yaa"

"Cuiiih" ku ludahi muka Om Toni setelah membuka lakban yang menutup mulutku.

"Lancang kamu yah, aku sudah berbaik hati memberikanmu makanan agar kau tak sakit Perempuan bo_doh." umpat nya sambil menjambak rambutku.

Sakit memang, tapi tak ada yang lebih berharga dari keselamatan Simbok, akhirnya aku menerima bungkusan plastik itu yang berisi nasi dan orek tempe serta ada sepotong Ayam goreng bagian paha. Buru buru aku memakannya seperti orang yang sedang kesurupan, rasanya sungguh nikmat karna selama satu hari ini diculik baru di beri makanan. Setelah selesai makan aku membuka sebungkus teh tawar hangat, rasanya seret sekali tenggorokanku tercekat kala makan tergesa gesa begini.

"Om, boleh tidak aku ke toilet, aku ingin buang air besar"

"Hmm,, apa benar hanya untuk buang air besar, bukan untuk kabur kan? " tanyanya penuh selidik.

"I_iy_a Om, mana mungkin aku kabur Om" jawabku terbata.

"Baiklah" jawabnya sambil melepas ikatan yang ada di tangan dan kakiku.

Setelah 20 menit berlalu aku tak kunjung keluar dari toilet karna memang sedang memikirkan cara bagaimana untuk kabur dan menyelamatkan asimbok. Nasib baik, Dewi fortuna berpihak padaku, ahirnya aku Menemukan ide untuk pergi dari jerat Om Toni, lewat jendela toilet ini aku bisa kabur, sayangnya jendelanya terlalu kecil untuk seukuran tubuhku, namun aku tak kehabisan akal, hingga aku menemukan lubang ventilasi di atas, gegas kunaik ke bak pengisian air dan membuka penutup lubang ventilasi itu hingga ahirnya berhasil. Aku merangkak dengan hati hati agar tak menciptakan suara, hingga ahirnya aku jatuh dipertengahan jalan karna kayunya sudah rapuh.

"Bruuggghh!!! krieet.. "

Aku terjatuh sampai lutut dan tanganku berdarah dan malangnya nasibku, aku terjatuh tepat di hadapan Om Toni yang sedang mengepulkan asap rokok kemudian meneguk kopi, sampai dia tiba tiba menyunggingkan senyumnya lalu tertawa terbahak bahak.

"Ha ha ha" tawanya menggema.

"kamu ngga bakal bisa lari dariku, rumah ini jauh dari pemukiman warga dan tidak mungkin kamu bisa lari dari rumah ini, kalaupun bisa kabur, paling paling kamu di makan binatang buas! " Lanjutnya sambil menarik tanganku dengan kasar dan memasukan aku ke kamar gelap ini lagi hingga pintu di banting dan suara kunci terdengar.

...****************...

Semalaman aku tidak tidur memikirkan nasib Simbok, sampai akhirnya suara pintu terbuka dan terlihat Om Toni datang di susul dua lelaki tinggi besar pakaian serba hitam dan kepala botak serta kacamata bertengger menampilkan kesan sangar.

Mereka membawaku keluar dari rumah ini dan memasukan ku ke dalam mobil fortuner hitam, supir yang mengemudi mobil pun tak kalah sangar, bahkan ada codet besar dan panjang menghiasi pipi kirinya, dibalik kemudinya dia menyunggingkan senyum sinis nya kemudian melajukan mobil dengan kecepatan sedang, di setiap jalan aku perhatikan sisi kanan dan kirinya hanya pepohonan rimbun setelah sekian lama mobil ini berjalan rasanya mobil ini berjalan tak seimbang kemudian berhenti, Si Codetpun turun dari mobil untuk mengeceknya.

"Sial" umpatnya sambil menendang ban mobil yang kemungkinan bocor.

"Ada apa det?" Tanya Om Toni yg duduk di depan samping kemudi.

"Ada sedikit masalah Bro," jawabnya sambil mengambil rokok di selipan kuping kemudian menyalakan korek dan menyatukan nya membuat asap kecil dan bulat seolah olah membentuk huruf O terus menerus di kepulkan, sampai 1 batang rokok habis dia hisap dan membuang nya ke bawah lalu di injak dengan sepatu hitamnya. Diapun membuka pintu bagian belakang untuk mengambil ban cadangan dan perkakasnya.

"Heh !! Turun buruan!!, pasang ini" teriaknya pada kedua temanya yang memegangi aku dibkanan dan kiri.

"Ta_ta_pi Bos, kalau sampai dia kabur bagaimana bos" tanya pria plontos disisi kananku.

"Mana berani dia kabur, tempat ini jauh dari pemukiman warga, kalaupun kabur palingan dimakan binatang buas" Katanya penuh penekanan.

Kedua bodyguard itupun turun membantu pria itu, sedangkan di bagian depan Om Toni malah tertidur pulas.

'Jadi si codet adalah ketuanya, ku kira hanya supir, pantas wajahnya lebih seram di banding dua orang di sampingku' batinku

Ide gila pun muncul, ini kesempatan untuk kabur, mumpung Om Toni pulas aku harus bisa pergi dengan diam diam. Pintuku buka dengan pelan hingga ahir nya berhasil terbuka, dengan mengendap endap aku turun dan berlari ke tengah hutan, sampai ahir nya salah satu dari mereka menyadari kepergianku.

"Woy !! , jangan lari kau !!, Berhenti !!" Teriaknya sambil berlari mengejarku.

"Dugg" pada ahir nya aku jatuh terjerembab, Jantung ini berpacu hebat kala jarak mereka semakin mendekat.

Terpopuler

Comments

Andilowe

Andilowe

untung isinya ayam, coba kalo ikan asin, udah ku lempar itu ke muka si omtoni

2023-07-06

0

ludnaya

ludnaya

aseli sih awal cerita emng ngeselin tokoh tokohnya..

2023-07-06

0

Aksa

Aksa

semangat author kesayangan

2023-07-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!