Aku buka mata ini secara perlahan namun yang ku dapati ternyata aku sudah berada di ruangan yang gelap dan sumpek, dengan mulut yang di tutup lakban serta tangan dan kaki pun tak luput dari ikatan tali kuat, sakit sekali rasanya pergelangan tangan dan kakiku.
Aku edarkan lagi pandanganku namun sulit sekali karna di ruangan ini terlalu gelap, hingga aku menyadari ada derap langkah kaki semakin mendekat dan tibalah pintu itu terbuka membuat sedikit cahaya masuk, semakin ku perhatikan wajah pria yang di hadapanku namun karna silauet cahaya, wajahnya tak mampu ku lihat sampai dia berbicara dan ku hafal siapa pemilik suara itu.
"Anisa, sudah lama tak berjumpa, bagaimana kabarmu sayang?" ucap pria di balik masker hitam dan topinya,
"memangnya saya tidak tahu kamu siapa, Dasar psikopat." Umpat ku.
"ha ha ha.. kau pasti merindukanku kan Anisa, keponakan Tersayangku" jawabnya sambil membuka masker serta topinya.
Dialah Om toni, adik dari mendiang ayahku, dulu sewaktu umurku 15 tahun dia membawaku ke kota, katanya ingin mengaja ku jalan jalan menikmati kota jakarta karna masih masa liburan sekolah dengan senang hati aku ikut bersamanya.
Hingga kejadian tak terduga terjadi padaku, dia membawaku ke sebuah tempat yang isinya Perempuan pemandu karaoke dan di bawalah aku ke tempat pemimpinya Mamih Evelyn, panggilanya.
Aku masih belum tahu apa apa, yang aku tahu Mamih Evelyn itu memberikan amplop coklat kepada Om Toni dan ku lihat isinya segepok Uang Kemudian mereka bersalaman setelahnya Om Toni pamit pergi tanpa membawaku, meninggalkan aku bersama Mamih Evelyn.
Di sana aku di suruh mengganti baju dengan pakaian yang tidak layak, karena menurutku pakaian itu kurang bahan tidak pantas aku memakainya, Mamih memaksaku mengenakan pakaian itu hingga buah dadaku sedikit terlihat, aku membrontak hingga tak sadar aku menggitnya, diapun berteriak dan dua Orang bodyguard datang melepaskan gigitan ku hingga akhirnya aku terlempar dan menabrak tembok sampai akhirnya darah segar mengalir dari kepalaku dan mata ini tertutup sempurna.
Empat hari berlalu, ketika aku membuka mata yang kudapati adalah Simbok yang tertidur lelap di sampingku dengan posisi duduk, aku menangis tersedu hingga akhirnya simbok bangun dan kami saling berpelukan.
Ingatan itu muncul tanpa berkomando, ingatan kelam yang nyaris saja menghancurkan hidupku, aku di jual oleh Om ku sendiri, yang seharusnya dia menjaga ponakanya tetapi malah menjual ku kepada germo.
"Sialan !!, brengksek kau Om Toni ! " Kataku berteriak
"Aku berhasil mendapatkan mu Anisa, dulu aku harus mengganti rugi akibat perbuatanmu dan ibuku, aku heran dari mana ibu dapat uang sebanyak itu untuk menebusmu pada Evelyn.
" Lepaskan aku Om, aku mohon!! " pintaku mengiba.
"Tidak semudah itu, Anisa. Kamu harus mengganti rugi dengan bekerja di tempat Evelyn, Atau..? "
"Atau apa? " tanyaku padanya.
"Nyawa si mbok jadi taruhanya".
" Kau gi_la Om, Mbok Darsih itu Ibumu, kamu tega mempermainkan nyawanya" ketusku.
"Terserah!!! . yang aku butuhkan adalah kamu, Anisa !!
"Aku tidak sudi menjual tubuhku, kau benar benar tega Om!."
"Ha ha ha.. Aku butuh uang, Anisa, bisnis narkobaku hancur gara gara aku di jebloskan ibu kepenjara, customer ku semuanya kabur gara gara kalian! " katanya sarkas.
"kenapa Om nyalahin Aku, Om kan bisa mencari pekerjaan yang halal".
" Heh bo_do_h!!, aku ingin uang yang banyak dan cepat, jadi kau menurut saja padaku, lagian pekerjaan itu enak loh, hahaha" katanya sambil berlalu pergi dan membanting pintu dengan kencang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Raka
sing sabar
2023-07-06
0
kiandra
tega bener
2023-07-06
0
Ali mustopa
semangat terus
2023-07-06
0