Irma melepas kepergian suaminya untuk ikut acara gathering pengusaha salon dengan hati tak rela. Entahlah, nalurinya mengatakan ada hal tak beres menunggu suaminya di luar sana. Apalagi tingkah Beni tak seperti biasanya. Pakaian yang dikenakan untuk pergi ke kafe pun jauh lebih rapi.
Dari pagi hingga sore, Irma menjaga warung sembako yang bersebelahan dengan salon sambil memperhatikan suaminya. Beni memang ikut sibuk melayani pelanggan karena hanya memiliki satu karyawan. Namun, di sela-sela kesibukan, Beni selalu menyempatkan diri untuk membuka ponselnya untuk membalas pesan seseorang.
Ponsel pun sudah seperti baju, melekat erat di tubuhnya. Entah itu di tangan atau ada di salah satu sisi kantong celana jeans-nya. Irma sungguh tak habis pikir, bagaimana bisa Beni jadi begitu antusias dan posesif dengan ponselnya?
Selama ini, Irma tidak pernah lagi mengusik isi ponsel Beni karena rasa percaya yang besar. Toh ponsel suaminya selalu diletakkan di sembarang tempat.
Sebelum mereka dikaruniai anak, Irma memang kerap tidak percaya pada suaminya. Tapi karena tidak pernah menemukan unsur mencurigakan yang berbau wanita di ponsel Beni, kepercayaan Irma tumbuh subur. Ia tidak lagi peduli dengan ponsel Beni yang sering terlihat di sembarang tempat.
Sekarang, tempat ponsel Beni adalah saku celana dan bawah bantal. Suaminya itu bahkan membawa ponsel itu kemana-mana, seolah takut Irma akan membuka rahasianya.
Irma sudah mencoba menyuruh anaknya meminjam ponsel ayahnya untuk bermain game. Biasanya ponsel itu dengan mudah didapatkan. Tapi kali ini usaha anaknya gagal. Rengekan anaknya diganti uang jajan cukup banyak oleh Beni sehingga Irma tidak berkutik.
Irma hanya bisa menunggu saat Beni lupa meletakkan ponselnya, agar ia bisa melihat isinya. Tapi kapan? Setelah diingat lebih jeli, Beni protektif dengan ponselnya sudah tiga hari.
“Mbak, aku bantu di warung apa di salon?” tanya adik Beni kepada Irma.
Dina baru lulus SMA satu bulan lalu. Ia datang dari desa untuk mencari peruntungan di kota. Dina masih belum mendapatkan pekerjaan, jadi ia tetap menumpang di rumah kakaknya. Membantu usaha salon Beni yang sudah berjalan beberapa tahun. Kakaknya itu sudah berpengalaman bekerja di salon sebelum menikah dengan Irma.
Usaha kakaknya dirintis setelah Beni keluar dari tempat kerjanya. Irma yang tidak memiliki keahlian di bidang yang ditekuni suaminya memilih membuka warung sembako. Dua usaha yang berjalan bersama sudah terlihat hasilnya. Beni dan Irma memiliki rumah yang cukup besar meski belum memiliki mobil. Mereka kini sedang menabung untuk kendaraan kebutuhan keluarga tersebut.
Irma menjawab, "Kamu bantu Dila aja ya, Din. Aku nggak telaten kalau di salon!"
Ya, Irma selain tidak memiliki keahlian, juga tidak berbakat bekerja dengan tangannya di salon. Ia tidak bisa halus ketika memberikan pelayanan pada customer. Beberapa pelanggan pernah mengatakan kalau rasanya tidak enak ketika rambut dicuci atau dikeringkan oleh Irma. Pelanggan lebih suka yang melakukan kedua hal itu Beni atau Dila, pegawainya.
Awalnya Irma cemburu, pelanggan salon dianggap terlalu alay karena maunya dilayani oleh suaminya yang tampan dan luwes. Namun, lambat laun Irma bisa menerima alasan tersebut. Mereka berhak memilih pelayanan terbaik untuk mendapatkan kenyamanan.
Ujungnya … daripada kehilangan pelanggan, mending Irma tak ikut campur urusan salon suaminya. Ia hanya membantu membeli kebutuhan salon kalau Beni sibuk dan tidak bisa meninggalkan pekerjaan.
“Mas Beni kemana sih, Mbak?” Dina penasaran karena sempat melihat kakaknya dandan rapi dan berbau wangi ketika keluar rumah.
“Ada gathering pengusaha salon katanya.”
“Pulang jam berapa biasanya kalau acara begitu, Mbak?”
“Nggak tahu Din,” jawab Irma dengan ekspresi malas.
Dina menyahut pelan, “Wah, enak banget Mas Beni makan-makan di luar, mana nggak ngajak-ngajak!”
“Ya udah sana temenin Dila, biasanya malam nggak rame kok. Paling cuma orang potong rambut!” usir Irma halus. Ia sedang tak ingin membahas Beni dan kegiatannya di luar rumah.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Hulatus Sundusiyah
gathering apaan mas ben...
2024-10-01
0
🍁мαнєѕ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
penisirin Mas Beni ngapain
2024-03-02
0
Ali B.U
lanjut
2024-02-22
2