Mendengar suara dingin milik Max, Silka mundur beberapa langkah menundukan kepalanya. Ia hanya diam tanpa banyak bicara.
"Kau masih mencoba berlaku seolah tak melihatku?" Kembali, suara dingin Max membuat gadis itu tertekan.
"Ingat, semenjak beberapa hari lalu, kau adalah istriku! Bukan kah aku sudah mengatakan bahwa kau hanya boleh keluar rumah hanya sekedar untuk kuliah saja? Kenapa kau berani pergi tanpa mengatakan satu kata pun kepada siapa pun orang yang ada di rumah ini? Kau pikir, kami semua ini apa?" Max mengatakannya dengan nada penuh penekanan.
"Aku tidak mau menjadi istrimu!" bisik Silka.
Max memasang senyum sinisnya. "Kau pikir kau memiliki pilihan?" Max berjalan semakin mendekati Silka. Dengan kasar ia menarik dagu gadis yang berpenampilan memakai kacamata itu.
Wajah Silka mendongak menatap Max dengan nanar. Silka bisa melihat senyum sinis dari bibir pria yang mengancam akan memb*nuh ayahnya jika tidak mau menikah dengannya.
"Apa yang kau inginkan dariku? Kenapa harus aku? Bukan kah banyak wanita lain yang lebih cantik di luar sana?"
Max berdecak menarik wanita yang menjadi istrinya menjadi semakin mendekatkan Silka pada dirinya. "Aku menginginkanmu. Kau adalah milikku! Hanya aku yang boleh berkuasa atas dirimu!" Max menc!um paksa bibir milik Silka.
Silka merasa terh1na mencoba mendorong Max. Namun, tubuh kekar milik Max tak bergerak sama sekali untuk menjauh. Malah, tangannya kini mulai liar menyentuh dan m3r3mas dada wanita yang telah bergejolak ingin lepas darinya.
Amarah Silka semakin kuat dan tangannya mulai mengepal. Silka melayangkan tinju tepat pada ulu hati Max. Tubuh Max tersentak, c!uman paksanya terhenti. Dengan datar ia melepaskan Silka.
Tanpa mengulur waktu, Silka beranjak dan berjalan cepat menuju kamarnya. Max kembali tersenyum. Kali ini ia mengusap dagu tampak puas dengan apa yang baru saja ia dapatkan.
"Ini lah Silkana Aquela yang aku tahu." Ia mengusap bagian perut yang baru saja mendapat bogem mentah. "Seorang bersabuk hitam ternyata kuat juga." Max menatap tangannya yang sengaja memainkan dada Silka. Alisnya naik sebelah.
"Kapan kau bisa mengenali aku?" Max masih memasang wajah datarnya dan beranjak.
Sementara itu, di dalam kamarnya Silka terlihat penuh amarah memeluk dirinya sendiri. Ia sungguh merasa terhina oleh perilaku laki-laki b1adab yang memaksa untuk menikah dengannya.
Silka mengeluarkan amarahnya dengan memukul, meninju, dan menendang angin hingga tenaganya benar-benar terkuras dan habis. Ia meluapkan seluruh tenaga yang dimiliki pada setiap bagian di kamarnya yang sangat luas itu. "Bastaaard! Sialaaan! Laki-laki kurang ajar! Kubun*h kau!" teriaknya meluapkan emosi yang sudah tidak bisa ia bendung.
Setelah tenaganya benar-benar terkuras, keringat telah membanjiri setiap inci pada kulitnya. Silka menghempaskan diri pada ranjang sangat empuk dan sangat besar itu.
"Awas kau, kurang ajar!" Tetapi, kali ini suara Silka terdengar semakin lemah. Silka memukul-mukul kasur empuk itu.
"Bastard! Bastaaard! Kenapa aku harus ditimpa kesialan bertubi-tubi seperti ini?" ringisnya.
Air mata Silka pecah dan ia menangis dalam beberapa waktu. "Dad, kenapa? Kenapa? Padahal, hanya Daddy lah tempatku bertumpu. Kenapa? Kenapa kau tega menjualku pada baj1ngan kep4rat itu?"
Silka kembali membenamkan wajahnya sedikit berputus asa. Tepat seminggu lalu, Max dan gerombolannya mendorong tubuh ayahnya yang penuh luk4 dengan senyuman sinis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Lily
Max dan silka apakah sahabat kecil ?? Atau kah silka pernah menolong max di masa lalu yg menimbulkan rasa cinta monyet menjdi cinta yg tak terlupakan ?? 🤔🤔 Dan kini max menjerat silka dgn alasan seorang ayah menjual anak nya ?? 😥😥😥
2023-06-16
2