Sesuai janji mereka semalam, sekarang mereka sudah berada di taman kota. Tyo dan Dhea sudah berlari sekitar 1 jam lamanya. Tyo tampak sama sekali tidak kelelahan padahal Dhea sudah hampir tidak bernafas lagi. Dhea begitu heran dengan pamannya itu, padahal ia sudah tidak sanggup lagi untuk melanjutkan joggingnya.
Ia berhenti karna sudah sangat lelah. "Uncle, Dhea uda gak sanggup lagi, hah, hah, hah. " Meletakan kedua tangan diatas lutut berusaha mengatur nafas nya yang terengah- engah.
Tyo menoleh kebelakang dan mendapati Dhea yg tidak terlalu jauh dibelakangnya, "Dhea capek? " tanyanya berjalan menghampiri keponakannya itu.
"*Ya*iyala capek! pake tanya segala! gak liat apa, aku yang udah hampir gak bisa nafas gini, dan dia masi bilang 'Dhea capek'. Dasar ck"
Batin Dhea
"Uncle gak capek apa? " tanyanya balik dan mengabaikan pertanyaan yg dilontarkan Tyo barusan.
"Gak sama sekali tuh" Dhea melongo. Setelahnya dia merubah ekspresi menjadi datar.
"Yaudah si wajar aja kayaknya, kan uncle cowo ya jadi punya kekuatan double gitu la ya kan. "
Batinya lagi.
"Udah ah uncle larinya, Dhea udah cape banget ni," ia menjatuhkan dirinya diatas rumput.
"Uncle kita pulang aja yuk?. "
Melihat Dhea yg memohon,Tyo pun menjadi tak tega. Ia pun menyetujuinya.
"Yaudah ayok" menduduk kan dirinya di depan Dhea dan menunjuk punggungnya. Ia bermaksud untuk menggendong keponakanya itu.
"Hah" Dhea tak paham, mode oon nya datang.
"Sini naik, kan katanya mau pulang. "
Dhea menjawab dengan ber'oh saja lalu mulai menaiki punngung pamannya. "*En*ak banget dah gak capek kan gua jalan" dasar lu Dhea, mau enaknya aja. pikir author.
Tyo menggendong Dhea sampai ke dalam mobil dan ia pun juga ikut masuk kemudian mulai menyetir. Mobil pun mulai melaju membelah jalanan meninggalkan taman kota menuju ke Apartement Tyo. Babay taman.
***
Sampai di Apartement Tyo, mereka berdua tidak langsung mandi melainkan langsung sarapan. *C*k jorok sekali.
Saat ini keduanya sedang berada dimeja makan, tak ada percakapan sedikitpun diantara mereka berdua. Mereka tampak menikmati hidangan yang ada diatas meja makan. Terlihat Tyo yg pertama menghabiskan nasi gorengnya. Sedangkan Dhea masih asik dengan burger nya gaesss,, bagi bagi donk De, gausah pelit deh ya.
"Ayah sma bunda kamu belum ada kasih kabar kalau mereka udah nyampe?", katanya sambil memperhatikan Dhea yg masih sibuk melahap makananya. Menurutnya keponakanya itu sangat lucu ketika sedang makan. *K*atanya ya bukan kataku, batin author.
Dhea menggeleng pelan, dan menyeruput segelas susu putih hangat miliknya. "Enggak tuh, terakhir kemaren waktu mereka trannsit." Dhea juga ikut menatap kepada sang paman yang ada di sebrangnya. Sejenak mereka saling tatap menatap, dan terdiam sebentar. Kedua orang itu sibuk dengan pikiranya masing masing sampe Dhea berucap...
"Uncle, Aunty Tania kok gak pernah keliatan ya? " tanyanya memecah keheningan yang ada.
"Aunty Tania sedang ada Diparis sayang, belakngan ini dia sangat sibuk dengan pemotretannya."
"Kok gitu sih uncle, kan harusnya tetap stay disini,"
Tyo mengedikkan kedua bahunya. "Entahlah, Uncle juga bingung." ucapnya dengan memasang wajah cemberut.
Dhea terkekeh sendiri dengan tingkah Pamanya. "tolong ya Uncle, tampang di amanin,"
Tyo semakin cemberut. Dhea yang melihat itupun semakin menguatkan tawanya lalu menghampiri sang paman yg duduk di sebrang bangkunya.
Dhea menangkup kedua pipi Tyo dan mencubitnya. Ia juga menarik bibir tyo yang membentuk senyuman yang lebar. Lebar banget malah.
Bukanya marah Tyo malah ikut tertawa. Kemudian ia menggelitik pinggang keponakannya.
"Uncle aww, uncle ih, uncle geli," Dhea tertawa terbahak-bahak dan berusaha menghindar dari gelitikan maut si uncle nya. Bukanya melepaskan Tyo malah semakin semangat.
Akhirnya Tyo melepaskan gelitikan nya karna merasa kasihan dengan keponakanya. Ka pun menjatuhkan dirinya di samping Dhea yang tergeletak diatas lantai karna ulahnya barusan. Dhea berusaha mengatur nafasnya dan menoleh kesamping dan mendapati Tyo yg juga sedang menatapnya. Lama bertatap akhirnya mereka pun tertawa kembali.
Entah apa yg diketawain saya pun tak tahu.
"Udah ah capek," berusaha bangkit dari tidurnya. Ia sudah lelah tertawa dan tenggorkanya sangat haus.
"mau kemana," Tanya Tyo menahan lengan Dhea untuk beranjak.
"Minum uncle, cape banget." Berusaha bangkit tapi tanganya masih ditahan oleh Tyo.
"Jangan lupa, abis itu kamu belajar, uncle ajarin ya?". Dhea mengangguk. siapa juga yang nolak diajarin sama si babang profesional yang udah sukses. Awww aku pun juga maulah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Sulastrie Herlina
mudah2an adek angkat ia thor,,,,
2022-11-15
0
liliyen_tong
bisa khilaf daku
2021-01-05
1
Ali Ridho
heem heem
2020-12-15
1