Lanjutttttt!!!!!!
Please jangan pelit like donk....
Setelah makan malam, Bik Nur sang asisten rumah tangga pamit undur diri karna memang sudah waktunya ia pulang. Yah, si bibik tidak tinggal diapartement itu namun ia akan datang pagi dan pulang ketika malam tiba.
rumahnya tidak terlalu jauh dari apartement Tyo. Jadi wajar saja ia bisa bolak balik. skip.
Karna tidak ada kegiatan, Dhea memutuskan untuk menonton drama korea diTv. Ia menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa sambil fokus menonton, tak lupa juga keripik kentang kesukaanya dengan segelas jus mangga.
Ketika sedang asik menonton, Dhea mendengar pintu apartement yang terbuka. Ia tahu siapa orang yang baru saja masuk itu. siapa lagi kalau bukan uncle Tyo. Tyo tak menghiraukan dan masih fokus pada tontonannya.
Tyo yang melihat Dhea yang sedang bersantai didepan layar Tv lantas mengampirinya. Ia mengambil posisi duduk disamping keponakanya itu. Karna tak ada respon dari sang keponakan ia berdehem.
"Ekhemmm... " Dhea tersadar jika pamannya itu sudah duduk disampingnya. Lantas ia meletakan cemilanya keatas meja lalu meneguk jusnya dan berkata..
Ia menoleh kearah pamanya "eh uncle. kapan sampainya? " Tanyanya yg pura pura tidak tahu. Hanya berbasa basi saja pikirnya, "Uncle abis dari mana? kok aku ditinggal sendirian? "
memajukan bibirnya dan wajah cemberut juga tentunya.
Tyo terkekeh, "Uncle abis ketemuan dengan pihak manager hotel yang akan menjadi tempat resepsi pernikahan uncle nanti sayang. "
Dhea hanya ber'oh ria saja. "Awww" ringisnya sambil memegang pipinya yang baru saja dicubit oleh sang pamannya.
"Kamu tuh ucul banget Dhea, sayang" Tyo mencubit gemas pipi sang keponakanya lagi.
"Ih uncle, sakit tau" memukul pelan lengan sang paman. " Itu apa paman?" tanyanya sambil menunjuk kantong kresek berwarna merah diatas meja. Ia penasaran, siapa tahu isinya makanan pikirnya, dari pada nganggur mending gasss.
"Oh iya paman lupa. kue coklat kesukaan mu sayang." Mengambil kantong kresek tersebut dan memberikanya kepada Dhea.
Matanya berbinar senang. 'Pas sekali' pikirnya. Ia dengan senang hati menerima, karna memang lagi kepengen.
"makasih uncle", mengecup seklias pipi Tyo. Tyo pun tersenyum kepada Dhea. Ia mengacak gemas rambut panjang dhea.
"Yaudah uncle mandi dulu ya" katanya hendak berdiri namun sebuah tangan kecil memegang lengan nya yang otomatis menghentikan langkahnya.
"Uncle uda makan apa belum?", tanya Dhea lalu melepaskan genggaman tangannya.
"Uda sayang, kamu sendiri?" tanyanya balik. Dhea mengangguk, dan Tyo pun melanjutkan langkahnya kelantai atas.
Setelah selesai melaksanakan mandinya, ia menghampiri Dhea yang masih stay didepan Tv yg menampilkan drama korea sambil menikmati Kue coklat kesukaannya. Ia tersenyum dan ikut bergabung dengan Dhea. Ia duduk disamping Dhea dan ikut menonton.
Dhea menoleh kepada pamannya. Di lihatnya pamanya itu sudah memakai pakaian biasa dengan celana jeans selutus serta kaos berwarna putih polos yang menampilkan badan kekar sang Tyo.
Ia kembali fokus pada tontonannya. Namun setelahnya ia menoleh lagi kepada pamanya yang ada disampingnya.
Tyo pun yang menyadari kalau ia sedang ditatap oleh keponakanya, ia kemudian menoleh kepada orang yang menatapnya. Tyo mengkerutkan kening karna melihat sorot mata Dhea seperti memohon kepadanya.
"Kenapa, mmm."
"Bantal! " kata Dhea masih dengan wajah memohon.
"Hah? " ia tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Dhea.
"Boleh pinjam paha untuk jadi bantal" Dhea berucap lalu menundukkan kepala karna takut ditolak.
Pria itu terkekeh oleh tingkah lucu Dhea "Owhhh, bantal toh. Yaudah sini." Menepuk pahanya.
Dengan senang hati Dhea tidak menolak. Ia merebahkan kepalanya di atas paha sang paman kesayangnya itu.
Tyo mengusap lembut kepala keponakanya sambil menatap gadis itu lekat. "Gimana sekolahnya Dhea?". Tanyanya masih dengan pandangan lurus kearah Tv.
Dhea melirik sebentar kepada Tyo. "Ya gitu deh uncle. Minggu depan kami UAS dan minggu depanya lagi UN." Ia yang teringat soal ujian pun langsung menjadi sedih. ia takut tidak lulus. Tyo yang melihat itu pun langsung paham.
"Kamu pasti bisa sayang. Kalau kamu mau Uncle bisa mengajari mu," Tyo tersenyum untuk menenangkan sang keponakan.
Dhea yang mendengar itu pun lantas bangun dan duduk kemudian mengedip-ngedipkan kedua matanya seolah tak percaya.
"Uncle serius?" tanyanya memastikan. Tyo mengangguk tanda setuju. Karna sangking girangnya Dhea, ia langsung memeluk Tyo dengan erat. Dia sangat senang. Kapan lagi bisa diajari sang profesional pikirnya.
"Makasih uncle" melepaskan pelukanya, dan kembali merebahkan kepalanya di atas paha sang uncle.
Setelah lama menonton akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke kamar masing masing untuk tidur. Karna besok adalah weekend dan mereka memutuskan untuk jogging bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
liliyen_tong
bisa khilaf aku kalo jadi Dhea...mana tahan ...tp Dhea belum tau ya uncle angkat
2021-01-05
2
Riana Rinanda
Banyak novel gak ada visualnya
2020-12-20
1
Ali Ridho
visualx ya kak biar LBH seru
2020-12-15
2