Malam i ini Alfa betul-betul merasa sedih kerena Alfa baru tahu gadis kecil yang selama ini dia cintai itu sama-sama dijodohkan,kenapa baru sekarang Radiza bicara padanya.
Alfa benar frustasi saat ini memikirkan tentang gadis itu dan dirinya disisi lain dirinya sudah tidak ada harapan bisa menolak keputusan Orang tuanya ,mereka tidak akan mau untuk membatalkan perjodohan dirinya dengan pilihan mereka.
"Sudah Al, tenangkan diri lo dulu." kata Vais ikut sedih melihat nasib temannya itu, hidupnya betul-betul ditangan orang tuanya, begitu juga dengan jalan untuk kebahagiannya.
Alfa benar-benar tidak bisa memilih jalan untuk dia bisa memilih pasangannya sendiri, saat ini alfa terpuruk kerena dia juga baru tahu Radiza mencintainya, gadis itu pasti sangat sedih saat ini.
"Gue tidak tega melihatnya menagis Is, gue terluka saat dia menagis tadi. " kata Alfa pelan dan tidak bersemangat itu.
"Terus lo harus apa, apa bisa lo buat dia bahagia Al, coba lo pikirkan itu, sedangkan lo jiga diposisi yang sama saat ini, nasid kalian benar-benar tidak bisa gue bayangkan, hidup sebagai anak orang kaya dan pengusaha sukses seperti lo pasti banyak diminati." kata Vais apa adanya.
"Memang itu kebenarannya, diri gue tidak bisa bebas menjalankan hidup dengan orang yang gue cintai, tidak seperti lo, tidak pernah dilarang orang tua lo dan tidak membatasi hidup lo.tapi gue banyak uang dikelilingi dengan kemewahan tapi tidak dengan pilihan hidup gue." kata Alfa sangat sedih saat ini.
"Terus apa yang bisa lo buat untuk kedepannya, apa Radiza bisa menerima saat diri lo juga akan menikah dengan pilihan orang tua lo?? " kata Vais kembali menatap sahabatnya itu tengan serius.
"Aku gak bisa berpikir sekarang Is, otak gue lagi kacau." kata Alfa beranjak masuk kedalam dan meningalkan Vais berdiri sendiri dibalkon apartemen milik sahabatnya itu.
"Bisa gila otak gue, jika memikirkan kehidupan dan sudah menjadi tradisi para pengusaha dengan perjodohan anak mereka, tampa memikirkan hati mereka." ucap Vais bicara sendiri disaat Alfa masuk kedalam apartemen kembali.
Alfa berjalan kearah kulkas dia mengambil 2 bungkus indomi rebus dan dua butir telur, Alfa mengambil cabe yang baru dibelinya tadi, dan memotong bawang dan daun bawang itu kecil juga tidak lupa dia mengiris cabe rawit yang diambilnya.
Alfa memasak indomie yang sudah diambilnya tadi dengan santai dia tidak mau terlalu memikirkan apa yang membuatnya sedih.
Vais memperhatikan temanya itu memasak dengan santai, Alfa sudah terbiasa dengan hidup sendiri beberapa tahun di Amerika dia tidak pernah belanja diluar, dia memilih masak dari beli.
Sifat Alfa sama dengan Naysha tidak mau menghabur-hamburkan uang begitu saja, dia malah memilih mengasih pada orang lain yang lebih membutuhkan dari pada menghabiskan uang dengan tidak jelas.
Dua mangkok mi sudah siap diatas meja Makan diruangan itu, Alfa duduk dengan santai disamping Vais.
"Lo makan mi nya, jangan melihat gue terus." kata Alfa santai.
"Udah hilang suntuk lo?" kata Vais dengan biasa saja bicara pada Alfa.
"Makan saja tolol Jangan bicara lagi, itu dingin mi lo." kata Alfa tidak mau berdebat lagi dengan Vais.
Vais juga tidak mau lagi melajutkan Kata-kata nya itu, kerena jika dia masih bertanya akan membuat Alfa sedih dan sangat kecewa saat ini.
**
Lain ditempat dan kota lain saat ini Dita dan Dion saat ini lagi bicara dengan sahabat mereka.
"Bagai Mana?" kata Dita Pada Naysha.
"Aku sudah bilang sama Alfa dia menolak tapi tidak tahu besok, kamu tahukan putraku itu tidak akan bisa menolak kata dan keinginan aku selama ini." jawab Naysha santai saat ini."terus bangai mana dengan putri cantik aku itu, apa dia mau dijodohkan, kerena aku tahu wataknya sama kayak kamu ta??" kata Naysha ingin tahu.
"Ahhh" desah Dita sebelum menjawab kata sahabatnya itu. "kamu sudah tahu jawabannya Nay, bangai mana putri aku, dia masih tidak mau menerima perjodohan ini, mala aku sudah kenak ancam duluan olehnya." kata Dita dengan sendunya.
"Memang dia itu gadis nakal. "kata Naysha agak sedikit terseyum saja mendengar keluhan Dita.
"Aku rasa Alfa pasti sangat kecewa kerena perbuatan kita ini Nay, tega bangat kita mempermainkan perasaannya, dia sangat mencintai putriku, malah kita bikin rencana yang membuatnya kecewa." kata Dita sangat kasihan pada Alfa.
"Biarin saja, sampai mana dia mencintai putri kamu Ta, bisakah dia memperjuangkan Radiza , apa dia menyerah saja dengan keputusan kita ini, pada hal ujung-ujungnya mereka akan tetap menikah dengan orang yang inginkannya." kata Naysha santai.
"Tega bangat kamu buat Alfa kecewa, apa kita terus terang saja ya, aku gak tega bohongi mereka Nay, kasihan dengan hati mereka." kata Dita kembali.
"Biarin saja, awas saja kamu sampai bicara aku tidak akan mengampuni kamu." kata Naysha penuh tekanan pada sahabatnya itu.
"Sahabat gila kamu, dari dulu tidak pernah berubah kamu Nay." kata Dita hanya pasrah saja atas ucapan sahabatnya itu.
Dion yang mendegar perbincangan mereka hanya diam saja, Dion membiarkan apa yang direncanakan oleh kedua wanita itu.
Begitu juga dengan Givan hanya diam saja mendengar perbincangan istrinya itu dangan istrinya Dion, mereka mencoba menguji cinta Putranya pada putri Dion, apa Alfa akan bisa pasrah saja saat mendengar Radiza akan menikah dengan orang lain, apa dia akan memperjuangkan gadis yang sudah lama dia cintai itu,saat ini hanya itu yang ada dipikiran Keempatan dari bersahabat itu.
Givan bangkit dari duduknya dan berjalan dari sofa dikamarnya itu kearah tempat tidur menyusul istrinya saat ini baru saja siap bicara dengan Dita.
" Kamu senang sepertinya bikin mereka menderita menahan hati yang gak bakal bisa memiliki sesuatu yang akan jadi miliknya juga di akhir ceritanya nantik?? " kata Givan berbaring santai disamping istrinya yang masih duduk.
"Diamlah Mas aku ingin melihat putraku itu, seperti apa dia memperjuangkan cintanya, apa dia kali ini akan mengikut saja kata kita." kata Naysha tersenyum penuh arti.
"Sayang kamu bisa juga bikin Alfa kecewa sama kamu, Ammm kayaknya dia akan mengikuti apa kata kita, aku tahu watak putraku itu dari kecil,dia pasti tidak akan pernah lihat bundanya sedih dan kecewa pada kamu sayang." kata Givan bicara.
"Kita lanjutkan saja permainan ini sampai harinya datang Mas, aku ingin tahu seperti apa Alfa reaksinya pas mereka bertemu nantik pas dihari pertunangan mereka, isss pasti lucu Mas, aku ingin ketawa saja jika membayangkan wajah kaget putraku, melihat wanita yang akan menjadi tunangannya." kata Naysha penuh kebahagian.
"Sudah tidur sini, biar aku peluk, jangan suka bayangin yang aneh-aneh saja kamu." Ucap Givan menarik istrinya itu berbaring disampingnya dan memeluk istrinya itu dengan rasa cinta yang selalu besar untuk nya.
Seperti itulah kebahagiaan Givan dan Naysha sapai sekarang mereka selalu bahagia ,cinta mereka memang cinta yang tidak bisa dipisakan, mereka memang pasangan sejati.
**********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments