PENDOSA

Jenny Lucia

Mereka akan mengatakan bahwa aku pendosa, tapi bukan salahku jika para pria tergoda denganku.

Mereka terpikat padaku secara alami, bahkan kadang tanpa aku harus menggoda. Setiap orang memiliki kebutuhan fisik dan emosional. Dan inilah aku yang selalu mengejar kebutuhan emosionalku, tidak peduli hati siapa yang akan hancur, jika pria mereka berlutut padaku aku akan menerimanya, bukankah mereka yang menawarkan???

Tapi aku tidak pernah sekalipun tidur dengan pria beristri, itu suatu pantangan, tapi jika tuan Ruby menerimaku, maka dia akan menjadi yang pertama. Tapi kuharap dia benar-benar yang pertama. Aku sudah banyak membayangkan hal-hal apa yang akan kami lakukan di dalam ruangan kerjanya jika kami benar-benar bersama. Itu menyenangkan.

Senyum manisku tidak pernah berhenti. Salma sangat menyukaiku, dia berfikir bahwa aku orang yang ramah dan berbudi, tapi kuyakin dia akan berubah pikiran jika tahu hal-hal apa yang aku fikirkan tentang direktur.

“Tuan Ruby pasti senang memiliki sekretaris sepertimu. Muda, bersemangat dan menyenangkan.” Salma menatapku penuh kasih.

“Benarkah itu? Apa dia akan merasa seberuntung itu?” Tanyaku polos.

“Ya tentu saja, kau tahu asisten rekannya hampir semuanya paruh baya. Kamu mengerti maksud ku? Lalu dia sekarang punya asisten yang energik, dan tentu saja kamu akan lebih cepat tanggap karena usiamu.”

Salma sangat baik dan pintar. Dia dengan sabar dan kasih mengajariku setiap apapun hal yang harus ku ketahui. Aku mencatat detail di buku catatan kecilku. Tentang jadwal, event-event penting, tamu-tamu penting bahkan sampai makanan dan minuman yang disukai atau yang selalu menjadi pilihan direktur.

“Apakah dia selalu memesan hotdog disini? Apakah ini seleranya?” tanyaku sambil melihat setiap daftar menu kesukaan direktur.

“Aku tidak tahu tapi mungkin iya, dia terbiasa memakannya karena istrinya yang merekomendasikannya. Nyonya Ketrin tidak sering datang kesini menemui direktur, tapi Tuan Ruby sangat mencintai istrinya, dia sering memberikan kejutan berupa hadiah maupun Bunga kepada istrinya.” Ya aku menyesal bertanya, aku tidak ingin mendengar cerita apapun tentang bagaimana Ruby mencintai istrinya.

Salma meletakkan sejumlah dokumen dan daftar nama-nama “Disini sudah lengkap , kamu tidak perlu terlalu hawatir mengenai pekerjaanmu, karena direktur sangat baik, dan juga kamu akan sering pergi ke luar negri bersama direktur, jadi ku harap kamu berusaha untuk menjaga staminamu."

“Ya pasti, dan ngomong-ngomong aku mendengarnya mengatakan bahwa dia memiliki seorang putri seusiaku?” Sebenarnya aku hanya ingin tahu pasti tentang usia direktur.

“Putri pertamanya berusia 20 tahun, dan dia akan segera lulus dari universitas pada tahun ini, lalu putranya berusia 4 tahun. Direktur berusia 43 tahun, suaminya mungkin sekitar 39 tahun, mereka menikah muda dulu."

Salma menjawab pertanyaanku dengan cukup baik, memikirkan usia Tuan Ruby membuatku sangat bersemangat, dia sudah 43 tahun namun masih gagah dan tampan, dia 18 tahun lebih tua dariku, itu menarik. Kurasa bukankah aku akan berhasil mendapatkannya? Aku sangat percaya diri tentang ini.

Setelah ku pikirkan lagi tentang bagaimana Tuan Ruby mencintai istrinya, aku berubah pikiran tentang ingin melepaskan cincin perkawinannya, bukankah lebih menyenangkan saat dia bercinta denganku dengan cincin kawin melingkar di jarinya? Itu seperti hanya akan menjadi sebuah aksesoris yang tidak berarti.

“Ini daftar nama yang selalu datang kesini, termasuk teman atau sahabatnya, kamu bisa langsung mempersilahkan mereka masuk menemui direktur, namun jika orang itu tidak ada dalam daftar maka mereka harus membuat janji temu dulu dengan direktur, Tuan Ruby tidak suka membuang waktunya untuk orang asing. Tolong diingat itu.”

Aku membaca daftar nama-nama itu, urutan teratas tertera nama tuan Daniel yang mewawancaraiku, lalu Sean. Kurasa mereka sahabatnya

“Baik, aku akan mengingatnya."

Jam menunjukkan pkl 12:44

Karyawan lainnya sedang makan siang, tapi aku sibuk merapikan catatanku tentang jadwal Tuan Ruby. Aku ingin sebaik mungkin menarik perhatiannya.

“Halo, selamat siang." Senyum manis dan nakal terpancar dari mata pria itu. Dia Tuan Daniel yang meloloskanku dalam wawancara, tidak bisa ku pungkiri dia sangat tampan, jika aku tidak bertemu dengan Tuan Ruby, aku rasa aku akan bersedia bermain-main dengannya.

“Selamat siang Tuan Daniel, senang bertemu denganmu,” Aku membalas kerlingan matanya, aku tidak perlu sungkan pada pria pemain sepertinya.

"Waah temanku benar-benar beruntung memiliki asisten yang cantik dan seksi sepertimu.” Dia menyeringai, tentu saja dia dan aku sepertinya sama, lugas dan berani. Aku suka itu, dia penggoda yang bagus karena dia tampan.

“Terima kasih pujiannya Tuan Daniel."

“Hey kau tahu itu bukan pujian bukan? (dia kembali tersenyum nakal) sampai jumpa lagi cantik." Dia mengedipkan mata padaku dan berjalan memasuki ruangan Tuan Ruby.

...****************...

"Bagaimana hari pertamamu di kantor? apa semua berjalan dengan baik?" Lucas sahabatku, bertanya saat aku memeluknya dari belakang, mengganggunya saat sedang memasak.

"Ya sangat baik dan menyenangkan " Dia mengenalku dengan sangat baik, dia sahabatku tapi aku mencintainya seperti seorang saudara. Kami tinggal bersama sejak 7 tahun yang lalu, aku hanya punya dia dihidupku yang suram. Saat aku kabur dari rumah, saat itu dan sampai sekarang dia selalu membantuku dan mengayomiku. Aku pernah befikir mungkin akan bahagia jika dia kekasihku, tapi kenyataannya kami benar-benar mencintai seperti saudara, dan sekarang dia sudah punya kekasih. Aku bahagia untuknya, kekasihnyapun juga sangat menyayangiku. Tapi mereka sering LDR, karena Rania pacarnya sering ke luar negri.

Jadi sekarang aku sudah tinggal sendiri karena dia bersama kekasihnya, dia memberi apartemennya yang ku tinggali saat ini padaku. Namun dia sering datang berkunjung, membersihkan apartemenku atau hanya untuk sekedar memasak dan pergi.

"Jadi dia seksi?" Aku tertawa mendengar pertanyaannya.

"Sangat dan sangat seksi, sayang sekali dia sudah menikah." Aku berbisik senang padanya.

"Hentikan itu jangan membuat onar." Dia berbalik menghadapku, membalas pelukanku. "Jangan sakiti dirimu sendiri dengan menyukai pria beristri."

"Kenapa kau ingin aku berhenti? aku benar-benar menyukainya," aku sedikit merengek.

"Kau tau maksudku, aku mencintaimu dan hanya ingin kamu baik-baik saja."

"Aku juga mencintaimu dan aku akan baik-baik saja," mengeratkan pelukanku, dia sangat peduli padaku, aku tahu itu.

"Kau sangat keras kepala ( mengetuk pelan dahiku) aku memperingatimu, aku serius jangan bermain-main dengan pria beristri."

Aku tidak menjawabnya, selama ini aku selalu mematuhinya karena dia sangat peduli padaku, tapi untuk kali ini, aku benar-benar ingin tidak patuh. Kali ini saja.

"Kau memasak apa? Baunya sangat harum" melepas pelukan, berusaha mengalihkan perhatiaannya.

"Aku memasak semua makanan kesukaanmu, cepat ganti pakaian dan mandi, lalu kita akan makan bersama."

"Oke baiklah saudara dan sahabatku yang paling baik sebumi ini," aku mencium pipinya dan berlari pergi ke kamarku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!