AMBISI

Sebelumnya aku telah banyak menjalin hubungan, entah dengan pria muda seusiaku atau sedikit lebih tua dariku. Tapi pria di depanku saat ini bagaikan sebuah Hadiah Utama yang benar-benar langka. Namanya dengan cepat melekat dalam fikiranku sebagaimana aku mengingat namaku sendiri.

Dia mengenakan jas coklat muda diatas kemeja putihnya. Dan celana coklat tua yang terlihat pas dipahanya. Tubuh dan pakaiannya Nampak sempurna seperti saling melengkapi. Rambutya terurai sedikit menutupi sebagian dahinya, aku berfikir bagaimana rasanya meyapu mereka dengan jari-jariku yang cantik. Meskipun tatapannya dingin dan tajam, tapi itu sama sekali tidak membuatku gugup, bahkan itu hanya membuatku sangat bersemangat. Dia telah memanah tepat dihatiku.

Mungkin Tuan Ruby berusia pertengahan empat puluhan. Jika dia lebih tua dari itu, maka dia terlihat jauh lebih muda dari usianya. Dia tinggi dengan bahu lebarnya, rahangnya terlihat sangat kuat dan seksi.

“Ini Jenny yang dipilih tuan Daniel untuk menjadi calon sekretarismu. Aku akan menyerahkannya denganmu, tuan Ruby,” Salma membungkuk pada pria tampan yang telah merenggut hatiku. Salma kembali menatapku dan tersenyum ramah.

“Sampai jumpa lagi di luar Jenny." Aku mengangguk dan tersenyum, sebelum menyerahkan segala atensiku pada pria tampan pria idamanku.

“Selamat pagi Tuan,” Aku menyapanya dengan sangat ramah. Aku ingin memberinya kesan yang baik untuk hari pertama dan tentu saja hari hari selanjutnya.

“Selamat pagi Jenny."

Dia mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Tangan kekar namun halus, dengan urat nadi menonjol seksi di sekitar lengannya. Tapi aku melihat sebuah cincin berwarna perak melingkar di jari manisnya. Sial dia sudah menikah.

Dia memberiku senyum hangat dan kemudian aku menyadari, tanganku semakin mengerat di tangannya tanpa sadar.

“Oh maaf, ini pertama kalinya saya melihat pria setampan anda,” aku tersenyum licik dan aku tahu dia dengan sadar melihat mataku yang sangat memujanya tanpa celah. Aku harap dia mengerti maksusdku.

Tuan Ruby hanya terkekeh mendengar kalimatku, sedikit kecewa namun tidak apa-apa setidaknya aku melihat pemandangan yang bagus.

“Terima kasih Jenny, silahkan duduk.”

Aku duduk dengan nyaman dan menatap wajahnya yang sedang memeriksa dokumen lamaranku.

“Berapa usiamu Jenny?”

“Saya berusia 25 tahun tuan,” suaraku benar-benar halus dan lembut, ku harap dia memperhatikan point ini.

Dia mengangguk perlahan “putriku yang pertama hampir seusiamu, dia berumur 20 tahun bulan depan”

Alisku mengkerut, mungkin dia dan istrinya menikah di usia muda, atau mungkin usianya lebih tua dari yang aku kira.

“Anda tampak muda dan gagah untuk memiliki putri yang seusia denganku Tuan Ruby.”

Matanya tetap fokus membaca setiap lembar resume ku di tangannya, aku ingin dia memperhatikanku, aku ingin dia melihat bagamana bibirku menyebut namanya. Jari-jarinya yang panjang dan tampak kuat terlihat sangat menggoda. Dia telah mengambil sebagian besar pikiranku.

“Jenny kamu sangat pandai dalam memuji seseorang.” Matanya menatapku dengan seksi.

Aku tersenyum seolah malu-malu. Aku orang yang berani dan percaya diri. Pria pujaanku yang ada didepan ku saat ini sudah menikah, tapi sepertinya itu bukan hal yang buruk bagiku, aku akan berusaha ekstra untuk membuatnya tergoda padaku. Aku ingin tahu seperti apa wajah istrinya. Tapi aku yakin dia tidak akan lebih cantik dariku.

“Tidak tuan, saya buruk dalam memuji seseorang, mungkin karena saya jarang menerima pujian dari orang lain. tapi saya senang anda menyukai pujian saya.” Aku bersikap rendah hati dengan berbohong,

Matanya tampak terkejut melihatku. “ Kau jarang menerima pujian? Mana mungkin, kamu sangat cantik Jenny, dan aku yakin pasanganmu akan selalu senang melihatmu.”

Aku benar-benar sangat senang, dia memujiku kan? Dia mengatakan aku cantik. Aku tidak bisa menahan senyum bahagiaku.

“Aku tidak punya pasangan Tuan Ruby, bahkan selama kuliah aku selalu fokus pada impian dan tugasku.”

Aku berbohong lagi, Tuan Ruby Nampak sangat percaya pada setiap kata - kataku.

“Itu bagus, kamu masih muda, dan kamu masih punya banyak waktu untuk menggapai setiap impianmu.”

“Tentu saja tuan, saya orang yang sangat berambisi.” Ada maksud lain dalam kata-kataku.

“Ya, perusahaan ini butuh karyawan sepertimu, yang berani lugas dan berambisi. Jadi baiklah Jenny, aku rasa kamu pilihan sempurna untuk menjadi sekretarisku, aku harap kamu bisa bekerja dengan baik, kamu bisa belajar terlebih dahulu pada salma terkait jadwal dan tugas-tugas menjadi sekretarisku, dan juga aku sering berpegian ke luar negri untuk pertemuan dengan klien, aku harap kamu tidak masalah dengan itu, karena kamu sekretarisku otomatis kamu juga akan berpergian denganku.”

“Oh tentu saja Tuan, aku akan bekerja keras untuk perusahaan ini, namun tuan aku ingin meminta maaf,” Aku membuat wajah sedih dan cemas.

“Meminta maaf untuk apa Jenny?”

Tuan Ruby pasti akan percaya padaku.

“Saat baru datang ke sini, saya sempat bertemu dengan kepala SDM di lantai bawah karena ada berkas yang perlu ditandatanganinya, namun saat disana…” Aku pura-pura ragu dan takut.

“Katakan saja Jenny.”

“ Dia secara tidak langsung menggoda saya dengan tatapannya dan kata-katanya, saya merasa tidak nyaman, bahkan dia menawarkan saya untuk menjadi asistennya dan akan menggantikan asistennya saat ini, tapi saya menolaknya dengan kurang sopan, sekali lagi saya minta maaf tuan.” Aku menundukkan kepalaku, berharap Tuan Ruby benar-benar akan percaya padaku.

“Dia menawarkanmu untuk menjadi asistennya?” aku mengangguk polos. “Kenapa dia ingin menjadikanmu asistennya? aku rasa aku harus menegurnya dan memberi peringatan. Aku minta maaf kamu harus mengalami hal semacam ini di hari pertamamu Jenny” Tuan Ruby Nampak sangat marah dan aku sangat senang. Kepala SDM itu pasti mengira bahwa aku akan diam saja. Tentu saja aku bukan orang yang akan tinggal diam.

“Terima kasih Tuan Ruby atas tanggapan anda, saya senang anda mempercayai saya.”

“Ya Jenny, sekali lagi maaf untuk kejadian itu dan selamat atas hari pertamamu di sini.” Tuan Ruby menyerahkan dokumen yang telah ditanda tanganinya padaku, aku menatap cincin kawinnya, aku bertekad untuk segera membuat Tuan Ruby melepas benda itu.

“Baik tuan Ruby, saya berharap dapat menjadi asisten yang baik untuk anda.” Ya maksudku bukan hanya baik dalam hal pekerjaan, aku rasa aku akan menghadapi hari-hari yang menantang kedepannya, dan aku suka itu.

...****************...

"Bagaimana Jenny dengan wawancaramu?" Salma langsung menghampiriku saat keluar dari ruangan Direktur.

"Berjalan dengan sangat baik dan aku telah resmi menjadi asistennya." Aku tersenyum bahagia.

"Sudah kubilang dia akan menerimamu."

"Tuan Ruby bilang kamu akan mengajariku tentang jadwal jadwalnya dan tugasku."

"Benar, ayo aku akan mengajarimu secara rinci."

Salma membawa ku ke tempat kerjanya, mengajariku dengan sangat rinci dan sabar, dia sangat mengayomiku, dan aku sangat terkesan dengannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!