Kalian ingin kembali ke Yifan?

Ming hui menggenggam erat giok putih berbentuk rubah itu, yah ini adalah kenangan terakhir yang di berikan oleh ayahnya sebelum kematian, saat itu seorang gadis berusia tiga belas tahun harus melihat kejadian yang begitu memilukan, ia sudah berlatih ini beladiri sejak muda hingga akhirnya ia di percaya untuk turun ke dunia perang sejak berusia 14 tahun, ia harus menyamar karena larangan dari sang ibu, sedangkan ayahnya?, Tentu saja sangat mendukung, sejak awal sang raja lah yang membantu Ming Hui untuk bersembunyi, memasukannya ke pelatihan militer karena ia yakin dengan kemampuan yang di miliki putrinya, ia menggenggam giok itu dengan erat, ia sudah bersumpah pada ayahnya saat itu, ia sudah bersumpah akan menjaga kerajaan dan seluruh keluarganya, Ming Hui menghela nafas pelan

"Ayah aku merindukan mu" Ucapnya dengan nada lirih, ia menghela nafas pelan sembari menatap langit, langit yang sama dengan di kerajaan, namun saat ini, ia sudah berada di kota kekaisaran untuk mencari tanaman yang bahkan tak ia ketahui bagai mana rupanya.

Hari beranjak senja, namun salju masih trun dengan derasnya, Ming Hui nampak meringkuk kelelahan akibat menempuh perjalanan, yang memang sangat melelahkan ini, perjalanan yang jauh membuat tubuhnya menjadi sedikit lemas, beristirahat adalah pilihan yang tepat

"Tuan, air mandinya sudah siap" Ucap pelayan membungkuk memberi hormat pada Ming Hui dan bahkan hanya di balas dengan gumam pelan saja

"Hmm" Ming Hui dengan enggan beranjak dari tempat tidurnya, Ming Hui tersenyum samar saat aroma nan begitu harum menyapa indra penciumannya, tentu saja, di bak mandi sudah mengapung kelopak bunga mawar putih yang menjadi bunga kesukaannya, dengan langkah pelan memasuki bak dan acara mandi di mulia, Ming Hui menikmati acara mandinya dengan tenag, aroma bunga mawar putih itu membuat tubuhnya terasa lebih rileks, hingga ia tertidur di sana, Setelah cukup lama berndam Ming Hui perlahan keluar dari bak mandi, pintu itu terbuka menampilkan sosok mungil Ming Hui yang hanya di Baluti  jubah tipis rambut hitamnya terurai indah dengan sedikit basah,

"Siapa yang mengizinkan kalian masuk ke kediaman ku" Ucapnya membulatkan mata karena terlalu terkejut, bagai mana tidak saat ini 3 orang pelayan di depan pintu kamar Ming Hui segera mencepol rambutnya asal, oh tidak penyamarannya bisa saja ketahuan jika begini, ia tak ingin membuat heboh, bagai manapun di masa ini status perempuan selalu di pandang rendah oleh dunia, jika statusnya di ketahui maka ini hanya akan mempersulit dan akhirnya hanya bisa  menimbulkan masalah bagi reputasinya

"Ampun tuan, kami di perintahkan oleh tuan besar untuk membantu tuan muda untuk berpakaian'' Ucap  sang pelayan berlahan mendekati Ming Hui, mendengar ini jelas saja membuat Ming Hui bergidik ngeri, apakah ia tak salah mendengar? membantu berganti pakaian katanya?, apakah kau bercanda?, Benar ini pasti bercanda

"Lie Chai, Lin Jing" Teriak Ming Hui menggema di seluruh kediaman, para pelayan pria tadi sudah menjatuhkan dirinya bersujud di hadapan sang tuan muda, tubuh ketiganya bergetar hebat, mereka Tampa sengaja menyinggung orang pengging, terlebih lagi Ming Hui sangat menyeramkan jika sedang marah

"Menghadap tuan" Dua gadis muda itu kini sudah berada di hadapan Ming Hui. Setelah mendengar suara menggelegar tuanya Lie dan Lin berlari untuk segera masuk ke kamar sang tuanya

"Apa saja yang kalian lakukan, mengapa membiarkan mereka memasuki kamar ku" Ucap Ming Hui pada kedua pelayan pribadinya itu, Matanya menyipit kesal, ia membawa ke dua gadis itu agar dapat membuat ibunya percaya dan melayaninya hingga tetap bisa menjaga privasinya sebagai putra mahkota dari Kerajaan Yifan, namun apa ini?, Kelalaian sudah di lakukan di hari pertama, apakah mereka benar benar ingin di kembalikan ke Yifan?

"Ampuni kami tuan, kami mengaku salah dan membuat tuan tak nyaman" Ucap Lie dan Lin bersujud di hadapan sang tuan muda, namun sayangnya sang tuan muda sudah terlanjur kesal karena kelalaian mereka

"Kalian ingin ku kembalikan ke Yifan?, Ingin kembali ke barak?" Ucap Ming Hui dengan nada datar sembari berbalik memunggungi Lin dan Lie yang masih berlutut dangan rasa bersalah, dan jangan lewatkan kepala yang tertunduk karena menyesal, sepertinya sang tuan muda itu dalam suasana hati yang tidak baik, dengan sedikit takut Keduanya serentak menggeleng, mereka jelas tak ingin di kembalikan, mereka sudah bersumpah untuk menamai dan menjaga tuanya ini, bagai mana bisa mereka membiarkan Ming Hui sendirian di kota kekaisaran yang penuh bahaya ini

"Tinggalkan tempat ini" Ucap Lin pada ke tiga pelayan pria itu, dan ketiganya bergegas meninggalkan kamar milik keponakan tuan mereka, uh ini akan menjadi pengalaman yang sangat mengerikan selama bekerja di sini, mereka lebih baik di pukuli tongkat panjang dari pada harus berhadapan dengan aura penekanan dari sang tuan muda ini, benar benar benar mengerikan

"Tidak ada yang boleh masuk tampa izin dari ku, kali ini kalian ku ampuni dan jika kesalahan ini terulang aku tak segan memisahkan  kepala itu dari tubuh kalian" Ucap Ming Hui dengan wajah datar, bagai mana tidak ia bahkan hampir saja ia ketahuan di hari pertama penyamaran, ia belum bergerak dan melakukan apapun bagai mana mungkin membiarkan dirinya terekspos begitu saja

"Aiyoo tuan, jangan marah begitu, mari saya bantu" Ucap Lie dan Lin berdehem pelan, setelahnya berdiri dan tersenyum kikuk sembari membantu tuannya mengenakan jubah, dan membantu mengeringkan rambut indah itu, mereka tak akan melakukan ke salahan lagi, mereka berjanji

"Aku akan membunuh kalian jika kalian membiarkan pelayan itu berada di kamar ku lagi, apakah kalian tau betapa terkejutnya aku?, Aku bahkan belum bergerak bagai mana mungkin bisa tertangkap begitu saja" Ucap Hui dengan nada datar, ia Mengangkat tangannya membiarkan kedua pelayan itu mengenakan pakaian dan menata rambutnya dengan rapi, bagai manapun saat ini ia adalah seorang tuan muda bangsawan tentu saja harus bersikap selayaknya seorang tuan muda

"Di mengerti" Ucap keduanya dengan  serentak, dan tentu saja di balas dengan senyuman kecil dari Huang

"Mari ke kota" Ucap Hui dengan nada nan begitu ringan jangan lewatkan senyuman lebar yang sudah terpajang di wajah tampannya itu, kemarahan bahkan sudah lenyap bagai tertelan angin, kini wajah imutnya sudah kembali ia bertingkah seakan tak pernah terjadi apapun sebelumnya, seakan wajah datar nan menakutkan sebelumnya tak pernah ia tunjukan, dan Tampa bersalah menunjukan senyuman lebar Tampa berdosa, ya Ming Hui memiliki keanehan yaitu suasana hati yang sering memburuk dan dalam sekejap apak kembali membaik, terkadang Lin dan Lie merasa bingung bagai mana tuan putri mereka ini memiliki pribadi seperti ini, kadang ceria dan kadang terkesan dingin dan percayalah itu adalah hal sangat mengerikan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!