Bab 5

Empat tahun kemudian ....

Seorang gadis bermata cokelat terang memandang ke arah langit-langit kamar apartemennya, kemudian mulai memasukkan barang-barangnya ke dalam koper. Gadis itu masih tidak menyangka jika empat tahun telah berlalu dan kini dia sudah menyandang gelar sarjana. Kini, adalah waktu baginya untuk kembali ke tanah air sebab tugasnya untuk belajar di negeri orang telah usai.

“Apa kamu yakin kalau kamu tidak mau bekerja di sini saja? Bukankah lapangan pekerjaan di sini sangat banyak dan tentunya gaji di sini lebih besar dari pada di Indonesia,” tanya teman satu kamar Clara yang bernama Prita, seorang gadis asal Indonesia yang juga menempuh pendidikan di luar negeri.

“Dari dulu, aku selalu tahu kalau aku ingin kembali ke Indonesia. Lagi pula, aku memiliki tanggung jawab pada perusahaan orang tuaku,” jawab Clara dengan santai.

Meskipun bukan anak kandung Nia dan Antonio, tidak bisa dipungkiri jika Clara adalah pewaris harta kekayaan Nia dan Antonio yang sah. Dari kecil bahkan Ansel sudah menjelaskan semuanya kepada Clara mengenai surat wasiat yang rupanya sudah dibuat oleh Antonio dan Nia jauh sebelum kecelakaan itu terjadi.

“Well, kalau begitu, aku harap kamu sukses di Indonesia,” ucap Prita. “Semoga juga kamu bisa lekas mendapatkan pacar!” selorohnya.

Clara menoleh ke arah Prita, kemudian mendengus. “Aku sedang tidak ingin memikirkan tentang itu,” gumamnya.

“Aku jadi penasaran siapa laki-laki yang sudah mengisi hati kamu sampai-sampai kamu tidak pernah mau berkencan dengan siapa pun di sini,” ucap Prita sambil menyandarkan tubuhnya pada sandaran tempat tidur.

Clara terkekeh. “Tidak ada laki-laki apa pun di hidupku, Prita.”

Meskipun sudah berteman selama empat tahun lamanya, Clara memang tidak pernah membicarakan tentang masalahnya dengan Ansel. Clara sengaja tidak ingin membahas atau bahkan menyebut nama Ansel sebab dia tidak mau memikirkan pria itu terus-menerus. Bahkan gadis itu sengaja mengabaikan Ansel setiap kali pria itu menelepon karena dia tidak mau mendengar suara Ansel dan malah berakhir rindu.

Bahkan dia menghubungi Ansel kalau ada hal penting yang perlu mereka bicarakan saja. Selain itu, Clara tidak pernah menghubungi Ansel. Gadis itu berpikir kalau mungkin dengan Clara menghindari Ansel maka Ansel akan merasa kehilangan dan menyadari kalau Ansel juga menyukai Clara.

“Jam berapa kamu akan berangkat ke bandara?” tanya Prita.

“Mungkin jam tiga pagi. Aku mendapat jadwal penerbangan pukul lima,” jawab Clara sambil mengedikkan bahunya.

“Baiklah, kalau begitu besok aku akan bangun pagi untuk mengantarmu ke bandara,” ucap Prita lalu menghembuskan napas panjang. “Aku akan sangat merindukanmu.”

Clara dan Prita pun memeluk satu sama lain.

“Aku juga akan sangat merindukanmu, terutama masakan lezatmu,” balas Clara.

Di sisi lain, Ansel baru saja keluar dari ruang rapat ketika dia membaca pesan singkat yang dikirimkan oleh Clara. Ridwan yang mendapati sahabatnya berdiri di depan ruang rapat sambil tersenyum-senyum sendiri pun jadi penasaran dan mengintip apa yang sedang dibaca Ansel dari belakang.

“Wah, jadi Clara akan pulang?!” seru Ridwan, membuat Ansel sontak saja menoleh ke arahnya.

“Apakah kamu harus berteriak seperti itu?” tanya Ansel kesal. “Iya, Clara akan pulang. Dia sudah lulus kuliah dan berencana untuk bekerja di Indonesia saja.”

“Lalu, bagaimana dengan kamu?”

Ansel melirik ke arah Ridwan bingung. “Apanya yang bagaimana?”

Kedua pria itu lantas melangkahkan kaki mereka menuju ke ruang kerja Ansel. Tak mungkin mereka membicarakan masalah pribadi di depan karyawan yang lain. Apalagi, jika menyangkut tentang perasaan.

“Apakah kamu siap untuk bertemu dengan Clara?” tanya Ridwan, lalu duduk di kursi depan meja kerja Ansel.

“Kenapa aku harus tidak siap? Dia adalah keponakanku, tentu saja aku siap untuk bertemu dengan dia,” balas Ansel lalu pura-pura sibuk dengan membaca dokumen-dokumen di mejanya.

Ya, pura-pura. Karena tanpa sepengetahuan Ridwan, nyatanya pertanyaan pria itu membuat otak Ansel tak bisa berhenti meragukan dirinya. Apakah benar Ansel siap untuk bertemu dengan Clara? Pertemuan terakhir Clara dan Ansel bukanlah sebuah pertemuan yang menyenangkan. Mereka bahkan hanya berpamitan di bandara setelah berminggu-minggu tak berbicara pada satu sama lain.

Ridwan memutar bola matanya. “Kita ini berteman tidak satu atau dua hari, Ansel. Tapi, bertahun-tahun. Aku tahu kalau kamu pasti paham dengan apa yang aku maksudkan. Apakah hati kamu siap untuk bertemu dengan Clara?”

Ansel melirik Ridwan tajam. “Ck, kalau kamu ingin membicarakan tentang hal itu lebih baik kamu keluar dari ruanganku sekarang. Aku sibuk, tidak ada waktu untuk membicarakan hal yang tidak penting.”

“Bilang saja kalau kamu masih mencintai Clara,” cibir Ridwan pelan sebelum keluar dari ruang kerja Ansel.

Sepeninggal Ridwan, Ansel termenung. Berpisah dengan Clara dan diabaikan oleh gadis itu membuat Ansel justru menyadari jika dia juga mencintai Clara.

*****

Clara menarik napas dalam-dalam ketika dia menginjakkan kakinya di tanah air yang sudah empat tahun lamanya dia tinggalkan. Dengan senyuman lebar, dia melangkahkan kakinya sambil menarik koper menuju ke gerbang kedatangan. Dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Ansel sebab dia yakin jika sekarang mungkin Ansel sudah berubah pikiran dan menyadari perasaannya untuk Clara.

Gadis itu melambaikan tangannya saat melihat Ansel. Ansel yang menyadari kedatangan Clara pun tersenyum senang dan melambaikan tangannya.

Akan tetapi, senyuman Clara hilang saat dia menyadari jika Ansel tidak datang sendiri. Gadis itu menurunkan tangannya dan mulai menatap datar pada Ansel dan seorang gadis yang berdiri di samping pria itu.

“Bagaimana perjalananmu? Apakah kamu lelah?” tanya Ansel.

Clara tersenyum tipis, lalu memeluk Ansel sekilas. “Aku lelah. Ayo, kita pulang sekarang,” ucapnya dengan nada dingin lalu langsung masuk ke dalam mobil untuk menutupi hatinya yang terasa sakit saat melihat Ansel bersama dengan seorang gadis.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!