Abbey merasa terlalu berani pada laki-laki yang belum jelas asal-usulnya itu. Namun, demi mempertahankan uangnya, apa pun akan dilakukan. Ancaman Van pasti tidak main-main dengan menahan gajinya.
"Siapa namamu?" tanya Abbey setelah melepaskan tangannya.
"Rylee."
"Oh, oke. Rylee, aku mohon turun dari mobilku! Kalau mau menipuku, kamu salah orang. Aku bukan konglomerat atau wanita kaya," jelas Abbey.
"Berikan aku sedikit uang. Aku akan segera turun." Rylee masih saja memaksa.
"Tidak ada uang, Rylee! Aku baru saja dipecat!" bentak Abbey saking kesalnya.
"Kalau aku tidak mendapatkan uang, itu artinya aku putus dengan kekasihku," balas Rylee.
"Aku tidak peduli! Itu urusanmu, bukan urusanku!"
Rylee terlihat sangat polos, padahal sebenarnya laki-laki muda yang berusia 25 tahun itu adalah seorang playboy. Dia juga memiliki gaya hidup yang tidak normal. Suka sekali berganti pasangan dan berfoya-foya. Kehidupannya sangat misterius dan suka sekali mempermainkan wanita. Setiap targetnya harus benar-benar berhasil didapatkan.
"Kalau begitu, aku ikut denganmu. Jadikan aku kekasihmu," jelas Rylee.
"Apa? Memangnya kamu siapa berani mengaturku?"
Tanpa pikir panjang, Abbey turun dari mobil. Dia berniat mengeluarkan Rylee secara paksa. Jika dengan cara halus masih tidak mempan, maka ini solusi terakhir. Dia membuka pintu di mana Rylee duduk.
"Keluar!" perintah Abbey.
"Tidak!"
Abbey menarik tangan Rylee. Dia segera menyilangkan tangan di depan dadanya. Berharap dengan cara itu, wanita yang ditemuinya tidak mudah mengeluarkannya dari mobil.
"Rylee!" pekik Abbey.
"Sudah kubilang kalau tenaga Tante tidak sekuat yang kubayangkan. Tante lemah!"
Abbey gemas. Ingin rasanya mencakar mulut laki-laki muda yang sok tahu itu. Gara-gara Abbey terlihat gemas, sontak Rylee menarik tangannya. Posisinya begitu dekat, tetapi tidak sampai bersentuhan karena Rylee menahan bobot tubuh Abbey dengan baik.
"Jangan panggil aku dengan sebutan Tante!" maki Abbey setelah dia mundur dan memposisikan dirinya dengan baik.
Abbey kembali ke tempat semula. Agaknya memang sulit sekali mengeluarkan Rylee dari mobilnya. Terpaksa dia pun melanjutkan perjalanan menuju ke apartemen.
"Nah, begini kan enak. Bawa aku ke mana pun. Aku laki-laki baik dan tidak nakal. Oh, ya, siapa nama Tante?"
Abbey rasanya ingin mencubit ginjal Rylee karena kesal. Tidak henti-hentinya laki-laki itu memanggilnya tante.
"Abbey, tanpa tante!" balasnya ketus.
"Pantas saja kamu tak kunjung menikah. Kelakuanmu saja seperti itu. Bagaimana pria bisa mendekat kalau kamu saja galak?" Rylee memberanikan diri untuk membuat suasana hati Abbey kesal. Kalau sudah kesal, apa pun akan dilakukan Rylee. Termasuk meminta uang.
Mulai memasuki tempat parkir apartemen, Rylee mulai berkomentar macam-macam. Wajar sebenarnya, tetapi kenyataannya dia bertemu wanita yang tepat.
"Kamu pembohong, Abbey! Ini apartemen elit. Siapa yang tidak tahu tempat ini? Itu artinya kamu punya banyak uang. Baiklah, kalau kamu tidak mau jujur. Adopsi aku!" pinta Rylee memaksa.
Abbey tidak peduli. Sesampainya di basemen, segera mungkin dia mengeluarkan barang-barang untuk dibawa masuk ke unit apartemennya. Berhubung banyak dan tidak mampu dibawa sendiri, Rylee membantu tanpa diminta.
Sesampainya di depan unit apartemen, Abbey menurunkan barang bawaannya untuk membuka sandi akses masuk ke unit apartemennya.
"Sandinya berapa?" tanya Rylee.
"Kamu gak perlu tahu! Ini apartemen punyaku, bukan milik moyangmu!" maki Abbey.
"Baiklah, tak masalah untukku. Asalkan aku masih diizinkan untuk masuk. Tak bisa keluar pun tak masalah."
"Eh, siapa bilang? Kamu dilarang masuk! Ini apartemen wanita." Abbey berkacak pinggang di depan pintu untuk menghalangi Rylee.
"Barangmu masih banyak. Kalau aku tidak membantu, kamu pasti lelah." Ini hanya alasan Rylee saja untuk bisa masuk dan tinggal di sana.
Pada akhirnya, Abbey pun mengalah. Memang semua barangnya masuk ke unitnya, tetapi setelah itu Rylee malah duduk manis di sofa ruang tamu sambil melihat sekeliling ruangan.
"Tugasmu sudah selesai. Keluarlah dari unitku!" Abbey mengusirnya.
"Tidak mau! Aku sudah putus dari kekasihku. Sekarang kamu mengusirku. Enak saja. Tidak bisa!" tolak Rylee.
Abbey menarik napas panjang. Rasa sesal memang tidak bisa diputar ulang, tetapi mau bagaimana lagi. Abbey terjebak dengan laki-laki muda itu.
"Oke. Berapa yang kamu minta?"
Saat Abbey memberikan kemudahan, agaknya ini menjadi kesempatan emas untuk Rylee. Sayang, Rylee tidak semudah itu mau mengikuti permintaan Abbey.
Rylee membuka penutup kepalanya. Terlihat sekali kalau Rylee adalah laki-laki yang tampan. Dia memamerkan senyum dengan deretan gigi putih bersih dan sangat terawat. Jika menelisik, Rylee seperti bukanlah laki-laki biasa. Namun, mengingat kelakuannya yang mencoba menipu Abbey, wanita itu yakin kalau Rylee bukanlah laki-laki baik.
"Cuma wanita beruntung yang bisa melihat ketampanan wajahku," ucap Rylee sambil memandang lekat wajah Abbey.
"Apa maksudmu?" Abbey sudah kehilangan kesabaran.
"Ya, kamulah satu-satunya wanita beruntung yang akan melihatku dari ujung rambut hingga ujung kaki. Aku suka dan aku tidak mau menerima sogokanmu. Aku tidak butuh uang, tetapi butuh kasih sayang," canda Rylee.
"Lelucon macam apa ini, Rylee? Keluar!" Abbey menarik tangan Rylee dan berharap bahwa laki-laki itu segera keluar dari unitnya.
Sekuat apa pun Abbey berusaha mengeluarkan Rylee, laki-laki itu tetap duduk kokoh di sofa. Malah Abbey yang jatuh ke dalam pelukannya. Sesaat keduanya saling bertukar napas. Rylee bersikap biasa karena sudah terbiasa menjadi playboy, tetapi Abbey merasa ada sesuatu yang aneh masuk ke dalam dirinya. Rasa yang tidak pernah dimiliki saat dekat dengan pria lain.
"Lepaskan aku! Jangan mengambil kesempatan dalam kesempitan!" tegas Abbey yang memposisikan tubuhnya kembali.
"Berapa usiamu?" tanya Rylee. Ini adalah pertanyaan penting sebelum menjalin hubungan lebih jauh lagi.
"Apakah itu penting untukmu?"
"Tidak juga, tetapi terlihat sekali kalau kamu sangat kaku. Tidak berpengalaman menjalin hubungan. Juga terlihat kalau kamu pernah patah hati," ujar Rylee mencoba menebak sekenanya.
Abbey merasa malu. Seolah kehadiran Rylee mencoba menguliti dirinya yang sangat tertutup. Entah ini sebuah keberuntungan atau kesialan.
"Kalau begitu, jawab saja pertanyaanku. Berapa usiamu?" Kini giliran Abbey yang penasaran.
"Ck, sungguh tidak kreatif sekali. Cobalah untuk bertanya padaku, tetapi tidak meniru pertanyaanku padamu."
"Jawab atau tidak!" Abbey menonjolkan sisi galaknya.
Rylee bukannya menjawab, dia malah prefer untuk membuka Hoodie-nya. Abbey pikir kalau laki-laki itu menggunakan kaos di dalamnya, tetapi dia salah. Tubuhnya yang dikira polos, ternyata terpampang jelas di hadapan Abbey.
Berotot, berkulit putih, dipenuhi tato di dada, perut perbatasan antara pusar dan aset kehidupan, serta di kedua lengannya. Abbey hampir tidak bisa bernapas karena keindahan tubuh Rylee. Seketika dia membeku.
"Sudah kuduga kalau para wanita akan senang melihat tubuhku yang luar biasa ini. Jadi, berapa usiamu?" Rylee masih mengulang pertanyaan yang sama, tetapi Abbey mencoba tetap tenang dan berusaha mengambil Hoodie itu agar dipakai kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
🍒⃞⃟•§¢•🎀CantikaSaviraᴳᴿ🐅
itu nama apa g ketuker...harusnya Relly itu yg cewex..Abbey iku cowox
2023-09-15
1
Baby_Miracles
busyet, ini orang ya? kl aku mah aku tendang😂🤣🤣 rylee ... rylee. Udah aku kirimin bunga dan iklan
2023-07-24
0
Isma Ismawati
Wah serasa baca novel terjemahan, semangat aksk🥰
2023-07-24
0