Wajah Van terlihat semringah. Berbanding terbalik dengan sang istri tampak tidak senang karena Abbey kembali lagi.
"Lihatlah wajahmu! Sebahagia itu kamu mendengarnya kembali," cibir Helen.
"Helen, jangan salah paham dulu. Ini hanya profesional kerja antara bos dan karyawan, Sayang. Percayalah!" Van berusaha membuat istrinya mengerti.
Sekitar beberapa menit kemudian, pintu ruangan pun diketuk. Abbey segera masuk ditemani oleh Rylee yang sengaja digunakan untuk menjadi perisainya melawan kelaliman Van.
"Abbey? Kamu datang dengan siapa?" tanya Van heran. Senyuman yang semula merekah mendadak hilang.
Sementara Helen terlihat tidak peduli pada Abbey maupun laki-laki yang bersamanya. Alangkah baiknya kalau Abbey memang hengkang dari perusahaan suaminya daripada membuat Helen selalu overthinking.
"Aku ke sini untuk mengambil gaji dan pesangonku. Kalau kamu tidak mau memberikannya saat ini juga, bisa kupastikan–"
"Abbey, apa maksudmu? Baru datang lalu mengancam suamiku." Helen tidak terima.
"Wah, ini kebetulan sekali! Aku ke sini hanya untuk menagih hakku yang ditahan oleh suamimu. Oh, ya, sebaiknya kamu pikir ulang untuk bertahan dengannya, Helen. Mungkin kamu akan menyesal di kemudian hari karena bertahan dengan pria pembohong sepertinya," jelas Abbey membuat Van bangkit dari tempat duduknya.
Rylee sendiri masih membaca situasi. Untuk saat ini dia belum berguna karena keributan masih di dominasi pasangan suami istri dan wanitanya.
"Jaga ucapanmu, Abbey! Akan kuberikan gaji dan pesangonmu. Tunggu aku hubungi bagian keuangan dulu!" ujar Van.
Ternyata momen tidak mengenakan ini benar-benar terjadi. Tanpa menunggu lama, Van segera menyampaikan pada Abbey bahwa uangnya sudah ditransfer.
"Silakan cek rekeningmu!" perintah Van.
"Oh, jadi, kamu datang ke sini hanya untuk mengemis pada suamiku!" sindir Helen.
"Jaga ucapan Anda, Nyonya!" sentak Rylee.
Helen baru memperhatikan laki-laki yang tampan sedang bersama Abbey. Mungkinkah itu kekasih Abbey? Terlihat muda, tampan, dan menarik. Suaminya bahkan tidak semanis laki-laki itu.
"Oh, siapa kamu?" Rasa penasaran Helen tergugah.
Inilah saatnya Abbey membalas semua kelakuan Helen saat mereka reuni kala itu. Dia bersama Thanos menghinanya habis-habisan. Dia juga tidak tahu bahwa semua yang dialami Abbey adalah karena ulah Van sendiri.
"Calon suamiku," jawab Abbey tegas.
Helen terkejut. Dia mencoba tetap tenang, tetapi malah dalam dirinya begitu resah. Abbey mendapatkan sosok laki-laki sempurna dan menarik.
"Oh, ya, karena rekeningku sudah berisi pesangon dan gajiku bulan lalu, sebaiknya kami pergi. Oh, ya, Helen, jangan lupa kabari aku kalau ada pertemuan teman-teman kita. Aku akan memperkenalkan calon suamiku pada mereka. Setidaknya tahu alasanku, mengapa aku belum menikah?" lanjut Abbey.
Sepertinya Rylee mencoba mencari kesempatan dalam kesempitan. Dia mendekati Abbey lalu memeluk pinggangnya dari samping. Bukannya menolak, respon Abbey malah sebaliknya. Pasrah tanpa perlawanan. Sentuhannya membuat Abbey melayang sejenak hingga Van bersuara.
"Datanglah ke rumah kami esok malam. Aku akan menjamu teman-teman Helen. Sudah lama sekali kalian tidak datang ke rumah kami," ujar Van tanpa meminta persetujuan Helen.
Justru kali ini Helen yang kebakaran jenggot. Apa dia sanggup melihat kebahagiaan Abbey? Padahal selama ini, baik dia maupun Thanos selalu merendahkannya. Intinya Helen tidak menerima kekalahan.
"Van! Aku belum melakukan persiapan apa pun," ucap Helen untuk menolak permintaan suaminya.
"Jangan khawatir, Helen. Biar aku yang mengundang kalian. Akan kupikirkan di mana tempat yang cocok supaya kita bisa makan bersama dan saling mengenal satu sama lain." Bagi Abbey, Rylee seolah memiliki kekuatan tersendiri.
"Baiklah, kami pamit dulu. Nanti calon istriku akan mengabari kalian." Tangan Rylee sudah berpindah menggenggam erat tangan Abbey.
Setelah Abbey keluar bersama laki-laki tampan itu, Helen semakin kesal pada Van. Sepertinya ada bagian penting suaminya yang terlewatkan.
"Van, kamu yakin tidak melakukan sesuatu pada Abbey? Jawab!"
"Apa maksudmu, Helen?"
"Kamu sering main mata dengannya, bukan? Aku tahu kalau Abbey itu jujur. Kurasa kamulah yang tidak jujur di sini. Awas saja, Van! Kalau sampai kamu terbukti melakukan sesuatu di belakangku, bisa kupastikan kamu akan kehilangan segalanya. Jangan macam-macam!" Helen mengultimatum.
Sementara Abbey melepaskan genggaman tangan Rylee. Dia mencoba mentralisir tubuhnya yang perlahan mulai kena pengaruh pesona Rylee. Sebagai wanita normal yang belum pernah merasakan sentuhan selembut itu, tentu saja membuat Abbey terlena.
"Jangan lakukan hal-hal mendadak seperti itu lagi, Rylee!" pesan Abbey sebelum mereka masuk ke mobil.
"Kenapa? Bukankah itu cara yang ampuh untuk meyakinkan mereka bahwa kita menjalin hubungan?" tanya Rylee setelah duduk manis di kursi kemudi.
"Sekarang apa yang harus kita lakukan? Aku terlanjur keceplosan mengundang mereka, Rylee."
Sepertinya kedewasaan seolah tertukar sekarang. Rylee mendominasi peran dalam drama yang dibuat Abbey. Sementara Abbey sendiri seolah salah memilih jalan. Hanya saja semua itu sudah terlanjur dan pihak Helen maupun Van sudah tahu. Sebentar lagi Thanos pasti tahu dan mencoba merendahkannya lagi.
"Ajak saja mereka ke klub malam. Setidaknya suara bising akan mengurangi omongan mereka yang membosankan itu," saran Rylee.
Rylee adalah paket komplit. Selain dia bertato, kalau soal alkohol dia pun kuat. Sementara Abbey, bahkan menyentuh seujung kuku alkohol saja tidak pernah.
"Gila kamu! Aku tidak mau! Aku tidak bisa minum alkohol," tolak Abbey.
Rylee yang berniat untuk mengemudikan mobil mendadak punya pikiran licik. Sebagai playboy yang selalu tepat sasaran, kali ini sedikit berjuang untuk mendapatkan Abbey. Wanita unik yang semakin membuat Rylee tertantang.
"Abbey, tatap mataku sebentar saja!" pinta Rylee.
Abbey pun menurut. Pandangan mata mereka beradu. Jantung Abbey seakan jungkir balik. Serumit inikah menjalin hubungan dengan berondong?
"Oh, ya, ampun! Kurasa jantungku mulai tidak aman. Ingat, Abbey! Rylee hanya sarana balas dendam. Jangan sampai kamu terjebak dalam pesonanya! Kalaupun kamu sudah tenggelam, tidak akan mungkin bisa bangkit lagi. Percayalah! Rylee terlalu sempurna!" batin Abbey yang mencoba menahan diri untuk tetap bisa memandangi Rylee dengan tenang.
Nyatanya usaha Abbey gagal karena mendadak Rylee memberikan kecupan. Abbey tidak merespon karena terpaku dengan sentuhan lembut bibir Rylee yang belum pernah didapatkan dari pria lain, termasuk Thanos. Ciumannya kala itu hanya sebatas sebuah hasrat belaka. Bukan dengan cinta ataupun perasaan.
"Kurasa kamu tidak berpengalaman sama sekali," ujar Rylee setelah melepaskan kecupan itu.
"Rylee! Kurang ajar sekali!" maki Abbey.
Rylee cengengesan. "Pantas saja kamu ditinggalkan dan tidak bisa move on. Begitu saja tidak merespon. Harusnya kamu belajar lebih cerdas lagi dan buat mantan kekasihmu itu tergila-gila padamu. Jangan terlalu polos! Pada dasarnya yang polos akan kalah dengan pemberani. Tunjukkan bahwa kamu mampu mengobrak-abrik pertahanan lawan. Tidak perlu dengan bualan atau apa pun itu. Cukup balas dengan tindakan yang mematikan. Kamu harus belajar banyak padaku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Ainisha_Shanti
that's right Abby, belajar pada yang ahli 😂😂😂
2023-06-09
1