Bab 5 - Berbohong Demi Bimo

...༻〇༺...

Acha memasang mimik wajah serius. Karena menyukai Bimo, tidak mungkin dia memberikan nomor wa milik cowok itu dengan mudah. Apalagi sampai menyebarnya pada orang banyak.

"Gue nggak bisa kasih nomor wa Kak Bimo sama kalian!" ungkap Acha.

"Kenapa, Cha?" tanya Baby. Salah satu teman sekelas Acha.

"Karena Kak Bimo udah punya pacar!" kata Acha berbohong. Semua temannya langsung kaget.

"Yang benar? Dari mana lo tahu?" tanya Nabila. Teman sekelas Acha yang lain.

"Karena gue sudah tinggal satu rumah bareng dia, ya gue tahu lah. Gue lihat ceweknya Kak Bimo keren. Kayaknya anak kuliahan deh." Acha mengibuli semua teman-temannya. Itu semua dia lakukan agar Bimo tetap jomblo seperti sekarang.

Semua teman Acha tampak mendengus kecewa. Mereka segera bubar dari hadapan Acha. Gadis itu lantas duduk dengan senyuman puas di wajahnya.

"Gue sudah menduga dari awal. Cowok kayak Kak Bimo nggak mungkin jomblo," cetus Sitha. Sejak MOS dilaksanakan, dia memang terus menjadi teman baik Acha. Sitha bahkan menjadi teman sebangku cewek tersebut.

"Iyakan?" tanggap Acha.

"Tapi biarpun begitu, katanya mereka akan tetap nonton pertandingan basket Kak Bimo pas pulang sekolah nanti," ucap Sitha.

"Itu bagus kan. Begitu yang namanya penggemar. Mendukung segala hal yang dilakukan idolanya. Termasuk kehidupan pribadi."

"Cih! Sok dewasa banget sih lo." Sitha mendorong pundak Acha karena sebal. Gadis tersebut lantas hanya tergelak kecil. Tak lama kemudian bel pertanda masuk kelas berbunyi. Guru yang mengajar segera masuk ke kelas Acha.

...***...

Ketika pulang sekolah, Acha tidak mau ketinggalan menonton pertandingan basket antar sekolah. Dia dan Sitha menonton bersama.

Bimo sebenarnya sudah memberitahu Acha untuk pulang lebih dulu. Namun Acha menolak dan tak mau pulang duluan.

Kaum hawa bersorak riuh ketika melihat tim basket muncul. Hal serupa juga dilakukan Acha. Atensinya tertuju ke arah Bimo yang tampak gagah berjalan dengan setelan baju basketnya.

Acha juga akan bertepuk tangan dan berteriak seperti yang lain saat Bimo memasukkan bola ke ring. Ia melihat cowok itu sudah basah dengan keringat.

Bimo juga terlihat tersengal-sengal. Sesekali dia berdiri sambil memegangi lutut karena ingin beristirahat.

'Kak Bimo pasti capek. Gue harus belikan minuman dingin buat dia,' batin Acha seraya beranjak dari tempat duduk.

"Eh! Lo mau kemana?" tegur Sitha.

"Gue mau beli minuman," sahut Acha.

"Belikan gue satu ya!" pinta Sitha. Acha pun menanggapi dengan acungan jempol sebagai pertanda setuju.

Acha berlari menuju kantin. Dia memeriksa minuman yang ada di kulkas. Dahinya berkerut saat melihat minuman segar sudah habis. Hanya minuman jenis susu yang tersisa.

"Bi! Ini minumannya tinggal ini?" Acha bertanya pada Bi Rina si penjual di kantin.

"Iya, Dek. Baru aja ludesnya. Tinggal susu aja," balas Bi Rina.

Acha menghela nafas panjang. Dia memilih membeli minuman ke toko yang ada di seberang sekolahan. Acha rela pergi jauh demi Bimo.

Untung saja minuman segar di toko yang didatangi Acha masih banyak. Dia sangat senang dan langsung membelinya.

Ponsel Acha mendadak berdering. Dia menerima panggilan dari Sitha. Temannya itu memberitahu kalau pertandingan sudah berakhir.

Buru-buru Acha pergi ke lapangan indoor. Dia ingin memberikan Bimo minuman segar secepat mungkin. Karena Acha yakin, cowok tersebut pasti lelah dan haus. Cewek itu segera berlari cepat dengan penuh semangat.

Sesampainya di lapangan indoor, semangat Acha seketika runtuh. Dia mematung di tempat. Ia kini menyadari satu kenyataan. Ternyata bukan hanya dirinya yang berpikir ingin membelikan minuman untuk Bimo. Namun juga sebagian siswi lainnya yang menonton pertandingan basket. Pantas saja minuman segar di kantin habis.

Saking banyaknya dapat minuman, Bimo sampai harus membagikannya pada seluruh anggota tim basket sendiri bahkan tim musuh. Acha juga melihat Bimo tampak mengobrol dengan cewek cantik. Tidak! Acha tidak hanya melihat satu cewek cantik. Tetapi beberapa cewek lainnya.

Acha tak cemburu karena Bimo terlihat mengobrol dengan para cewek itu bersama rekan tim basketnya. Lagi pula dari lambang di seragamnya, semua cewek yang mengobrol dengan Bimo adalah anak kelas tiga. Teman seangkatan Bimo sendiri.

"Cha! Gue keliling cariin lo loh tadi." Sitha datang. Dia langsung mengambil salah satu minuman yang ada di tangan Acha. "Thanks minumannya!"

Sitha membuka tutup botol minuman. Saat itulah keningnya mengernyit. Ia tertuju pada jumlah minuman yang dibeli Acha.

"Eh, kenapa lo beli tiga?" tukas Sitha.

"I-ini buat--"

"Jangan bilang lo beliin buat Kak Bimo juga!" potong Sitha menebak. "Mending kasih ke tukang bersih lapangan aja, Cha. Kak Bimo udah dapat banyak," ujarnya.

"Enggak! Gue nggak beli ini buat Kak Bimo kok! Gue tahu kali dia banyak dibelikan minuman sama fans-fansnya itu. Lo benar kok! Gue beli ini buat tukang bersih lapangan." Acha membantah dengan wajah memerah.

"Cha!" Bimo tiba-tiba memanggil. Dia terlihat sudah membubarkan kelompok mengobrolnya. Sekarang Bimo berjalan ke arah Acha.

"Sumpah! Lo beruntung banget, Cha. Bisa jadi adiknya Kak Bimo. Jujur gue penasaran, lo nggak jatuh cinta sama dia?" tanya Sitha berbisik.

"Gila lo! Di-dia kakak gue! Mana mungkin gue begitu!" Acha langsung membantah. Ia juga tergagap karena Bimo yang berjalan kian dekat. Sungguh, Acha jadi salah tingkah.

"Cha, muka lo merah banget kayak tomat matang," ucap Sitha.

"Bacot lo!" Acha salah tingkah. Sitha hanya merespon dengan membulatkan mata.

Bersamaan dengan itu, Bimo datang. "Cha! Aku tadi melihatmu nonton kami main," serunya.

"Iya, Kak. Aku penasaran. Ternyata Kak Bimo hebat banget!" Acha berusaha bersikap normal. Ia mengacungkan jempol sambil tersenyum lebar.

"Iya! Kak Bimo hebat!" Sitha yang masih berdiri di samping Acha, ikut memuji.

"Thanks," ungkap Bimo sembari tersenyum singkat. Dia menatap Acha. "Tunggu di parkiran ya! Aku mau ambil tas dulu," ujarnya.

Acha mengangguk. Dia terlihat masih memegang dua botol minuman. Perhatian Bimo lantas tertuju ke sana.

"Kau belikan minuman itu buatku?" tebak Bimo.

"Em... Anu..." Acha bingung.

"Nggak, Kak! Katanya Acha beliin minuman ini buat Bang Sholeh." Sitha lebih dulu menjawab pertanyaan Bimo. Mendengar hal itu, Acha terperangah. Gadis tersebut terpaksa mengiyakan.

"Yang benar? Ya sudah. Sini! Biar aku yang kasihkan minumannya ke Bang Sholeh," kata Bimo seraya mengambil salah satu minuman dari tangan Acha.

"Ma-makasih, Kak..." Acha tersenyum kecut. Dia terpaksa setuju.

Setelah Bimo pergi, Acha menatap malas Sitha. Temannya itu malah cengengesan sambil sesekali meminum minumannya.

Acha mendengus kasar. Dia dan Sitha beranjak dari lapangan.

Terpopuler

Comments

Adifaa Ashlnfauzh

Adifaa Ashlnfauzh

irii bgt sama achaaa

2023-09-17

0

Nunu

Nunu

kokkyk nya Bimo nya juga suka Ama acha

2023-06-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Pacar Khayalan
2 Bab 2 - Pernikahan Mamah
3 Bab 3 - Pindahan
4 Bab 4 - Berbunga-Bunga
5 Bab 5 - Berbohong Demi Bimo
6 Bab 6 - Tertidur Di Kamar Kakak Tiriku
7 Bab 7 - Adik Arum Manis
8 Bab 8 - Belajar Bersama
9 Bab 9 - Ciuman Pertama
10 Bab 10 - Garasi
11 Bab 11 - Di Bawah Umur
12 Bab 12 - Pengagum Rahasia
13 Bab 13 - True Colors
14 Bab 14 - Bad Boy Garis Keras
15 Bab 15 - Bersembunyi & Melihat
16 Bab 16 - Pengakuan Bimo
17 Bab 17 - Bertemu Alandra Fatih
18 Bab 18 - Badboy Lainnya
19 Bab 19 - Domba VS Serigala
20 Bab 20 - Alasan Bimo
21 Bab 21 - Cowok Di Sekeliling Acha
22 Bab 22 - Dibonceng Alan
23 Bab 23 - Hubungan Alan & Ezra
24 Bab 24 - Tiga Cowok Aneh
25 Bab 25 - Membeli Rok Baru
26 Bab 26 - Detak Jantung Bimo
27 Bab 27 - Bertengkar
28 Bab 28 - Tidak Ada Surat
29 Bab 29 - Pengakuan Acha
30 Bab 30 - Pengakuan Ezra
31 Bab 31 - Pacar Pertama Acha
32 Bab 32 - Serangan Bimo
33 Bab 33 - Putra Gubernur
34 Bab 34 - Baru Tahu
35 Bab 35 - Jebakan Alan [Bonus Visual]
36 Bab 36 - Jebakan Alan [2]
37 Bab 37 - Bantuan
38 Bab 38 - Kembalinya Pengagum Rahasia
39 Bab 39 - Memilih Klub Sekolah
40 Bab 40 - Telepon Dari Alan
41 Bab 41 - Berantakan
42 Bab 42 - Video Viral
43 Bab 43 - Fakta Lain
44 Bab 44 - Ikut Bimo
45 Bab 45 - Sisi Pengecut
46 Bab 46 - Opsi Acha
47 Bab 47 - Pelukan Acha
48 Bab 48 - Kebenaran Tentang Ezra
49 Bab 49 - Tergagap Karenanya
50 Bab 50 - Pelukan Acha Lagi
51 Bab 51 - Tidur Bersama?
52 Bab 52 - Tak Bisa Menahan Lagi
53 Bab 53 - Tak Membuat Pilihan?
54 Bab 54 - Masalah Keluarga
55 Bab 55 - Bersama Ezra
56 Bab 56 - Hari Kelulusan
57 Bab 57 - Obrolan Bersama Alan
58 Bab 58 - Pilihan Acha [Akhir]
59 Bab 59 - Season 2 [Sambutan Di Hari Pertama]
60 Bab 60 - Season 2 [Berduaan Di Asrama]
61 Bab 61 - Season 2 [Pasien Bernama Alan]
62 Bab 62 - Season 2 [Bertemu Rival]
63 Bab 63 - Season 2 [Perubahan Ezra]
64 Bab 64 - Season 2 [Goresan Di Tangan Alan]
65 Bab 65 - Season 2 [Takut]
66 Bab 66 - Season 2 [Tidur Satu Kamar]
67 Bab 67 - Season 2 [Pasien Tetap]
68 Bab 68 - Season 2 [Hanya Dia Dokterku]
69 Bab 69 - Season 2 [Cerita Alan]
70 Bab 70 - Season 2 [Pacar Ezra]
71 Bab 71 - Season 2 [Bantuan Lagi]
72 Bab 72 - Season 2 [Berbahaya?]
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 - Pacar Khayalan
2
Bab 2 - Pernikahan Mamah
3
Bab 3 - Pindahan
4
Bab 4 - Berbunga-Bunga
5
Bab 5 - Berbohong Demi Bimo
6
Bab 6 - Tertidur Di Kamar Kakak Tiriku
7
Bab 7 - Adik Arum Manis
8
Bab 8 - Belajar Bersama
9
Bab 9 - Ciuman Pertama
10
Bab 10 - Garasi
11
Bab 11 - Di Bawah Umur
12
Bab 12 - Pengagum Rahasia
13
Bab 13 - True Colors
14
Bab 14 - Bad Boy Garis Keras
15
Bab 15 - Bersembunyi & Melihat
16
Bab 16 - Pengakuan Bimo
17
Bab 17 - Bertemu Alandra Fatih
18
Bab 18 - Badboy Lainnya
19
Bab 19 - Domba VS Serigala
20
Bab 20 - Alasan Bimo
21
Bab 21 - Cowok Di Sekeliling Acha
22
Bab 22 - Dibonceng Alan
23
Bab 23 - Hubungan Alan & Ezra
24
Bab 24 - Tiga Cowok Aneh
25
Bab 25 - Membeli Rok Baru
26
Bab 26 - Detak Jantung Bimo
27
Bab 27 - Bertengkar
28
Bab 28 - Tidak Ada Surat
29
Bab 29 - Pengakuan Acha
30
Bab 30 - Pengakuan Ezra
31
Bab 31 - Pacar Pertama Acha
32
Bab 32 - Serangan Bimo
33
Bab 33 - Putra Gubernur
34
Bab 34 - Baru Tahu
35
Bab 35 - Jebakan Alan [Bonus Visual]
36
Bab 36 - Jebakan Alan [2]
37
Bab 37 - Bantuan
38
Bab 38 - Kembalinya Pengagum Rahasia
39
Bab 39 - Memilih Klub Sekolah
40
Bab 40 - Telepon Dari Alan
41
Bab 41 - Berantakan
42
Bab 42 - Video Viral
43
Bab 43 - Fakta Lain
44
Bab 44 - Ikut Bimo
45
Bab 45 - Sisi Pengecut
46
Bab 46 - Opsi Acha
47
Bab 47 - Pelukan Acha
48
Bab 48 - Kebenaran Tentang Ezra
49
Bab 49 - Tergagap Karenanya
50
Bab 50 - Pelukan Acha Lagi
51
Bab 51 - Tidur Bersama?
52
Bab 52 - Tak Bisa Menahan Lagi
53
Bab 53 - Tak Membuat Pilihan?
54
Bab 54 - Masalah Keluarga
55
Bab 55 - Bersama Ezra
56
Bab 56 - Hari Kelulusan
57
Bab 57 - Obrolan Bersama Alan
58
Bab 58 - Pilihan Acha [Akhir]
59
Bab 59 - Season 2 [Sambutan Di Hari Pertama]
60
Bab 60 - Season 2 [Berduaan Di Asrama]
61
Bab 61 - Season 2 [Pasien Bernama Alan]
62
Bab 62 - Season 2 [Bertemu Rival]
63
Bab 63 - Season 2 [Perubahan Ezra]
64
Bab 64 - Season 2 [Goresan Di Tangan Alan]
65
Bab 65 - Season 2 [Takut]
66
Bab 66 - Season 2 [Tidur Satu Kamar]
67
Bab 67 - Season 2 [Pasien Tetap]
68
Bab 68 - Season 2 [Hanya Dia Dokterku]
69
Bab 69 - Season 2 [Cerita Alan]
70
Bab 70 - Season 2 [Pacar Ezra]
71
Bab 71 - Season 2 [Bantuan Lagi]
72
Bab 72 - Season 2 [Berbahaya?]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!