...༻〇༺...
Berbeda dengan Acha, Bimo hanya sedikit terkejut. Dia langsung tersenyum saat melihat Acha.
"Halo, Acha... Makin cantik aja kamu," sapa Rizal sambil mendekat ke meja makan. Acha lantas mencium punggung tangannya.
"Oh iya, kenalkan ini anak Om. Namanya Bimo. Dan Bimo, ini Acha. Adik cantik yang sering Papah bicarakan." Rizal memperkenalkan Acha dan Bimo secara bergantian.
"Hai, Cha. Ketemu lagi kita." Bimo mengulurkan tangan ke arah Acha.
"I-iya, Kak." Dengan canggung Acha menyambut tangan Bimo untuk bersalaman.
"Ketemu lagi?" Mira jadi penasaran saat mendengar perkataan Bimo.
"Oh iya, aku lupa kasih tahu. Acha kan melanjutkan sekolah ke SMA Gisatya. Nah... Kebetulan Bimo juga sekolah di sana. Iyakan, Bimo?" ujar Rizal menjelaskan yang langsung di-iyakan oleh sang putra.
"Benarkah? Itu bagus. Apa kalian sudah bertemu, Cha?" Mira lantas bertanya pada Acha.
"Sudah, Mah." Acha menjawab dengan senyuman dan anggukan.
"Bisa kebetulan gitu ya. Ini bagus dong. Itu berarti Bimo bisa jagain Acha pas di sekolah," ucap Mira. "Ayo kita duduk! Malah keterusan ngobrol," sarannya. Dia dan semua orang segera duduk ke kursi masing-masing.
"Atau sebaliknya, Mir. Acha juga bisa jagain Bimo. Dia cukup sering bikin ulah soalnya," ucap Rizal.
"Papah!" Bimo langsung menegur. Rizal dan Mira sontak tergelak.
Sedangkan Acha hanya tersenyum. Dia sejak tadi tak bisa mengalihkan pandangan dari Bimo. Namun Acha menundukkan kepala saat Bimo melihat ke arahnya.
Makan malam berjalan lancar. Rizal dan Mira menjadi orang yang lebih banyak bicara. Karena itu mereka menyarankan Bimo dan Acha menghabiskan waktu ke depan televisi.
"Aku mau bantu Mamah dulu beres-beres," ujar Acha yang terbiasa membantu sang ibu.
"Nggak usah, Cha. Kali ini biarin Rizal yang bantuin Mamah," tolak Mira. "Kamu sama Bimo duluan aja ke ruang tengah," sarannya.
"Udah, Cha. Kita harus peka. Papahku sama Mamahmu sedang pengen berduaan. Ayo kita pergi!" ajak Bimo.
"Bimo! Kamu kenapa ngomong begitu? Tapi itu benar sih," canda Rizal. Dia langsung mendapat pukulan pelan dari Mira. Wajah perempuan itu memerah malu. Keduanya memang seperti pasangan anak muda yang kasmaran.
"Ish! Mamah sama Om Rizal mulai nggak tahu malu deh," komentar Acha. Dia dan Bimo segera beranjak dari meja makan. Keduanya melangkah beriringan. Lalu duduk ke sofa yang ada di depan televisi.
Acha membisu. Dia sesekali mencuri pandang pada Bimo yang terlihat mencari channel di televisi.
'Sumpah! Gue nggak bisa bayangin dia jadi kakak tiri. Gue sama Kak Bimo akan tinggal bareng kan? Otomatis kami akan ketemu setiap hari. Aaarghhh! Ini gila!' Acha greget sendiri. Dia memegangi wajahnya karena merasa malu memikirkan sesuatu yang belum terjadi.
"Gimana sama MOS tadi? Seru nggak menurut lo?" celetuk Bimo. Memulai pembicaraan.
Acha tersentak kaget. Dia bergegas merubah posisi tubuh dalam keadaan normal.
"Seru kok, Kak! Banget malah," sahut Acha.
"Bagus deh. Sekarang masa orientasi memang nggak boleh siksa menyiksa kayak zaman dulu. Karena kami diawasi sama guru juga," jelas Bimo.
Acha menanggapi dengan anggukan sambil melantunkan oh yang panjang.
"Kak Bimo ngambil jurusan apa?" tanya Acha.
"IPA, kalau kau?" tanggap Bimo.
"Sama, Kak." Acha tersenyum lebar. Dia merasa senang Bimo bicara sopan kepadanya. Tidak menggunakan bahasa gaul seperti sebelumnya. Mungkin Bimo melakukan itu setelah mengetahui Acha adalah calon adik tirinya.
Bimo membalas tatapan Acha. Dia berkata, "Kalau begitu, kau harus hati-hati sama Bu Fisyah. Dia guru Fisika yang killer."
"Siap, Kak!" Acha bersemangat sembari mengacungkan jempol.
"Lucunya." Bimo mengusap lembut puncak kepala Acha.
Deg!
Jantung Acha seketika berdebar lebih kencang. Dia semakin terpesona akan sosok Bimo.
Bimo berhenti mengusap puncak kepala Acha ketika acara televisi yang disukainya dimulai. Cowok itu segera fokus untuk menonton.
"Kak! Aku ke toilet dulu," imbuh Acha.
"Iya," sahut Bimo.
Acha lantas beranjak. Setibanya di toilet, dia menyandar ke pintu. Tubuhnya meluncur ke lantai. Dia terduduk di sana.
"Ya ampun! Hati gue meleyot. Kak Bimo benar-benar mirip banget sama Rasya. Nggak hanya dari wajah, tapi sikapnya juga..." gumam Acha. Rasya sendiri adalah nama yang diberikannya pada pacar khayalan.
Acha tak berhenti memegangi dada. "Ah kalau begini kehidupan gue bakalan nggak karuan..." ucapnya lagi.
Puas melampiaskan perasaan bahagianya, Acha kembali ke depan televisi. Duduk ke sebelah Bimo.
Selain makan malam, kala itu Rizal dan Mira juga membahas soal pernikahan mereka. Keduanya juga tak lupa membicarakannya pada Bimo dan Acha.
Bimo setuju-setuju saja dengan rencana ayahnya dan calon ibu tirinya. Kini Rizal dan Mira tinggal menunggu jawaban Acha. Sebab sejak tadi gadis itu hanya terdiam.
Acha tentu sedang berpikir. Mengingat dia baru mengetahui kalau calon kakak tirinya adalah Bimo. Cowok yang sekarang disukai Acha.
"Cha? Kau setuju kan kalau kita semua bersatu jadi keluarga?" tanya Mira. Dia bingung kenapa Acha terkesan ragu. Sebab putrinya tak pernah begitu sebelumnya.
Semua orang sekarang menatap Acha. Termasuk Bimo sendiri. Mereka menunggu jawaban dari cewek itu.
"Iya. Aku setuju." Acha memilih setuju. Dia terpaksa karena tidak mau mengecewakan semua orang. Acha juga sadar diri kalau Bimo tidak menyukainya seperti dirinya menyukai cowok itu.
"Kena kalian. Tegang banget ya." Acha berlagak kalau apa yang dilakukannya tadi adalah candaan.
"Astaga, Cha. Tega ya kamu ngeprank Mamah sama Om Rizal," tukas Mira. Dia dan Rizal terkekeh senang bersama.
Beberapa hari kemudian, pernikahan Mira dan Rizal terjadi. Acara resepsi dilakukan secara sederhana. Hanya dihadiri keluarga dan kerabat dekat.
Teman-teman sekolah Bimo dan Acha juga ada yang datang. Karena itu, semua orang tahu Bimo dan Acha adalah saudara tiri. Tidak ada yang menutupi perihal hubungan tersebut.
Hanya satu hal yang sekarang berusaha ditutupi serapat mungkin. Yaitu perasaan cinta Acha kepada Bimo. Mulai besok, Acha harus menerima kehadiran Bimo yang akan tinggal satu atap dengannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Kristina Sinambela
tes......
2023-06-07
0
Nunu
komen pertama nih 😀 lanjut thorr...
2023-06-07
1